Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Jumat (4/7/2025) pukul 07.00 WIB. Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih menguat. Bitcoin naik 0,64 persen dalam 24 jam dan 2,37 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 109,639 per koin atau setara Rp 1,76 miliar (asumsi kurs Rp 16.228 per dolar AS).
Ethereum (ETH) kembali melemah. ETH turun 0,96 persen sehari terakhir, tetapi masih menguat 7,33 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 42,1 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 1,19 persen, tetapi masih menguat 3,24 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 10,7 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA menguat 0,70 persen dalam sehari dan 8,11 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 9.750 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali melemah. SOL terkoreksi 1,73 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 9,48 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,47 juta per koin.
XRP kembali berada di zona merah. XRP turun 0,52 persen, tetapi masih menguat 7,16 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 36.698 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) masih perkasa. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 0,22 persen dan 7,50 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.795 per token.
Harga kripto hari ini yakni stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) masih stabil. Harga keduanya masih berada di level USD 1,00, keduanya melemah masing-masing 0,13 persen dan 0,16 persen.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,38 triliun atau setara Rp 54.850 triliun, menguat sekitar 0,58 persen dalam sehari terakhir.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Beli Bitcoin Sebelum Dunia Dihantam Krisis
Sebelumnya, penulis buku keuangan legendaris Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali menyerukan pentingnya memiliki Bitcoin (BTC), terutama di tengah kekhawatiran akan ledakan gelembung utang global.
Lewat unggahan terbarunya di platform media sosial X, seperti dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (2/7/2025), Kiyosaki mengatakan bahwa saat ini adalah momen yang tepat untuk mengamankan kekayaan melalui aset seperti emas, perak, dan Bitcoin.
Ia memperingatkan mereka yang hanya menyimpan uang tunai (fiat) atau berinvestasi di obligasi akan paling merugi saat krisis ekonomi global terjadi.
“Saya sarankan memiliki emas, perak, dan bitcoin jika ingin lebih kaya ketika gelembung utang global meledak. Penabung uang fiat palsu dan pemilik obligasi akan paling merugi. Jadilah pemenang,” kata Kiyosaki.
Menurut Kiyosaki, Bitcoin adalah versi modern dari “uang sungguhan” seperti emas dan perak. Ia percaya BTC akan berfungsi sebagai pelindung nilai kekayaan (hedge) di tengah potensi runtuhnya sistem keuangan berbasis uang fiat (mata uang resmi seperti dolar, rupiah, dll.).
Kiyosaki sudah lama menyuarakan prediksi soal krisis ekonomi global. Ia menyebut “gelembung utang terbesar dalam sejarah” sebagai penyebab utama. Saat gelembung ini pecah, ia yakin uang fiat dan obligasi akan mengalami penurunan tajam, sedangkan aset seperti BTC justru berpeluang melonjak.
Spanyol Ungkap Penipuan Kripto, Korban Capai 5.000 Investor dengan Kerugian Rp 8,7 Triliun
Sebelumnya, skema penipuan kripto berskala besar berhasil diungkap oleh otoritas Spanyol, yang mengungkap jaringan internasional penipuan investasi kripto yang merugikan lebih dari 5.000 orang dari berbagai negara. Total kerugian yang dicatat mencapai €460 juta atau sekitar Rp 8,7 triliun (kurs Rp19.000 per euro).
Dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (1/7/2025), pada 25 Juni 2025, Kepolisian Sipil Spanyol (Guardia Civil) menangkap lima tersangka yang terlibat dalam jaringan ini, dengan dukungan dari Europol serta aparat hukum dari Amerika Serikat, Prancis, dan Estonia.
Operasi penangkapan dilakukan di Madrid dan Kepulauan Canary.
Modus Operasi: Transfer Tunai, Rekening Kripto, dan Perusahaan Cangkang
Penyelidikan menemukan bahwa pelaku membuat infrastruktur penipuan yang sangat terorganisir. Mereka memiliki jaringan perwakilan yang menipu korban dengan tawaran investasi kripto, lalu mengumpulkan dana lewat berbagai metode—baik tunai, transfer antarbank, hingga aset kripto.
Uang hasil penipuan kemudian dicuci melalui jaringan perusahaan cangkang dan rekening bank yang berbasis di Hong Kong. Europol mengungkap bahwa para pelaku menggunakan akun-akun atas nama orang lain di berbagai platform kripto untuk menyembunyikan jejak transaksi mereka.
“Kelompok ini memakai gateway pembayaran dan akun palsu di banyak bursa untuk menyimpan dan memindahkan dana hasil kejahatan,” jelas penyelidik.
Kripto: Disalahgunakan Tapi Bisa Jadi Solusi
Laporan dari Europol pada Maret 2025 menyoroti bahwa penipuan daring—termasuk skema investasi bodong kripto—adalah ancaman utama keamanan di Uni Eropa.
Meskipun mata uang kripto kerap dikritik karena membuka celah anonimitas bagi pelaku kejahatan, banyak pakar menyebut bahwa teknologi blockchain justru dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi dan melacak transaksi ilegal dengan lebih efektif, jika didukung regulasi dan kerja sama lintas negara.