Bitcoin Goyang di Level USD 115.000, Pasar Tunggu Keputusan FOMC

2 months ago 38

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) sempat menyentuh level USD 116.000 atau Rp 1,89 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.375) pada Senin, 15 September 2025 waktu setempat, sebelum akhirnya terkoreksi kembali di bawah USD 115.000 atau Rp 1,88 miliar.

Pergerakan harga bitcoinmengindikasikan sentimen pasar membutuhkan katalis segar, seiring dengan melemahnya beberapa metrik yang berpotensi memicu koreksi.

Menurut data dari Glassnode, momentum di pasar spot masih kuat, terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang memasuki zona overbought atau jenuh beli.

Aktivitas di pasar berjangka (futures) juga meningkat, dengan naiknya open interest dan arus beli. Namun, pelemahan pada tingkat pendanaan (funding rates) menunjukkan permintaan untuk posisi long mulai mereda.

Di pasar opsi, aktivitas juga mencerminkan kehati-hatian ini. Meskipun open interest meluas, volatilitas dan skew justru menurun. Kondisi ini mengindikasikan berkurangnya aktivitas lindung nilai (hedging) dan adanya sikap puas diri di kalangan investor.

Sementara itu, data on-chain menunjukkan adanya sedikit peningkatan aktivitas spekulatif dari investor jangka pendek, sementara struktur kepemilikan oleh investor jangka panjang tetap stabil.

Aliran ETF Bitcoin Menjadi Pendorong Utama

Rebound harga Bitcoin mencerminkan membaiknya sentimen berkat arus masuk dana dari ETF dan optimisme makroekonomi. Namun, dukungan pasar yang rapuh membuat Bitcoin rentan terhadap volatilitas.

Kelemahan arus spot, kondisi pendanaan yang melunak, dan aksi ambil untung (profit-taking) mengindikasikan kemungkinan konsolidasi lebih lanjut, kecuali ada permintaan baru yang mampu menopang momentum.

Sebagai pendorong utama, arus masuk ETF Bitcoin spot di AS tercatat menjadi sorotan. Pada 10 September, ETF Bitcoin membukukan arus masuk sebesar 5.900 BTC, yang merupakan volume harian terbesar sejak pertengahan Juli.

Data ini, juga dari Glassnode, menunjukkan adanya minat institusional yang kembali muncul saat Bitcoin berkonsolidasi di atas USD 114.000.

Meskipun demikian, sentimen pasar masih diliputi kehati-hatian. Hal ini terlihat dari Crypto Fear and Greed Index dari CoinMarketCap yang turun dari kategori "Greed" (serakah) menjadi "Neutral" (netral) hanya dalam dua hari, meskipun adanya arus masuk dana dari institusi.

JP Morgan Prediksi Harga Bitcoin Sentuh Level Segini

Sebelumnya, Analis JPMorgan optimistis harga Bitcoin saat ini "terlalu rendah" dibandingkan dengan emas.

Dalam percakapan dengan The Block, dikutip dari Yahoo Finance Jumat (29/8/2025), Nikolaos Panigirtzoglou prediksi kripto ini dapat mencapai USD 126.000 atau Rp 2,06 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.351) pada akhir 2025.

Prediksi ini muncul ketika volatilitas Bitcoin telah mencapai titik terendah dalam sejarah, yang seharusnya membantu lembaga-lembaga mulai memandang Bitcoin sebagai kelas aset portofolio, sama seperti emas.

Volatilitas Bitcoin

"Ya, inilah potensi keuntungan yang kami soroti dalam catatan kami, yang kami perkirakan akan tercapai pada akhir tahun," kata Direktur Pelaksana JP Morgan, Panigirtzoglou.

Bank tersebut mengamati volatilitas Bitcoin terhadap emas dilaporkan telah turun ke rekor terendah, yaitu 2,0, yang berarti Bitcoin hanya membutuhkan modal risiko dua kali lebih banyak dalam portofolio dibandingkan emas, menurut laporan tersebut.

Selain itu, persaingan antar perusahaan perbendaharaan semakin memanas. KindlyMD yang terdaftar di Nasdaq telah mengajukan penggalangan dana hingga USD 5 miliar untuk meningkatkan cadangan Bitcoin-nya, dan Twenty-First Capital milik Adam Back sedang bermanuver untuk menjadi pemegang saham perusahaan terbesar kedua, tepat di belakang Strategy, dan di depan Marathon Digital.

Arus Masuk Pasif

Arus masuk pasif dari inklusi indeks

Arus masuk pasif juga meningkat, berkat inklusi indeks. Strategy Inc. ditambahkan ke dalam tolok ukur ekuitas utama.

Status Metaplanet sebagai perusahaan berkapitalisasi menengah menyebabkannya dimasukkan ke dalam indeks FTSE All-World melalui promosinya. Kedua langkah tersebut telah meningkatkan eksposur Bitcoin ke lebih banyak portofolio di seluruh dunia.

JPMorgan menyatakan dalam catatannya dinamikanya sedang berubah. Pada akhir 2024, Bitcoin diperdagangkan pada harga USD 36.000 di atas nilai wajar berdasarkan penyesuaian risiko, dan saat ini diperdagangkan USD 13.000 di bawah nilai wajar, yang menyiratkan bahwa nilainya dapat meningkat lebih lanjut.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |