Ciri-Ciri Ular Ekor Buntung yang Sering Dianggap Mistis, Kenali Bedanya dengan Ular Lain

1 month ago 25

Liputan6.com, Jakarta Ular ekor buntung, atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Cylindrophis ruffus, seringkali menarik perhatian karena bentuk ekornya yang unik menyerupai kepala. Fenomena ini kerap memicu berbagai persepsi mistis di tengah masyarakat, terutama di Indonesia. Padahal, identifikasi yang tepat akan mengungkap fakta ilmiah di balik keberadaan reptil ini.

Dikenal juga sebagai ular pipa ekor merah, spesies ini banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara, menghuni tanah subur dan lembap. Kehadirannya seringkali disalahpahami, bahkan tak jarang disamakan dengan ular berbisa lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami ciri-ciri spesifik yang membedakan ular ekor buntung dari jenis ular lain.

Artikel ini akan mengupas tuntas Ciri-Ciri Ular Ekor Buntung yang Sering Dianggap Mistis, serta bagaimana cara mengenali perbedaannya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dengan informasi yang akurat, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi keberadaan ular ini di lingkungan sekitar. Melansir dari berbagai sumber, Selasa (4/11), simak ulasan informasinya berikut ini. 

Identifikasi Ular Pipa Ekor Merah (Cylindrophis ruffus)

Ular ekor buntung seringkali merujuk pada spesies Cylindrophis ruffus, yang dikenal juga sebagai ular pipa ekor merah atau ular kepala dua. Ular ini adalah sejenis ular primitif penggali liang yang menghuni tanah subur dan lembap di kawasan tropis Asia Tenggara. Penamaan "ular kepala dua" muncul karena bentuk ekornya yang tumpul dan lebar, nyaris mirip dengan bentuk kepala aslinya.

Secara morfologi, tampilan ular pipa ekor merah terbilang sangat indah dengan garis-garis dorsal di sekujur tubuhnya. Garis-garis ini umumnya berwarna merah cerah, jingga, atau bahkan oranye, memberikan corak yang mencolok. Ular ini memiliki 19 deret sisik dorsal di tengah badan, sebuah ciri khas yang membedakannya.

Lebih lanjut, ular ini dibedakan dari kerabat dekatnya dengan ciri 186–197 buah sisik ventral. Belang-belang berwarna merah cerah atau oranye juga terlihat jelas di kedua sisi badannya, membentang dari leher hingga ekor. Bagian bawah ekornya berwarna merah cerah, sementara bagian bawah kepalanya berwarna keputihan, menambah keunikan pada penampilannya.

Habitat dan Perilaku Unik Ular Ekor Buntung

Ular pipa ekor merah adalah ular primitif penggali liang yang hidup di tanah subur dan lembap di Asia Tenggara. Habitat utamanya meliputi hutan hujan yang lembap, pinggiran kebun, dan sekitar sumber air yang menyediakan kondisi ideal bagi kehidupannya. Kondisi lingkungan ini mendukung perilaku penggalian dan persembunyiannya.

Ular ini aktif pada malam hari (nokturnal) dan sering menyusup ke dalam tanah dengan menggali menggunakan moncongnya yang kokoh. Mereka juga ditemukan bersembunyi di bawah kayu lapuk, tumpukan serasah yang membusuk, atau di bawah batu berlumut. Perilaku ini menunjukkan adaptasinya sebagai predator yang bersembunyi.

Makanan utamanya sangat bervariasi, meliputi larva serangga, kadal, bayi tikus, cacing tanah, dan belut kecil. Menariknya, ular pipa juga diketahui memangsa ular jenis lainnya, menunjukkan posisinya dalam rantai makanan. Ketika merasa terusik, ular ini akan menggulungkan badannya dan menyembunyikan kepalanya di tengah, lalu mengangkat dan menggerak-gerakkan ekornya yang mirip kepala sebagai mekanisme pertahanan diri.

Ular ekor buntung berkembang biak dengan melahirkan (ovovivipar), sebuah karakteristik menarik di dunia reptil. Jumlah anak yang dilahirkan bisa mencapai 13 ekor dalam satu kali kelahiran. Ini menunjukkan strategi reproduksi yang efisien untuk kelangsungan spesiesnya di habitat alami.

Menguak Mitos dan Kepercayaan Mistis Ular Ekor Buntung

Ular ekor buntung, khususnya yang disebut "ular kepala dua", sering dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan mistis di Indonesia. Banyak orang percaya bahwa kemunculannya bisa menjadi pertanda musibah, kematian, atau perubahan besar dalam hidup seseorang. Di beberapa daerah, ular ini bahkan dianggap sebagai penunggu tempat keramat atau jelmaan makhluk halus.

Misalnya, ada mitos ular buntung penunggu Waduk Malahayu Brebes yang konon kerap menjadi penolong pengunjung yang tenggelam. Cerita mistis lain menyebutkan adanya ular buntung di batu raksasa jelmaan, yang dipercaya tetap kokoh diguncang gempa. Kepercayaan ini menunjukkan bagaimana bentuk unik ular ini memicu imajinasi dan cerita rakyat.

Namun, secara ilmiah, fenomena "ular kepala dua" yang sebenarnya adalah kondisi bicephaly. Kondisi ini merupakan hasil dari pemisahan embrio yang tidak lengkap, yang dapat disebabkan oleh mutasi genetik atau faktor lingkungan. Ini adalah anomali langka, bukan makhluk mistis.

Kondisi bicephaly ini sangat jarang terjadi, dengan rasio sekitar 1 dari 100.000 kelahiran ular, sehingga peluangnya hanya 0,001%. Fakta ilmiah ini menegaskan bahwa "ular kepala dua" adalah fenomena biologis yang langka, bukan entitas mistis seperti yang dipercaya banyak orang.

Perbedaan Ular Ekor Buntung dengan Ular Lainnya

Ular ekor buntung (Cylindrophis ruffus) adalah ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Perbedaan utamanya dengan ular lain terletak pada bentuk ekornya yang tumpul dan lebar, menyerupai kepala, serta perilaku pertahanannya yang unik. Ketika terganggu, ular ini hanya menggerakkan ekornya seolah kepalanya terletak di ekornya.

Beberapa ular lain juga memiliki ekor pendek atau tumpul, namun dengan karakteristik yang berbeda. Penting untuk mengenali perbedaan ini agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat membahayakan. Berikut adalah perbandingan dengan beberapa jenis ular lain:

a. Ular Welang (Bungarus fasciatus)

Ular ini memiliki ekor berujung tumpul, namun merupakan ular berbisa kuat dengan pola belang hitam dan kuning yang melingkar penuh hingga bagian bawah tubuh. Bentuk kepalanya terpisah jelas dengan leher, menyerupai segitiga, berbeda dengan ular pipa.

b. Ular Weling (Bungarus candidus)

Berbeda dengan welang, ular weling memiliki ujung ekor runcing. Ular ini juga berbisa kuat (neurotoksin) dengan pola belang hitam dan putih, namun belangnya hanya sampai punggung, dengan bagian perut berwarna putih polos. Bentuk kepalanya lonjong dan menyatu dengan badan.

c. Ular Buntet (Python curtus)

Dikenal juga sebagai ular karpet atau sejenis ular piton, ular ini memiliki tubuh panjang dan gemuk dengan ekor yang pendek dibandingkan panjang tubuhnya. Ular buntet tidak berbisa, namun ukurannya jauh lebih besar dari ular pipa ekor merah.

Memahami perbedaan ciri-ciri ini sangat krusial untuk menghindari identifikasi yang salah. Ular ekor buntung tidak memiliki bisa, sehingga tidak perlu ditakuti seperti ular berbisa lainnya. Pengenalan yang tepat dapat membantu menjaga keselamatan diri dan juga keberlangsungan hidup ular ini.

Konservasi dan Pentingnya Melindungi Ular Pipa Ekor Merah

Ular pipa ekor merah (Cylindrophis ruffus) adalah ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Meskipun sering ditemukan di perumahan warga, ular ini tidak menimbulkan ancaman. Seringkali, ketidaktahuan masyarakat menyebabkan ular pipa dibunuh karena dikira berbisa seperti ular welang atau weling.

Padahal, ular pipa memiliki peran ekologis yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam. Ular ini memangsa berbagai jenis hewan, termasuk larva serangga, kadal, bayi tikus, cacing tanah, belut, dan bahkan ular jenis lainnya. Dengan memangsa ular lain, ular pipa secara tidak langsung membantu mengendalikan populasi ular yang mungkin berbahaya bagi manusia.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak membunuh ular pipa. Jika menemukan ular ini di lingkungan sekitar, sebaiknya biarkan saja atau pindahkan ke habitat alaminya yang lebih aman. Tindakan ini merupakan bentuk konservasi sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Meskipun memiliki peran penting, status konservasi banyak jenis ular pipa belum dipelajari secara mendalam. Kurangnya penelitian menyebabkan informasi mengenai populasi dan ancaman terhadap spesies ini masih terbatas. Edukasi kepada masyarakat tentang fakta ilmiah ular ekor buntung sangat diperlukan untuk melindungi keberadaannya di alam.

People Also Ask

1. Apa itu ular ekor buntung?

Jawaban: Ular ekor buntung umumnya merujuk pada spesies Cylindrophis ruffus atau ular pipa ekor merah, yang memiliki ekor tumpul dan lebar menyerupai kepala aslinya.

2. Apakah ular ekor buntung berbisa?

Jawaban: Tidak, ular ekor buntung (Cylindrophis ruffus) adalah jenis ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia.

3. Mengapa ular ekor buntung disebut "ular kepala dua"?

Jawaban: Ular ini disebut "ular kepala dua" karena bentuk ekornya yang tumpul dan lebar sangat mirip dengan bentuk kepala aslinya, seringkali digunakan sebagai mekanisme pertahanan.

4. Bagaimana cara membedakan ular ekor buntung dengan ular berbisa lain?

Jawaban: Ular ekor buntung tidak berbisa dan ekornya tumpul mirip kepala. Berbeda dengan ular welang atau weling yang berbisa kuat dengan pola belang khas dan bentuk kepala yang berbeda.

5. Apa peran ekologis ular ekor buntung?

Jawaban: Ular ekor buntung memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai predator larva serangga, kadal, bayi tikus, cacing tanah, belut kecil, bahkan ular jenis lainnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |