Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Sabtu (28/6/2025) pagi. Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau di tengah meredanya ketegangan di Timur Tengah dan kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menghijau. Bitcoin naik 0,31 persen dalam 24 jam dan menguat 3,80 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 107.197 per koin atau setara Rp 1,740 miliar.
Ethereum (ETH) masih juga perkasa. ETH melonjak 1 persen sehari terakhir tetapi terpantau turun tipis 0,68 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 29,307 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,97 persen dan tetapi masih melemah 0,53 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 10,487juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) juga tetap berada di zona hijau. ADA perkasa 1,56 persen dalam sehari tetapi merosot 4,68 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 9.082 per koin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Koin Lainnya juga Menghijau
Adapun Solana (SOL) cerah. SOL naik 3,12 persen dalam sehari dan 0,36 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,307 juta per koin.
XRP juga kembali menguat baik dalam sehari atau sepekan. XRP menguat 3,05 persen dalam 24 jam dan 0,24 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 34.864 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menghijau. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 1,50 persen dan melemah 1,96 persen dalam sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.615 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini masih stabil. Harga keduanya masih berada di level USD 1,00, keduanya menguat masing-masing 0,12 persen dan 0,13 persen.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level Rp 53.220 triliun, melemah sekitar 4,06 persen dalam sehari terakhir.
Sentimen Ini Pengaruhi Pasar Kripto pada Semester II
Sebelumnya ditulis peran sentimen pasar, seperti optimisme atau kekhawatiran, terhadap fluktuasi harga Bitcoin menjadi sorotan utama setelah peristiwa geopolitik seperti gencatan senjata. Sebelumnya, keputusan pemerintah AS terkait regulasi kripto dan konflik geopolitik global turut memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.
Harga bitcoin mampu bergerak di zona hijau sejak perdagangan Rabu, 25 Juni 2025. Kenaikan harga bitcoin berlanjut pada Kamis, (26/6/2025).
Berdasarkan data Coinmarketcap, harga bitcoin naik 1,42% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin bertambah 2,365. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 107.371,83 atau Rp 1,75 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.320).
Kenaikan harga bitcoin ini terjadi tengah mayoritas jajaran kripto teratas bergerak di zona merah. Termasuk ethereum. Harga Ethereum melemah 0,67% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga Ethereum (ETH) anjlok 4,33%. Saat ini, harga Ethereum berada di posisi USD 2.417,35.
Lalu bagaimana potensi kripto pada semester II 2025?
Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, Resna Raniadi menuturkan, paruh kedua 2025 akan menjadi momen krusial untuk menguji ketahanan dan potensi industri aset digital.
“Kami melihat sejumlah sinyal positif dari sisi adopsi institusional, penggunaan blockchain di aset dunia nyata, hingga ekspansi aplikasi Web3 di berbagai sektor,” kata Resna seperti dikutip dari keterangan resmi.
Setelah melalui semester yang penuh dengan perkembangan signifikan dan optimisme pasar, pelaku pasar dan investor memiliki harapan baru pada semester II 2025.
3 Pendorong Pasar Kripto
Berikut tiga pendorong utama potensi pasar kripto pada semester II 2025:
1.Masuknya institusi ke investasi kripto
Salah satu indikator kuat industri ini semakin matang adalah meningkatnya keterlibatan institusi keuangan global dalam aset kripto. Melalui produk-produk seperti ETF berbasis kripto dan tokenisasi aset tradisional, institusi tidak hanya menjadi katalis pertumbuhan volume transaksi, tetapi juga menjadi sumber validasi yang penting bagi investor ritel.
2.Peningkatan penggunaan blockchain untuk real-world assets (RWA)
Adopsi blockchain kini tidak lagi terbatas pada sektor keuangan digital semata. Penggunaan teknologi ini untuk merepresentasikan aset fisik seperti properti, surat utang, dan komoditas menghadirkan cara baru dalam mengelola dan memperdagangkan aset secara transparan, efisien, dan tanpa batas geografis.
3.Ekspansi aplikasi berbasis web 3 di berbagai sektor
Tren Web3 semakin menguat dengan tumbuhnya berbagai platform yang mengedepankan desentralisasi dan kepemilikan pengguna. Aplikasi di bidang gaming, hiburan, hingga logistik dan supply chain menunjukkan bahwa Web3 bukan sekadar tren teknologi, tetapi sebuah transisi fundamental dalam cara kerja industri digital.
Di tengah peluang tersebut, pelaku pasar tetap perlu mencermati sejumlah faktor eksternal seperti perkembangan kebijakan dari regulator dan pemerintah, juga situasi makroekonomi global. Semua elemen ini dapat memengaruhi kepercayaan pasar serta laju adopsi di tingkat nasional maupun global.
“Kami menyadari bahwa industri ini masih sangat dinamis, dan justru karena itu, penting bagi para pengguna memiliki akses terhadap informasi yang kredibel,” ujar Resna.
“Kami akan terus mendorong pertumbuhan ekosistem yang sehat dengan fokus pada edukasi, inovasi, dan kolaborasi,” ia menambahkan.