Liputan6.com, Jakarta - Harga XRP akhirnya mencetak rekor tertinggi baru setelah tujuh tahun, seiring meningkatnya antusiasme pasar terhadap altcoin. Pada Kamis, menurut data dari CoinGecko, XRP diperdagangkan di level USD 3,41 atau kurang lebih Rp 55.639 (estimasi kurs Rp 16.316 per USD), melampaui rekor sebelumnya di USD 3,40 yang tercatat sejak Januari 2018. Dalam sepekan, harga XRP melonjak lebih dari 36%.
Mengutip decrypt, Jumat (18/7/2025), Kenaikan koin kripto ini juga melampaui performa Ethereum dan Solana, yang masing-masing naik 21% dan 8%, dan jauh di atas kenaikan mingguan Bitcoin yang hanya 5,5%.
Lonjakan harga tersebut menjadikan XRP sebagai aset kripto terbesar ketiga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, menggeser stablecoin Tether (USDT). Total nilai pasar XRP kini tembus USD 200 miliar, sementara USDT berada di sekitar USD 160 miliar.
Analis riset dari platform analitik kripto Messari Matt Kreiser menjelaskan, rekor ini menunjukkan kuatnya keyakinan investor terhadap misi Ripple.
"Ini adalah bentuk validasi dari semua yang telah mereka bangun," katanya kepada Decrypt.
Ripple selama ini memposisikan XRP dan jaringannya sebagai blockchain yang patuh regulasi dan dirancang untuk kebutuhan institusi.
Gandeng Ratusan Lembaga Keuangan
Diluncurkan bersama XRP Ledger pada 2012, XRP sudah sejak lama digunakan untuk pembayaran lintas negara dan mata uang—bahkan sebelum sebagian besar proyek kripto lainnya lahir. Rekor sebelumnya tercapai di masa keemasan ICO boom tahun 2018, saat banyak pihak mulai melirik potensi adopsi institusional di Wall Street.
Sejak itu, Ripple berhasil menggandeng ratusan lembaga keuangan—termasuk Bank of America dan berbagai bank kecil di seluruh dunia—untuk memanfaatkan teknologi XRP Ledger. Produk Ripple memungkinkan pengiriman uang yang lebih cepat dan murah dibanding sistem perbankan tradisional.
Tahun lalu, Ripple juga meluncurkan stablecoin bernama Ripple USD, yang kini sudah memiliki nilai pasar sekitar USD 517 juta hanya dalam delapan bulan.
Fungsi Mirip Stablecoin
Kepala Riset Aset Digital Global Standard Chartered Geoff Kendrick mencatat, strategi Ripple untuk menjadikan XRP Ledger sebagai platform utama tokenisasi aset dunia nyata akan memberikan dampak positif. Menurutnya, karena XRP punya fungsi mirip stablecoin, pertumbuhan transaksi on-chain akan meningkatkan volume di jaringan XRP.
Ia juga menilai, peluncuran ETF XRP berbasis spot di AS akan membuka potensi permintaan baru yang signifikan. Dalam komentarnya kepada Decrypt, Kendrick tetap yakin dengan target harga XRP di akhir tahun sebesar USD 5,50, dan memproyeksikan harga bisa mencapai USD 12,25 dalam sepuluh tahun ke depan.
Sementara itu, komunitas pengguna di platform Myriad meyakini XRP masih berpeluang naik hingga USD 3,50 dalam waktu dekat, dengan peluang 85% lebih tinggi ketimbang kemungkinan anjlok ke $2,00. (Catatan: Myriad merupakan produk dari DASTAN, perusahaan induk Decrypt.)
Sengketa Hukum
Walau sengketa hukum antara Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) belum sepenuhnya selesai, gugatan utama terkait penjualan sekuritas ilegal senilai USD 1,3 miliar melalui XRP telah dibatalkan secara efektif.
Bulan lalu, CEO Ripple, Brad Garlinghouse, mengumumkan melalui platform X bahwa perusahaannya mencabut banding terhadap SEC. Regulator pun melakukan hal serupa.
"Pertarungan hukum selama empat tahun ini akhirnya selesai," ujarnya.
“Kini kami bisa fokus ke tujuan utama—membangun internet of value. Itu yang terpenting.”