Makin Banyak Perusahaan Simpan Bitcoin, Ini 6 Alasan Penting di Baliknya!

4 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Tren perusahaan menyimpan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) sebagai bagian dari neraca keuangan mereka kini berkembang pesat. Lebih dari 200 perusahaan publik di seluruh dunia telah mengadopsi strategi ini, mulai dari nama besar seperti Donald Trump hingga perusahaan pemasaran kasino online.

Mengutip Yahoo Finance, Minggu (27/7/2025), langkah ini disebut dengan Digital Asset Treasury, yaitu strategi menjadikan aset kripto sebagai bagian dari cadangan perusahaan.

Bagi sebagian orang, ini tampak seperti spekulasi berbaju formal. Namun menurut analis pasar dari Wall Street dan pendukung kripto kawakan, Tom Lee, strategi ini punya dasar yang sangat kuat.

Dalam wawancara dengan Pantera Capital, Lee mengungkapkan enam alasan utama mengapa semakin banyak perusahaan mengadopsi treasury kripto, semuanya bermuara pada satu kata kunci: manajemen.

Berikut penjelasannya:

1. Akses Pasar Modal: Bisa Beli Kripto Tanpa Utang

Perusahaan bisa menerbitkan saham baru saat harga sahamnya diperdagangkan lebih tinggi dibanding nilai Bitcoin atau Ethereum yang dimilikinya. Dana dari penjualan saham ini bisa digunakan untuk membeli lebih banyak kripto.

“Mereka bisa menumbuhkan aset dengan menjual saham,” kata Tom Lee.

“Ini adalah bentuk akresi — pertumbuhan aset tanpa menambah utang.”

Artinya, investor membayar lebih untuk eksposur kripto, dan perusahaan bisa memperbesar kepemilikannya dengan ‘diskon’.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2. Biaya Modal yang Lebih Murah

Investor ritel yang ingin pinjam uang untuk beli kripto bisa dikenakan bunga sampai 10%. Sebaliknya, perusahaan punya akses ke pinjaman berbunga rendah—bahkan bisa mendekati nol.

Contohnya MicroStrategy, yang pernah meminjam uang dengan bunga 0%, lalu membeli Bitcoin senilai lebih dari USD 73 miliar.

“Ini seperti ambil pinjaman tanpa bunga dan menghasilkan keuntungan darinya,” kata Lee.

3. Saham Bisa Jadi Alat Akuisisi

Jika saham perusahaan diperdagangkan jauh di atas nilai kripto yang dimilikinya, maka saham tersebut bisa digunakan untuk membeli perusahaan lain.

“Perusahaan yang dihargai premium bisa mengakuisisi yang lebih murah hanya dengan menggunakan saham,” jelas Lee.

Dengan cara ini, perusahaan bisa menambah cadangan ETH (atau BTC) tanpa mengeluarkan uang tunai, dan memberi nilai tambah bagi pemegang saham.

4. Leverage Operasional: Lebih dari Sekadar Menyimpan Koin

Khusus untuk perusahaan yang menyimpan Ethereum, potensi operasionalnya lebih besar. Mereka bisa membangun produk, layanan, atau infrastruktur di atas Ethereum.

“Mereka bisa menciptakan bisnis nyata yang menumbuhkan ETH per saham,” ujar Lee.

Misalnya, perusahaan bisa mengembangkan aplikasi DeFi, dompet digital, atau protokol staking—semua berbasis ETH.

5. Imbal Hasil Onchain: ETH Bisa Produktif

Berbeda dengan Bitcoin yang hanya menyimpan nilai, Ethereum bisa dipertaruhkan (staking) untuk menghasilkan imbal hasil.

“Ethereum itu produktif,” kata Jeff Park dari Bitwise. “Bitcoin menyimpan nilai, tapi ETH bisa menghasilkan.”

Cosmo Jiang dari Pantera Capital menyebut ini sebagai keunggulan struktural Ethereum dibandingkan Bitcoin dalam konteks treasury perusahaan.

6. Cerita yang Meyakinkan: Faktor Penentu Terbesar

Namun, keberhasilan strategi ini tidak hanya bergantung pada angka dan logika. Narasi atau cerita perusahaan memainkan peran kunci.

“Semua kembali pada apakah pasar percaya dengan visi dan cerita perusahaan,” tegas Lee.

Contohnya adalah Metaplanet, sebuah mantan operator hotel murah di Jepang yang bertransformasi menjadi perusahaan penyimpan Bitcoin.

Sejak mengubah arah bisnis pada 2024, valuasi pasar Metaplanet melonjak dari hanya USD 13 juta menjadi USD 6 miliar.

Kesimpulan

Strategi menyimpan kripto di neraca perusahaan bukan sekadar tren. Bagi perusahaan yang tahu cara memainkannya, ini bisa menjadi alat pertumbuhan, investasi, bahkan ekspansi bisnis.

Namun seperti yang ditegaskan Tom Lee, kunci keberhasilannya bukan hanya pada teknologi atau pasar, tapi manajemen dan narasi yang solid. Jika pasar percaya, maka nilainya akan mengikuti.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |