Liputan6.com, Jakarta - Regulator sekuritas Eropa pada Jumat, 11 Juli 2025 memperingatkan perusahaan kripto untuk tidak menyesatkan nasabah mengenai sejauh mana produk mereka diregulasi. Ini tanda terbaru dari upaya otoritas Eropa untuk membatasi risiko terkait kripto.
Mengutip Channel News Asia, ditulis Minggu (13/7/2025), regulasi kripto Uni Eropa yakni Markets in Crypto-Asset Regulation (MiCA) mencakup berbagai langkah melindungi investor seperti aturan mengenai bagaimana aset klien dilindungi dan persyaratan menangani keluhan, Demikian disampaikan Otoritas Sekuritas dan Pasar Eropa (ESMA) dalam sebuah pernyataan.
Namun, ESMA menyatakan, praktik penyedia layanan aset kripto (CASP) yang menawarkan produk teregulasi dan tidak teregulasi melalui platform yang sama menimbulkan risiko perlindungan investor. Hal ini karena nasabah mungkin tidak mengetahui produk mana yang tidak dilindungi MiCA.
“Beberapa CASP bahkan mungkin menggunakan status teregulasi mereka di bawah MiCA sebagai argumen pemasaran dan mendorong kebingungan antara produk dan layanan teregulasi dan tidak teregulasi,” kata ESMA.
ESMA menyatakan, perusahaan kripto tidak boleh memakai status regulasi mereka sebagai “alat promosi” atau menyiratkan produk dan layanan kripto diregulasi jika sebenarnya berada di luar cakupan aturan Uni Eropa.
Produk dan layanan yang tidak diatur oleh MiCA mencakup investasi langsung dalam komoditas, antara lain emas, dan pinjaman aset kripto.
Regulator di seluruh dunia telah lama mengkhawatirkan risiko yang dihadapi oleh investor kripto. Runtuhnya berbagai platform kripto, termasuk FTX, pada 2022, membuat jutaan investor kehilangan uang.
Pedoman yang Harus Dimiliki Staf
Berdasarkan aturan kripto baru Uni Eropa, perusahaan yang menawarkan layanan kripto harus mendapatkan lisensi CASP dari regulator nasional, yang kemudian dapat digunakan sebagai paspor untuk beroperasi di seluruh blok.
ESMA juga pada Jumat mengeluarkan pedoman tentang tingkat pengetahuan dan kompetensi yang harus dimiliki staf untuk menilai perusahaan kripto.
Pernyataan ESMA muncul sehari setelah menerbitkan tinjauan sejawat mengenai proses pemberian lisensi di Malta, yang menemukan Otoritas Jasa Keuangan Malta tidak cukup teliti dalam menilai risiko satu perusahaan kripto yang tidak disebutkan namanya.
Tinjauan tersebut menemukan meskipun regulator Malta memiliki keahlian dan sumber daya yang memadai untuk mengotorisasi dan mengawasi perusahaan kripto, proses otorisasinya hanya "sebagian" memenuhi harapan.
Regulator Malta mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis kalau mereka bangga dengan perannya sebagai "pengadopsi awal" regulasi aset digital dan tidak secara langsung menanggapi kritik ESMA.
Reuters melaporkan, beberapa regulator telah menyuarakan kekhawatiran dalam pertemuan tertutup tentang kecepatan pemberian lisensi kripto oleh beberapa negara anggota Uni Eropa.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Masihkah Layak Beli Kripto di 2025? Ini Kata Fidelity
Sebelumnya, Fidelity Digital Assets, divisi riset kripto dari raksasa keuangan global Fidelity, menegaskan bahwa belum terlambat untuk masuk ke pasar kripto di tahun 2025. Dalam pembaruan riset terbarunya, Fidelity menyatakan bahwa ekosistem kripto justru semakin solid dan peluangnya masih terbuka luas.
“Infrastruktur makin kuat, eksperimen tumbuh, dan minat terhadap berbagai kasus penggunaan baru terus meningkat,” ujar VP Riset Fidelity Digital Assets Chris Kuiper dikutip dari U.Today, Jumat (11/7/2025).
Kuiper memang mengakui bahwa proyeksi awal timnya soal kondisi stagflasi tahun ini tidak sepenuhnya tepat. Namun, ia menilai faktor makro seperti likuiditas global masih berperan besar dan bisa mendorong harga kripto, terutama Bitcoin, dalam beberapa bulan ke depan.
Suku Bunga & Likuiditas Global Jadi Katalis?
Fidelity mencatat bahwa suku bunga The Fed masih di atas target 2%, sementara Ketua Fed Jerome Powell belum menunjukkan sinyal kuat untuk pemangkasan. Di sisi lain, indikator likuiditas global seperti M2 terus naik, yang secara historis menjadi katalis positif bagi aset kripto.
Fidelity juga menyoroti bahwa meskipun emas sempat outperform Bitcoin, situasi ini bisa berubah, seperti yang terjadi pada siklus bull sebelumnya.
Bitcoin: Ekspansi Infrastruktur dan Strategi Penambangan
Fidelity melihat tren baru: perusahaan-perusahaan yang punya eksposur besar ke Bitcoin mulai membangun bisnis penambangan sendiri. Ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi mereka di industri.
Selain itu, ekosistem Bitcoin kini juga berkembang dengan infrastruktur yang lebih berorientasi pada utilitas, bukan sekadar investasi.
Ethereum dan Solana Semakin Mendekat?
Sementara itu, Max Wadington dari Fidelity menyoroti dinamika Ethereum dan Solana. Ia berpendapat bahwa posisi akhir kedua jaringan ini bisa jadi tidak sejauh yang sebelumnya diperkirakan.
Ethereum memang terus fokus pada peningkatan performa di layer-1 sepanjang paruh pertama 2025. Namun, meski adopsi layer-2 terus tumbuh, pemegang ETH belum merasakan manfaat langsung secara signifikan dari ekspansi tersebut.