Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pertanyaan sederhana di platform X (sebelumnya Twitter) memicu prediksi mengejutkan: Berapa harga Bitcoin dalam 21 tahun ke depan?
Pertanyaan itu dilontarkan oleh Chaitanya Jain, mantan analis Blackstone sekaligus eksekutif strategi di perusahaan Michael Saylor.
Dikutip dari U.Today, Selasa (29/7/2025), jawaban datang dari Grok — kecerdasan buatan (AI) besutan perusahaan Elon Musk — yang memperkirakan bahwa pada 2046, harga Bitcoin bisa mencapai USD 25 juta per koin atau sekitar Rp 408,66 miliar (estimasi kurs Rp 16.346 per USD).
Tapi prediksi ini bukan asal-asalan. Grok merinci perhitungannya menjadi tiga bagian utama:
1. Pertumbuhan Historis Bitcoin
Grok melihat data pertumbuhan tahunan Bitcoin selama ini yang rata-rata berada di angka 30% (CAGR). Meski pertumbuhan tersebut mulai melambat, tren ini saja sudah bisa mengarah ke valuasi sekitar USD 13 juta di masa depan.
2. Model Stock-to-Flow (S2F)
Model populer ini memperkirakan harga Bitcoin berdasarkan kelangkaannya — yang semakin meningkat setelah setiap peristiwa halving. Dengan pendekatan ini, estimasi harga melonjak hingga lebih dari USD 50 juta per BTC.
3. Adopsi Global dan Pandangan Michael Saylor
Mengacu pada tesis Michael Saylor, Bitcoin diperkirakan akan tumbuh 29% per tahun sebagai aset cadangan global. Proyeksi ini menghasilkan harga sekitar USD 21 juta.
Kenapa Harga Bitcoin USD 25 Juta Masuk Akal?
Menggabungkan ketiga pendekatan tadi — pertumbuhan historis, kelangkaan melalui halving, dan tingkat adopsi global — Grok menyimpulkan bahwa USD 25 juta per Bitcoin pada 2046 adalah proyeksi yang realistis.
Tidak ada sensasi, hanya kalkulasi berdasarkan data dan tren ekonomi yang masuk akal.
Meskipun masih bersifat spekulatif, prediksi ini disambut antusias oleh komunitas kripto di platform X. Bukan hanya karena datang dari Grok, tapi juga karena ia mampu merangkum teori-teori ekonomi kompleks ke dalam angka tunggal yang mudah dicerna.
Percaya atau tidak, proyeksi seperti ini menunjukkan bahwa pembahasan soal harga jangka panjang Bitcoin kini bukan sekadar mimpi, tapi sudah mulai mengarah pada analisis serius tentang model mana yang paling mendekati kenyataan.
Citi Ramal Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 135.000 di Akhir 2025
Sebelumnya ditulis, laporan terbaru dari Citigroup menunjukkan prospek yang cukup optimistis untuk Bitcoin. Bank investasi global ini memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai USD 135.000 pada akhir 2025, dengan potensi naik lebih tinggi hingga USD 199.000 jika terjadi peningkatan signifikan dalam adopsi dan arus masuk dana ke Exchange-Traded Fund (ETF) kripto.
Mengutip bitcoin.com, Minggu (27/7/2025), namun, Citi juga menyampaikan skenario pesimistis. Jika terjadi hambatan seperti kebijakan regulasi yang lebih ketat atau tekanan ekonomi global, harga Bitcoin bisa turun ke level USD 64.000.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran USD 115.000–USD 120.000 dan tetap menunjukkan ketahanan meski dibayangi data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi.
Citi mencatat bahwa minat dari investor institusional, khususnya lewat ETF, menyumbang lebih dari 40% terhadap kenaikan harga terbaru Bitcoin.
Selain itu, permintaan dari sektor obligasi korporasi juga ikut mendorong harga. Ramalan ini mendapat respons positif di media sosial seperti platform X (sebelumnya Twitter), di mana banyak pengguna menyoroti meningkatnya kepercayaan pelaku keuangan besar terhadap Bitcoin.