Liputan6.com, Jakarta - Pasar NFT baru saja mencatat kinerja mingguan terkuat dalam beberapa bulan terakhir. Volume penjualan melonjak 41% menjadi USD 221,5 juta atau Rp 3,61 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.332) di tengah guncangan kripto yang lebih luas.
Mengutip Crypto News.com, Senin (28/7/2025), Ethereum memimpin dan koleksi kripto unggulan seperti CryptoPunks naik hampir 590%, telah kembali merebut dominasinya. Jumlah transaksi meski sedikit menurun, jumlah pembeli melonjak, menandakan minat baru di seluruh blockchain antara lain Solana (SOL). Adapun solana melonjak ke posisi tiga. Kemudian Binance Coin (BNB), dan Bitcoin (BTC).
Ethereum telah melonjak 4,5% selama tujuh hari terakhir, mencapai USD 3.700 atau Rp 60,42 juta. Adapun kapitalisasi pasar kripto global saat ini mencapai USD 3,87 triliun atau Rp 63.197 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.330) dan tetap tidak berubah dari pekan lalu.
Menurut data dari CryptoSlam, pembeli NFT naik 163,29% menjadi 466.370 dan penjual NFT menguat 158,30% menjadi 291.510. Akan tetapi, transaksi NFT turun 4,05% menjadi 1.531.437.
BNB Chain berada di posisi kelima dengan USD 10,1 juta atau Rp 164,96 miliar, bertambah 40,10%. Mythos Chain berada di posisi enam dengan nilai USD 7,5 juta, terpangkas 33,07%. Immutable (IMX) melengkapi tujuh besar dengan nilai USD 6,7 juta atau Rp 109,43 miliar, menguat 2,22%.
Selain itu, jumlah meningkat di sebagian besar blockchain dengan Polygon memimpin dengan pertumbuhan 359,06%, diikuti dengan Solana sebesar 126,35% dan Bitcoin dengan kenaikan 53,43%.
Penjualan CryptoPunks Melonjak 590%
CryptoPunck menduduki posisi teratas dalam peringkat koleksi dengan penjualan USD 33,7 juta atau Rp 550,42 miliar, melonjak 589,56%.
Courtyard di Polygon turun ke posisi kedua dengan USD 9,6 juta atau Rp 156,80 miliar, susut 32,24%.
Koleksi ini merosot substansial dalam jumlah pembeli (85,10%) dan penjual (97,45%).
Pudgy Penguins berada di posisi ketiga dengan nilai USD 8,8 juta atau Rp 143,73 miliar, merosot 3,86%. F(x) wstETH berada di posisi keempat dengan USD 8,4 juta atau Rp 137,19 miliar atau naik 41,52%. Bored Ape Yacht Club masuk lima besar dengan USD 5,4 juta atau Rp 88,19 miliar, melonjak 55,32%.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
FIFA Gandeng Avalanche untuk Luncurkan Blockchain Khusus NFT
Sebelumnya, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) secara resmi mengumumkan kerja sama dengan Avalanche untuk mengembangkan jaringan blockchain khusus bagi platform koleksi digital berbasis non-fungible token (NFT).
Pengumuman ini disampaikan pada 22 Mei 2025, sebagai bagian dari inisiatif besar FIFA untuk memperluas keterlibatan penggemar secara digital di seluruh dunia.
Blockchain baru yang dibangun di atas infrastruktur Avalanche ini akan menjadi jaringan layer-1 (L1) milik FIFA, dirancang untuk menjangkau lima miliar penggemarnya di seluruh dunia.
Teknologi yang Digunakan
Teknologi Avalanche yang berfokus pada skalabilitas dipilih untuk mendukung volume transaksi tinggi yang diantisipasi dari berbagai aktivitas digital FIFA, termasuk koleksi digital dan interaksi penggemar berbasis blockchain.
Kolaborasi ini muncul hampir satu bulan setelah FIFA pertama kali mengumumkan rencana peluncuran jaringan blockchain baru untuk koleksi digitalnya.
Melalui integrasi dengan AvaCloud, yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), jaringan ini diharapkan dapat beroperasi secara mulus dengan dompet dan aplikasi terdesentralisasi, membuka potensi ekosistem yang lebih luas.
Fokus pada Kinerja, Skalabilitas, dan Pengalaman Pengguna
CEO Modex dan FIFA Collect, Francesco Abbate, menegaskan bahwa keputusan memilih Avalanche didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap beberapa faktor penting. Ini mencakup performa jaringan, keamanan, biaya transaksi, kemampuan untuk disesuaikan, serta potensi skalabilitas jangka panjang.
Abbate menjelaskan bahwa solusi baru ini akan memungkinkan FIFA menghadirkan “koleksi digital unik dan pengalaman penggemar yang imersif, yang didukung oleh kecepatan, skalabilitas, dan kompatibilitas EVM.” Ini mengindikasikan bahwa pengguna dapat menikmati pengalaman yang lebih mulus dan efisien saat mengakses aset digital milik FIFA.
John Nahas, Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Ava Labs, menyebut bahwa FIFA membutuhkan solusi yang lebih dari sekadar bergabung dengan blockchain yang sudah ada.
“Hanya rantai milik mereka sendiri yang dapat mendukung ambisi besar mereka, memberikan kendali penuh melalui blockchain layer-1 khusus, dibandingkan dengan meluncur di jaringan umum,” ujarnya, dikutip dari Cointelegraph, Sabtu (23/5/2025).
Migrasi FIFA Collect ke Blockchain Avalanche Dimulai
Sebagai bagian dari peluncuran ini, FIFA akan memigrasikan pasar NFT dan koleksi digitalnya yang dikenal sebagai FIFA Collect ke jaringan baru berbasis Avalanche. Migrasi ini menandai langkah besar dalam transisi dari solusi lama yang sebelumnya berbasis Algorand.
Dalam pernyataannya, FIFA juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki “rencana dan model bisnis masa depan” yang sedang dipersiapkan, meski belum diumumkan secara publik. Ini memberi sinyal bahwa penggunaan blockchain di lingkungan FIFA akan terus berkembang melampaui sekadar koleksi digital.
Setelah proses migrasi, dompet berbasis Algorand seperti Pera dan Defly tidak lagi didukung. Sebagai gantinya, pengguna akan dapat mengakses FIFA Collect menggunakan MetaMask atau dompet lain yang kompatibel dengan EVM dan WalletConnect. Ini menunjukkan pergeseran strategis menuju ekosistem yang lebih terbuka dan terintegrasi dengan komunitas Web3 yang lebih luas.