Kapitalisasi Pasar Bitcoin Lampaui Amazon, Siap-siap Kejar Apple

2 months ago 36

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin, mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, baru-baru ini berhasil melampaui nilai pasar raksasa teknologi Amazon. Pada Jumat lalu, kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai puncaknya di angka sekitar USD 2,36 triliun. Dalam beberapa jam terakhir, menurut data dari CoinGecko, harga Bitcoin sempat menyentuh rekor tertinggi di kisaran USD 118.667 per koin.

Mengutip U.Today, Minggu (13/7/2025), dengan capaian ini, Bitcoin naik ke posisi kelima perusahaan atau aset dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Kini, target berikutnya adalah Apple, raksasa teknologi yang dipimpin oleh Tim Cook.

Saat ini, kapitalisasi pasar Apple berada di angka sekitar USD 3,16 triliun. Agar Bitcoin bisa melampaui Apple, harga per koin perlu naik ke sekitar USD 159.000, dengan asumsi valuasi Apple tetap stabil.

Sementara itu, Microsoft yang sempat bertukar posisi dengan Apple, kini menempati posisi kedua sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar, yaitu sekitar USD 3,7 triliun.

Di puncak daftar, Nvidia memimpin sebagai perusahaan paling berharga berkat dominasinya di bidang chip kecerdasan buatan (AI).

Baru-baru ini, Nvidia juga menjadi perusahaan ketiga yang berhasil menembus kapitalisasi pasar sebesar USD 4 triliun. Beberapa analis bahkan memproyeksikan kapitalisasi pasar Nvidia bisa mencapai antara USD 4 triliun hingga USD 5 triliun.

Di luar dunia teknologi dan kripto, emas masih menjadi aset dengan kapitalisasi pasar terbesar secara keseluruhan, dengan nilai sekitar USD 22,6 triliun.

Namun, seperti dilaporkan U.Today, tokoh mata uang kripto terkenal Mike Novogratz meyakini bahwa Bitcoin berpotensi melampaui emas dalam hal kapitalisasi pasar pada awal dekade ini.

Salah satu alasannya adalah Bitcoin lebih diminati oleh generasi muda dibandingkan emas.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Bitcoin Tembus Rekor USD 118.000, Dominasi Pasar Kripto Makin Tak Terbendung

Sebelumnya, Bitcoin kembali mencatatkan sejarah baru setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa (All-Time High/ATH) di atas USD 118.000 pada 11 Juli 2025. Kenaikan ini menjadi sinyal kuat bahwa sentimen pasar terhadap aset kripto paling populer di dunia semakin menguat, terutama didorong oleh gelombang akumulasi besar-besaran dari institusi global.

Salah satu pemicu utama lonjakan harga ini adalah aktivitas dari raksasa manajer aset BlackRock. Melalui iShares Bitcoin Trust (IBIT), perusahaan tersebut kini menguasai lebih dari 700.000 BTC—setara dengan lebih dari 3,3% total suplai Bitcoin di dunia.

Dengan kapitalisasi pasar yang kini menembus USD 2,34 triliun, Bitcoin menyumbang sekitar 65% dari total kapitalisasi pasar kripto global yang telah melampaui USD 3,4 triliun. Dominasi ini menunjukkan bahwa meskipun kompetisi dari altcoin kian sengit, Bitcoin tetap menjadi jangkar utama ekosistem kripto.

Vice President Indodax Antony Kusuma menjelaskan, rekor baru Bitcoin ini bukan sekadar euforia sesaat. Menurutnya, kenaikan harga mencerminkan transformasi mendasar dalam cara dunia memandang aset digital.

“Sekarang kita melihat Bitcoin tidak hanya sebagai alat pelindung nilai, tapi juga mulai dipakai oleh perusahaan besar sebagai bagian dari strategi mengelola cadangan uang mereka,” ujar Antony dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/7/2025).

Aset Lindung Nilai

Ia menjelaskan, lonjakan ini merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor struktural, termasuk regulasi yang lebih terbuka, kebijakan fiskal global yang mendukung aset lindung nilai, serta narasi positif dari tokoh-tokoh industri dan pemerintahan.

BlackRock bahkan mencatatkan pendapatan tahunan dari biaya pengelolaan IBIT yang kini melampaui pendapatan ETF S&P 500 milik mereka sendiri, yaitu IVV. Hal ini menandakan pergeseran besar minat investor dari instrumen konvensional menuju aset digital. 

Masuk Wiayah Geopolitik

Fenomena serupa terjadi di Inggris. The Smarter Web Company, perusahaan teknologi asal negeri tersebut, dilaporkan meningkatkan kepemilikan Bitcoin mereka menjadi 1.000 BTC. CEO perusahaan tersebut menyatakan komitmennya untuk menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam mengelola dana perusahaan berbasis aset digital.

Di sisi lain, El Salvador terus konsisten dengan strategi akumulasi Bitcoin-nya. Negara Amerika Tengah itu kini telah memiliki lebih dari 6.232 BTC, dengan potensi keuntungan belum terealisasi yang diperkirakan telah melampaui USD 400 juta.

Menurut Antony, perkembangan ini menunjukkan bahwa adopsi Bitcoin sudah menembus batas sektoral dan kini memasuki wilayah geopolitik.

“Negara, korporasi, dan individu saat ini berada di jalur yang sama: mencari alternatif yang tahan terhadap inflasi, geopolitik, dan disrupsi pasar tradisional,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa lonjakan harga Bitcoin mencerminkan kekuatan komunitas dalam menjaga prinsip desentralisasi sambil tetap menarik minat institusional.

“Bitcoin bukan hanya teknologi, ia adalah fenomena sosial-ekonomi,” tegas Antony.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |