Liputan6.com, Jakarta - JPMorgan Chase&Co sedang menjajaki kemungkinan menawarkan pinjaman yang didukung kripto milik klien. Perusahaan dapat menawarkan pinjaman yang didukung oleh bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) paling cepat 2026.
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Sabtu (26/7/2025), JPMorgan menawarkan pinjaman yang didukung oleh kripto muncul di saat bank-bank Amerika Serikat (AS) lainnya semakin gencar mengembangkan stablecoin. Bank-bank besar AS berupaya memanfaatkan regulasi yang lebih ramah terhadap kripto di Washington, terutama dengan dorongan untuk stablecoin.
CEO JPMorgan Jamie Dimon yang merupakan sosok skeptis terhadap bitcoin mengonfirmasi JPMorgan juga akan terlibat dalam stablecoin. Pada Mei 2025, ia mengkritik bitcoin. Jamie Dimon menyebutkan kekhawatiran tentang leverage atau batas utang, penyalahgunaan dan masalah pencucian uang dalam sistemnya.
JPMorgan Chase&Co adalah perusahaan jasa keuangan global yang menyediakan layanan perbankan investasi, serta layanan keuangan bagi konsumen dan usaha kecil. Perusahaan ini juga menawarkan layanan perbankan komersial, pemrosesan transaksi keuangan dan manajemen aset.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
JPMorgan Bertemu dengan SEC, Bahas Apa?
Sebelumnya, eksekutif bank terbesar di Amerika Serikat (AS) JPMorgan Chase bertemu dengan gugus tugas kripto Komisi Sekuritas dan Bursa atau the Securities and Exchange Commission (SEC).
Pertemuan itu untuk membahas regulasi aset digital dan potensi konsekuensi dari pasar modal yang beralih ke blockchain publik. Eksekutif yang bertemu dengan SEC antara lain Scott Lucas, Justin Cohen dan Aaron Lovine.
Mengutip Cointelegraph, Rabu (18/6/2025), berdasarkan catatan SEC, para eksekutif JPMorgan Chase berdiskusi dengan SEC tentang "dampak potensial dari aktivitas pasar modal yang ada yang bermigrasi ke blockchain publik", termasuk area mana dari model yang ada yang mungkin berubah. Selain itu bagaimana perusahaan dapat menilai risiko dan manfaat dari perubahan itu.
Dua pihak itu juga membahas “jejak bisnis” JPMorgan yang ada di ruang kripto, termasuk platform digitalnya saat ini yang menangani perjanjian pembelian kembali, jenis pinjaman jangka pendek di pasar keuangan yang termasuk dalam pembiayaan digital atau digital financing dan layanan utang digital atau digital debt services.
JPMorgan juga menilai dapat mendorong sudut pandang yang kompetitif untuk tetap menjadi terdepan dalam persaingan. Hal ini seiring lembaga keuangan melihat blockchain untuk transaksi lebih cepat dan lebih murah sambil juga membuka aliran pendapatan baru melalui aset token.
JPMorgan Uji Coba Token JPMD
Pertemuan JPMorgan dengan SEC terjadi saat perusahaan mengumumkan program uji coba setoran token pada Selasa pekan ini. JPMorgan mengumumkan meluncurkan token JPMD di basis blockchain Coinbase.
Klien institusi Coinbase dapat memakai JPMD untuk transaksi setelah uji coba selesai yang diharapkan berlangsung selama beberapa bulan. Sehari sebelumnya, JPMorgan mengajukan aplikasi merek dagang untuk JPMD yang menguraikan berbagai layanan terkait kripto termasuk perdagangan aset digital, transfer dan pemrosesn pembayaran.
Eksekutif JPMorgan mengatakan belum ada rencana untuk stablecoin JPMD memicu spekulasi JPMorgan akan menerbitkan stablecoin dengan bank-bank besar lainnya. Namun, Eksekutif Blockchain JPMorgan, Naveen Mallela menuturkan, deposit token adalah alternatif yang lebih unggul untuk stablecoin bagi lembaga dengan mencatat dukungan cadangan fraksionalnya sehingga lebih mudah diukur.
Token deposit mewakili deposit dolar AS yang disimpan di rekening bank nasabah dan beroperasi dalam kerangka perbankan tradisional lebih dari stablecoin yang hanya merupakan representasi digital mata uang fiat yang didukung uang tunai dan setara kas.