Liputan6.com, Jakarta - Pasar altcoin mengalami koreksi tajam pada pekan terakhir Juli 2025, dengan kapitalisasi pasarnya turun hampir 10 persen dari USD 1,57 triliun menjadi USD 1,4 triliun.
Penurunan ini memicu likuidasi besar-besaran senilai lebih dari USD 840 juta dalam 24 jam terakhir, mayoritas berasal dari posisi long para trader leverage.
Menurut data dari Coinglass, sebanyak 314.302 posisi trader dilikuidasi, dengan total kerugian hampir menyentuh USD 1 miliar. Sebagian besar posisi yang terkena dampak adalah posisi long yang terlalu optimistis terhadap kelanjutan tren naik dalam beberapa pekan terakhir.
Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai, koreksi ini merupakan fase wajar dalam siklus pasar. "Aksi ambil untung setelah empat pekan berturut-turut kenaikan adalah hal yang sehat. Ini bukan sinyal pembalikan tren, melainkan bagian dari konsolidasi alami," ujarnya, Jumat (25/7/2025).
Ia menambahkan, selama Bitcoin tetap bertahan kuat dan tidak memasuki tren penurunan, altcoin berpotensi untuk pulih kembali dalam waktu dekat. Penurunan ini terjadi di tengah pergeseran sentimen pasar global.
Menurut laporan dari 10x Research, reli harga kripto dalam beberapa pekan terakhir didominasi oleh aktivitas perdagangan di jam Asia. Sebaliknya, pelaku pasar di Amerika Serikat dan Eropa justru memimpin aksi ambil untung.
Fenomena ini juga tercermin pada Ethereum (ETH), yang mencatat kenaikan signifikan selama jam Asia, tetapi mengalami tekanan jual pada jam-jam perdagangan di wilayah Barat.
Meskipun pasar mengalami tekanan, sentimen pasar secara keseluruhan masih berada di zona Greed menurut Crypto Fear & Greed Index. Menunjukkan bahwa pelaku pasar belum memasuki fase panik.
Waspada Sinyal Palsu
Fyqieh lantas mengimbau investor untuk tetap waspada terhadap potensi sinyal palsu di pasar altcoin. Menurut dia, altcoin secara historis memang memiliki volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan Bitcoin. Terutama ketika dominasi pasar BTC masih bertahan di level tinggi, yakni sekitar 52-53 persen.
Dalam kondisi seperti ini, altcoin season cenderung bersifat sementara dan mudah berbalik arah jika tidak disertai penurunan dominasi Bitcoin secara signifikan.
Saat ini, dominasi Bitcoin berada di kisaran 53 persen, menandakan aliran dana investor masih terkonsentrasi pada BTC, bukan altcoin. Berdasarkan pola pergerakan sebelumnya, reli altcoin yang berkelanjutan umumnya baru terjadi saat dominasi Bitcoin menurun secara konsisten.
Investor Wajib Disiplin
"Di fase pasar seperti sekarang, investor perlu menerapkan strategi manajemen risiko yang disiplin. Koreksi bisa menjadi peluang, tetapi tetap perlu berhati-hati karena pasar dapat berubah arah dengan cepat," kata Fyqieh.
Apabila Bitcoin gagal mencetak level tertinggi baru dan justru bergerak mendatar, ia menambahkan, dana yang sebelumnya mengalir ke altcoin berpotensi ditarik kembali secara agresif.
"Oleh karena itu, pendekatan jangka pendek dengan analisis teknikal yang kuat menjadi kunci dalam menghadapi pasar yang rawan koreksi ini," pungkas Fyqieh.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Analis: Jangan Terjebak FOMO Bitcoin, Altcoin Bisa Untung Lebih Besar
Sebelumnya, Bitcoin (BTC) kembali menarik perhatian setelah menembus rekor tertinggi baru, hampir menyentuh sekitar USD 119.000 per koin atau kurang lebih Rp 1,9 miliar (estimasi kurs Rp 16.216 per USD, usai sempat konsolidasi di kisaran Rp 1,83 miliar hingga Rp 1,88 miliar.
Meski terlihat menjanjikan, analis kripto terkenal CrediBULL Crypto mengingatkan para investor agar tidak terlalu tergoda mengejar kenaikan harga Bitcoin secara membabi buta. Menurutnya, peluang keuntungan yang lebih menarik saat ini justru ada di altcoin.
Bitcoin Sudah Terlalu Tinggi, Risiko Lebih Besar
Mengutip cryptopotato, Minggu (13/7/2025), CrediBULL menjelaskan bahwa saat ini harga Bitcoin sudah naik lebih dari 650% dari zona akumulasi idealnya. Lewat platform X, ia menegaskan:
“Peluang besar untuk meraih untung sekarang ada di altcoin, meski Bitcoin memimpin pergerakan pasar.”
Ia juga mengingatkan bahwa membeli Bitcoin pada level sekarang hanya cocok untuk trader aktif yang benar-benar memahami strategi dan manajemen risiko. Jika tidak punya rencana jelas, lebih baik menghindari pembelian BTC saat ini.
Altcoin Mulai Unggul
Pandangan CrediBULL sejalan dengan komentar sejumlah tokoh besar di dunia kripto, seperti mantan CEO BitMEX Arthur Hayes dan YouTuber Crypto Rover. Mereka membandingkan kondisi pasar saat ini dengan periode November 2024, saat altcoin mengalami reli besar usai lonjakan harga Bitcoin.
Dalam cuitan terbarunya, Arthur Hayes bahkan menyatakan sudah mengubah sikapnya yang semula pesimis terhadap pasar. Ia kini menyebut altcoin punya potensi reli yang kuat.
“Bersiaplah untuk altcoin monster,” tulis Hayes.
Ia juga mengungkap bahwa Maelstrom Fund miliknya mulai meningkatkan alokasi pada altcoin, seiring dengan optimisme terhadap arah kebijakan ekonomi dan politik global.
Bitcoin Tetap Kuat, Tapi Altcoin Lebih Cepat
Menurut data dari CryptoQuant, kenaikan harga Bitcoin saat ini berbeda dari siklus sebelumnya. Tidak lagi didorong oleh euforia semata, tetapi oleh akumulasi strategis dan tekanan jual yang rendah.
Beberapa indikator seperti rasio MVRV (saat ini 2,2 dibanding 2,7 pada puncak sebelumnya), SOPR, dan MPI, juga menunjukkan tren kenaikan yang masih berpotensi berlanjut.
Selain itu, saldo BTC di bursa kripto turun 21% dalam empat bulan terakhir, mengindikasikan banyak investor memilih hold, bukan menjual.
Meski begitu, Ethereum (ETH) dan beberapa altcoin mulai mengungguli Bitcoin dalam hal persentase kenaikan.
- ETH naik lebih dari 18% dalam sepekan terakhir, jauh di atas kenaikan Bitcoin yang hanya 8,9%. ETH saat ini telah kembali ke level sekitar Rp 48,6 juta (USD 3.000) dan mengincar kisaran Rp 54,1 juta–Rp 56,7 juta (USD 3.350–USD 3.500).
- Cardano (ADA) melonjak 23,7%, kembali ke level Rp 10.360 (USD 0,64) dan mengincar level Rp 16.216 (USD 1).
- Hyperliquid (HYPE) juga mencetak rekor tertinggi di Rp 749.785 (USD 46,25) dan kini mengincar ambang psikologis Rp 810.800 (USD 50).
- Solana (SOL) juga menunjukkan momentum positif, naik di atas Rp 2,65 juta (USD 164) dan berpotensi menembus Rp 2,92 juta (USD 180).