Harga Bitcoin Tembus USD 108.400, Sinyal Bullish Semakin Kuat

2 months ago 46

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan performa mengesankan dengan kenaikan sekitar 1,4% dalam 24 jam terakhir. Pada Senin (30/6/2025), harga aset kripto terbesar di dunia ini diperdagangkan sedikit di atas USD 108.400, atau setara Rp1,75 miliar (asumsi kurs Rp16.229 per dolar AS).

Kenaikan ini sekaligus membawa Bitcoin (BTC) menembus level resistance penting di USD 105.000, yang bisa menjadi pintu masuk menuju pengujian ulang harga tertingginya sepanjang masa (all-time high/ATH) dalam waktu dekat.

Sejak awal tahun 2025, Bitcoin telah mencatatkan lonjakan hampir 15%. Ini menjadikannya sebagai aset kripto dengan performa terbaik di antara lima besar mata uang kripto global. Kenaikan ini terjadi meski pasar kripto cenderung tenang usai ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel beberapa waktu lalu.

Faktor Pendorong: Kombinasi Teknikal dan Makroekonomi

Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut bahwa tren kenaikan Bitcoin saat ini tidak lepas dari dukungan analisis teknikal dan kondisi makroekonomi yang mendukung.

“Penembusan harga BTC di atas USD 103.000 merupakan sinyal kuat bagi pasar, terutama karena disertai volume besar. Ini menandakan bahwa pasar sedang bersiap untuk menguji level resistance berikutnya di kisaran USD 110.500 (Rp1,79 miliar),” ujar Fyqieh dalam keterangan resmi, Senin (30/6/2025).

Data dari CoinGlass juga menunjukkan aksi likuidasi posisi short terhadap BTC masih berada dalam batas wajar. Ini berarti tekanan jual tidak terlalu besar, terutama sejak harga kembali naik dari level USD 100.000 di awal pekan. Selain itu, open interest pada kontrak berjangka Bitcoin juga meningkat, menandakan kepercayaan pasar mulai pulih.

Pola Grafik dan RSI Menguatkan Prediksi Bullish

Secara teknikal, pola inverse head and shoulders yang terlihat pada grafik per jam memberikan sinyal bahwa Bitcoin berpotensi naik hingga USD 109.000. Namun, resistance utama tetap berada di USD 110.500.

Meski begitu, indikator RSI (Relative Strength Index) menunjukkan kondisi overbought atau jenuh beli, yang berarti kemungkinan terjadinya koreksi dalam jangka pendek tetap ada.

“Jika koreksi terjadi, level support kunci berada di US$106.000 atau di rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 200. Namun secara keseluruhan, tren jangka pendek tetap bullish selama level ini tidak ditembus,” tambah Fyqieh.

Optimisme Pasar Didorong Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Dari sisi fundamental, pasar mendapat angin segar setelah Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyampaikan peluang penurunan suku bunga bisa terjadi lebih cepat, yakni saat pertemuan FOMC pada 29–30 Juli mendatang. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Jerome Powell sebelumnya yang menyebutkan potensi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.

Secara historis, suku bunga rendah menjadi faktor positif bagi aset berisiko seperti kripto karena biaya pinjaman turun dan investor terdorong mencari alternatif investasi yang lebih agresif.

“Penurunan suku bunga akan menurunkan biaya pinjaman dan mendorong investor untuk mengalihkan dananya ke aset seperti Bitcoin dan Ethereum. Apalagi dengan dukungan arus masuk yang kuat ke ETF Bitcoin spot, peluang BTC untuk menguji ATH di USD 111.970 (Rp1,81 miliar) semakin terbuka lebar,” jelasnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa ETF Bitcoin di AS telah menarik dana lebih dari USD 9 miliar sejak awal tahun. Produk iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock menjadi pemimpin dalam arus masuk ini. Bahkan, pada 22 Mei lalu, ETF Bitcoin mencatatkan arus masuk harian sebesar USD 432 juta, salah satu yang tertinggi sepanjang sejarah.

Tetap Waspada Koreksi Jika Fed Tak Sesuai Ekspektasi

Meski tren positif masih mendominasi, Fyqieh mengingatkan bahwa investor tetap perlu waspada terhadap potensi koreksi pasar jika keputusan suku bunga tidak sesuai harapan.

“Jika Fed memilih menahan suku bunga dan inflasi tetap tinggi, kita bisa melihat koreksi sementara. Tapi secara fundamental, pasar masih sangat optimistis terhadap prospek Bitcoin dalam jangka menengah,” pungkasnya.

Dengan dukungan kombinasi sinyal teknikal yang solid serta potensi kebijakan moneter longgar dari The Fed, pasar kini menantikan apakah Bitcoin akan berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa di USD 111.970 dan memasuki fase bullish baru di paruh kedua tahun 2025.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |