Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral Kazakhstan (National Bank of Kazakhstan/NBK) meluncurkan proyek uji coba kartu kripto yang memungkinkan warga menggunakan aset digital mereka untuk berbelanja di merchant yang menerima mata uang fiat seperti biasa.
Melansir Coinmarketcap, Senin (23/6/2025), proyek ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam memperluas penggunaan mata uang kripto di negara Asia Tengah tersebut.
Uji coba kartu kripto ini diumumkan dalam pertemuan yang berlangsung di Almaty, kota terbesar di Kazakhstan. Pertemuan tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan bank komersial, bursa kripto, dan perusahaan fintech.
Fokus pembahasan tertuju pada langkah-langkah untuk memperkuat ekosistem aset digital dan mendorong layanan keuangan berbasis teknologi blockchain.
Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev yang ingin mendorong pengembangan industri aset digital secara progresif, alih-alih memperketat regulasi. Pemerintah memilih membuka peluang lebih besar bagi inovasi kripto dengan tetap menerapkan pengawasan dan regulasi yang tepat.
Bagaimana Cara Kerja Kartu Kripto Kazakhstan?
Kartu kripto yang diluncurkan ini akan terhubung langsung ke dompet digital milik pengguna, yang dikelola oleh penyedia layanan aset digital berlisensi seperti bursa kripto yang terdaftar di Astana International Financial Center (AIFC).
Dengan sistem ini, pengguna bisa melakukan pembayaran non-tunai menggunakan saldo kripto mereka. Saat transaksi dilakukan, aset kripto akan langsung dikonversi ke mata uang lokal (tenge), dan proses penyelesaiannya akan ditangani oleh pihak bursa kripto serta bank komersial yang bermitra.
“Solusi ini memberikan kemampuan untuk mengintegrasikan sirkulasi aset digital dengan aman dan mudah ke dalam infrastruktur pembayaran yang ada,” kata NBK.
NBK menjelaskan mekanisme ‘kartu kripto’ menyediakan penjualan aset digital klien di pasar kripto AIFC pada saat transaksi pembayaran akan dilakukan menggunakan uang sungguhan setelah penjualan langsung aset kripto.
Rencana Besar Kazakhstan: Stablecoin, Tokenisasi Aset, hingga CryptoCity
Peluncuran kartu kripto ini hanya salah satu dari serangkaian inisiatif ambisius pemerintah Kazakhstan di bidang teknologi finansial. Bank sentral mengungkapkan bahwa mereka juga berencana menerbitkan stablecoin yang didukung oleh mata uang lokal baik dalam bentuk tenge konvensional maupun versi digitalnya (digital tenge).
Selain itu, ada rencana untuk melakukan tokenisasi terhadap berbagai jenis aset seperti properti, surat berharga, dan aset keuangan lainnya. Pemerintah ingin memastikan adanya sistem penyimpanan jaminan untuk aset digital serta regulasi yang mengatur layanan pertukaran dan penyimpanannya.
Langkah-Langkah Progresif Kazakhstan dalam Dunia Kripto
Kazakhstan telah lama dikenal sebagai salah satu pusat penambangan Bitcoin terbesar di dunia. Namun, selama bertahun-tahun, negara ini cenderung berhati-hati dalam mengatur kripto. Kini, terlihat adanya pergeseran menuju kebijakan yang lebih terbuka.
Pada bulan Mei lalu, NBK mengumumkan bahwa perdagangan aset kripto akan dilegalkan di luar wilayah AIFC, melalui sistem perizinan resmi untuk bursa kripto. Bulan sebelumnya, Presiden Tokayev meluncurkan proyek CryptoCity, sebuah zona percontohan untuk menguji pembayaran menggunakan kripto.
Dalam tiga tahun terakhir, Kazakhstan telah mengumpulkan sekitar USD 35 juta dari pajak penambangan kripto. Namun menurut Wakil Menteri Pengembangan Digital Kanysh Tuleushin, jumlah ini bisa meningkat hingga 10 kali lipat setiap tahun jika negara menerapkan regulasi kripto yang lebih ramah industri.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.