Tingkat Kesulitan Menambang Bitcoin Turun dari Rekor Tertinggi

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta Tingkat kesulitan menambang Bitcoin sedikit menurun pada Sabtu lalu, setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di angka 126,9 triliun pada 31 Mei.

Angka ini tercatat saat dimulainya periode penyesuaian kesulitan sebelumnya. Saat ini, tingkat kesulitan tersebut berada di kisaran 126,4 triliun, berdasarkan data dari CryptoQuant.

Kesulitan menambang dan tingkat hashrate jaringan—yang mengukur total kekuatan komputasi untuk mengamankan protokol Bitcoin—saling berkaitan dan menentukan tingkat persaingan antar penambang.

Semakin tinggi angkanya, semakin berat kompetisinya dan semakin mahal pula biaya produksinya.

Para penambang kini menghadapi tekanan finansial akibat hadiah blok yang berkurang setelah peristiwa "halving" pada April 2024.

Ditambah dengan naiknya biaya operasional dan tingkat kesulitan menambang, kondisi ini membuat banyak perusahaan tambang kesulitan mempertahankan keuntungan.

Beberapa Perusahaan Publik Justru Perluas Operasi Tambang

Meski tantangan meningkat di industri pertambangan Bitcoin yang sangat kompetitif, sejumlah perusahaan tambang yang sudah go public justru memilih untuk memperluas kapasitas operasional mereka. Beberapa di antaranya bahkan tidak menjual Bitcoin hasil tambangnya, melainkan menyimpannya sebagai aset cadangan perusahaan.

Melansir Cointelegraph, Senin (16/6/2025), perusahaan tambang Bitcoin Marathon Digital Holdings (MARA) mengumumkan bahwa mereka meningkatkan produksi Bitcoin sebesar 35% selama bulan Mei. Hal ini terjadi meskipun tingkat hashrate berada pada rekor tertinggi dan pasar mengalami volatilitas tinggi.

Pada 5 April, hashrate jaringan Bitcoin menembus angka 1 zetahash per detik (ZH/s)—sebuah pencapaian besar dalam sistem moneter terdesentralisasi ini. Terlepas dari situasi tersebut, MARA mampu menambang 950 BTC di bulan Mei dan menambah cadangan treasury menjadi 49.179 BTC.

“Bulan produksi rekor untuk MARA — dan kami tidak menjual satu pun Bitcoin,” tulis Chief Financial Officer MARA, Salman Khan, dalam unggahan di platform X pada 3 Juni.

CleanSparke Fokus pada Energi Bersih dan Hasilkan Pertumbuhan

CleanSpark, salah satu perusahaan tambang Bitcoin publik yang menekankan penggunaan energi bersih, juga mencatatkan pertumbuhan positif dalam produksi Bitcoin pada Mei 2025. Perusahaan ini berhasil menambang sebanyak 694 BTC bulan lalu, naik 9% dibandingkan bulan April.

Cadangan Bitcoin CleanSpark kini telah mencapai 12.502 BTC, berdasarkan laporan bulanan perusahaan. Pertumbuhan ini terjadi seiring peningkatan kapasitas komputasi perusahaan untuk mengamankan jaringan Bitcoin.

“Kami meningkatkan hashrate akhir bulan menjadi 45,6 exahash per detik (EH/s), naik 7,5% dibanding bulan sebelumnya,” tulis Presiden dan CEO CleanSpark, Zack Bradford, dalam pembaruan bulan Mei.

Perubahan Strategi: Simpan Bitcoin Alih-alih Dijual

Tren baru yang berkembang di kalangan perusahaan tambang adalah memilih menyimpan Bitcoin yang ditambang sebagai aset treasury daripada langsung menjualnya untuk menutup biaya operasional. Strategi ini menunjukkan perubahan signifikan dalam pendekatan bisnis para penambang Bitcoin.

Sebelumnya, sebagian besar penambang cenderung menjual koin hasil tambang demi menjaga arus kas. Namun kini, strategi penimbunan BTC menjadi pilihan untuk menambah nilai jangka panjang dan memperkuat posisi keuangan perusahaan.

Langkah ini juga mencerminkan optimisme bahwa harga Bitcoin akan terus naik dalam jangka panjang, sehingga menyimpan BTC bisa memberikan keuntungan lebih besar ketimbang menjualnya saat ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |