Biaya Tukang Bangun Rumah Desa Sistem Borongan, Sebuah Panduan Lengkap

1 month ago 22

Liputan6.com, Jakarta Membangun rumah di desa seringkali menjadi pilihan menarik, namun perencanaan anggaran yang matang, terutama untuk biaya tenaga kerja, adalah kunci utama. Ada dua sistem pembayaran utama yang lazim digunakan untuk tukang bangunan di Indonesia: sistem harian dan sistem borongan. Memahami perbedaan dan implikasi dari kedua sistem ini sangat penting untuk mengelola proyek pembangunan rumah Anda secara efisien.

Khususnya di daerah pedesaan, biaya tukang bangun rumah desa sistem borongan seringkali menjadi pilihan favorit karena menawarkan kepastian biaya yang lebih jelas di awal. Namun, detail perhitungan dan faktor-faktor yang memengaruhinya perlu dipahami agar tidak terjadi pembengkakan anggaran atau kesalahpahaman.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai biaya tukang bangun rumah desa sistem borongan, membandingkannya dengan sistem harian, serta mengidentifikasi faktor-faktor krusial yang memengaruhi total pengeluaran. Informasi ini diharapkan dapat menjadi panduan komprehensif bagi Anda yang berencana membangun atau merenovasi properti di pedesaan. Berikut Liputan6.com merangkumnya dikutip dari berbagai sumber, Selasa (5/8/2025).

Sistem Pembayaran Tukang Bangun Rumah

Dalam dunia konstruksi, pemilihan sistem pembayaran tukang sangat menentukan bagaimana anggaran tenaga kerja akan dialokasikan. Dua metode yang paling umum adalah sistem harian dan sistem borongan, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Pemahaman mendalam tentang kedua sistem ini akan membantu pemilik rumah membuat keputusan yang tepat sesuai kebutuhan proyek.

Berikut adalah penjelasan mengenai kedua sistem pembayaran tersebut:

  • Sistem Harian: Pada sistem ini, tukang dibayar per hari kerja. Pembayaran dilakukan saat tukang bekerja, dan sistem ini cocok untuk proyek kecil atau renovasi. Kisaran upah harian umumnya antara Rp100.000 hingga Rp250.000, tergantung lokasi dan pengalaman tukang. Rumus untuk menghitung total biaya harian adalah: (Upah harian × jumlah tukang) × total hari kerja.
  • Sistem Borongan: Dalam sistem borongan, tukang dibayar berdasarkan total pekerjaan yang disepakati, menjadikannya ideal untuk pembangunan rumah baru atau proyek berskala besar. Ada dua jenis perhitungan biaya borongan:
    • Borongan Tenaga (tanpa material): Biaya dihitung berdasarkan luas bangunan, dengan kisaran antara Rp100.000 hingga Rp250.000 per meter persegi (m²). Rumus perhitungannya adalah: Luas bangunan (m²) × harga borongan per m².
    • Borongan Tenaga dan Material: Biaya sudah termasuk tenaga kerja dan bahan material. Kisaran biayanya mencapai Rp3.000.000 hingga Rp7.000.000 per m², tergantung spesifikasi bangunan dan kualitas material yang digunakan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Tukang

Beberapa variabel kunci dapat secara signifikan memengaruhi total biaya tukang bangun rumah desa sistem borongan. Memahami faktor-faktor ini akan membantu Anda membuat estimasi anggaran yang lebih akurat dan menghindari kejutan finansial di kemudian hari. Perencanaan yang matang sejak awal sangat esensial untuk keberhasilan proyek.

Dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah:

  • Jumlah Tukang yang Dibutuhkan: Anda perlu memperhitungkan jenis pekerja yang dibutuhkan, seperti kepala tukang (mandor), tukang (kayu, batu, atau cat), dan pekerja kasar. Jumlah pekerja tergantung pada skala proyek; misalnya, untuk rumah tipe 36, biasanya membutuhkan 3-5 tukang untuk memastikan pekerjaan berjalan lancar dan efisien.
  • Lama Waktu Pengerjaan: Estimasi waktu pengerjaan dihitung berdasarkan luas bangunan dan tingkat kesulitan desain atau konstruksi. Rumah berukuran kecil seperti tipe 36 umumnya memerlukan waktu sekitar 3-4 bulan untuk diselesaikan. Sementara itu, untuk rumah dengan ukuran sedang, waktu pengerjaan bisa mencapai 5-6 bulan, yang secara langsung akan memengaruhi total upah tenaga kerja.

Contoh Perhitungan Total Biaya Tukang

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat contoh perhitungan biaya tukang menggunakan kedua sistem pembayaran yang telah dibahas. Perhitungan ini akan membantu Anda dalam membuat estimasi anggaran yang lebih konkret untuk proyek pembangunan rumah Anda.

Jika Anda memilih sistem harian, rumusnya adalah: Biaya Harian = Jumlah Tukang × Upah Harian × Jumlah Hari. Sebagai ilustrasi, untuk pembangunan rumah tipe 36 yang membutuhkan 4 orang tukang dengan upah harian Rp150.000 dan perkiraan lama pengerjaan 30 hari, total biaya yang harus dikeluarkan adalah 4 × Rp150.000 × 30 = Rp18.000.000.

Sementara itu, untuk sistem borongan, khususnya borongan tenaga saja, rumusnya adalah: Biaya Borongan = Luas Bangunan × Biaya Borongan per m². Contohnya, jika Anda membangun rumah seluas 50 m² dengan biaya borongan tenaga Rp2.500.000 per m², maka total biaya borongan tukang bangun rumah adalah 50 × Rp2.500.000 = Rp125.000.000.

People Also Ask

1. Apa perbedaan sistem pembayaran tukang harian dan borongan?

Jawaban: Sistem harian membayar tukang per hari kerja, cocok untuk proyek kecil atau renovasi. Sistem borongan membayar tukang berdasarkan total pekerjaan yang disepakati, ideal untuk pembangunan rumah baru atau proyek besar.

2. Berapa kisaran biaya borongan tenaga tukang per meter persegi?

Jawaban: Kisaran biaya borongan tenaga (tanpa material) umumnya antara Rp100.000 hingga Rp250.000 per meter persegi, tergantung lokasi dan keahlian.

3. Faktor apa saja yang memengaruhi total biaya tukang bangun rumah?

Jawaban: Total biaya tukang dipengaruhi oleh jumlah tukang yang dibutuhkan (sesuai skala proyek) dan lama waktu pengerjaan (berdasarkan luas dan tingkat kesulitan bangunan).

4. Bagaimana cara menghitung biaya tukang dengan sistem borongan tenaga?

Jawaban: Untuk borongan tenaga (tanpa material), rumusnya adalah: Luas bangunan (m²) × harga borongan per m². Contohnya, rumah 50 m² dengan biaya Rp2.500.000/m² akan dikenakan biaya Rp125.000.000.

5. Apakah sistem borongan cocok untuk pembangunan rumah baru di desa?

Jawaban: Ya, sistem borongan sangat cocok untuk pembangunan rumah baru atau proyek berskala besar di desa karena menawarkan kepastian biaya yang lebih jelas di awal.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |