Liputan6.com, Jakarta Hubungan pertemanan seharusnya menjadi sumber dukungan dan kebahagiaan. Namun, tidak semua pertemanan membawa dampak positif bagi kehidupan seseorang. Ada kalanya, sebuah hubungan pertemanan justru dapat berubah menjadi racun dan merugikan kesehatan mental serta kesejahteraan individu.
Mengenali tanda-tanda pertemanan yang tidak sehat menjadi langkah krusial untuk melindungi diri dari potensi dampak negatifnya. Pertemanan toksik dapat menguras energi, menurunkan rasa percaya diri, bahkan memicu stres berkepanjangan. Oleh karena itu, penting untuk memahami ciri-ciri pertemanan toxic agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Artikel Liputan6.com ini akan mengulas secara mendalam enam ciri-ciri hubungan pertemanan toxic. Dengan memahami indikator-indikator ini, Anda diharapkan dapat lebih waspada dan mampu menjaga batasan demi kesehatan mental yang optimal. Simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.
1. Egois dan Hanya Fokus pada Diri Sendiri
Ciri pertama dari pertemanan toksik adalah perilaku egois, di mana teman hanya fokus pada diri mereka sendiri dan kebutuhannya. Mereka mungkin tidak pernah bertanya tentang Anda atau memastikan kebutuhan Anda terpenuhi dalam interaksi.
Sebagian besar waktu dalam percakapan atau pertemuan dihabiskan untuk membicarakan masalah atau kehidupan mereka, tanpa menunjukkan minat yang sama terhadap diri Anda. Ini menciptakan dinamika hubungan yang tidak seimbang dan menguras energi.
Teman yang beracun mungkin hanya fokus pada diri mereka sendiri dan kebutuhannya, serta tidak bertanya tentang Anda. Idealnya, kehidupan dalam pertemanan harus bersifat 50:50, tidak selalu terpusat pada satu orang saja.
2. Sering Mengkritik dan Menjatuhkan
Teman yang toksik cenderung sering mengkritik Anda, baik itu tentang perilaku, penampilan, hubungan, kinerja di tempat kerja, atau aspek lain dalam hidup Anda. Kritik ini seringkali tidak konstruktif dan bertujuan untuk menjatuhkan.
Mereka mungkin tidak suka melihat keberhasilan Anda dan bahkan bisa cemburu atau iri terhadap pencapaian Anda. Alih-alih merayakan kesuksesan, mereka justru meremehkan atau mencoba merusak pencapaian yang Anda raih.
Perasaan bahwa setiap kali Anda berbicara dengan teman tersebut, selalu ada hal negatif yang dikatakan tentang Anda, merupakan indikasi kuat. Teman yang beracun mungkin menyimpan kecemburuan terhadap pencapaian atau kualitas pribadi Anda, alih-alih memberikan dukungan.
3. Tidak Dapat Dipercaya dan Mengkhianati Kepercayaan
Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap persahabatan yang sehat. Namun, teman yang toksik seringkali tidak dapat dipercaya, bahkan mungkin menyebarkan rahasia atau bergosip tentang Anda kepada orang lain tanpa ragu.
Jika Anda merasa tidak bisa mempercayai seseorang atau merasa mereka tidak menginginkan yang terbaik untuk Anda, kemungkinan besar mereka adalah teman yang toksik. Mereka bisa mengumbar isi curhatan dan rahasia pribadi Anda kepada orang lain.
Anda seharusnya tidak perlu khawatir tentang rahasia yang disimpan oleh teman Anda. Jika mereka berbagi rahasia Anda atau bergosip, itu adalah tanda jelas bahwa kepercayaan telah dikhianati.
4. Manipulatif dan Memaksa Kehendak
Teman yang toksik seringkali mencoba memanipulasi Anda untuk melakukan hal-hal yang tidak Anda inginkan, atau membuat Anda merasa bersalah agar mengikuti keinginan mereka. Mereka ahli dalam memutarbalikkan fakta dan situasi.
Mereka mungkin menggunakan taktik seperti gaslighting, di mana mereka membuat Anda meragukan persepsi atau kewarasan Anda sendiri. Tujuannya adalah agar Anda merasa bingung dan lebih mudah dikendalikan.
Pertemanan yang sehat seharusnya tidak melibatkan rasa bersalah untuk melakukan aktivitas, dan kebutuhan Anda harus diprioritaskan. Anda tidak seharusnya merasa telah melakukan sesuatu yang tidak Anda inginkan hanya untuk menyenangkan teman Anda.
5. Hubungan Satu Sisi dan Tidak Ada Empati
Dalam pertemanan toksik, Anda mungkin merasa bahwa Anda selalu menjadi pihak yang memberi, baik itu waktu, energi, atau dukungan emosional, sementara teman Anda jarang membalasnya. Ini menciptakan ketidakseimbangan yang signifikan.
Mereka mungkin tidak memiliki empati atau simpati terhadap perasaan atau perjuangan Anda, membuat Anda merasa terisolasi dan diabaikan secara emosional. Perjuangan atau kesuksesan Anda mungkin tidak mendapatkan perhatian yang layak.
Tanda mendasar bahwa Anda memiliki teman yang toksik adalah kurangnya empati. Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, namun teman yang beracun mungkin menunjukkan sedikit perhatian terhadap emosi Anda.
6. Menguras Energi dan Menimbulkan Drama
Menghabiskan waktu dengan teman yang toksik seringkali membuat Anda merasa lelah, terkuras secara emosional, atau bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Interaksi dengan mereka tidak memberikan energi positif.
Mereka cenderung membawa drama dan konflik yang tidak perlu ke mana pun mereka pergi, menciptakan suasana negatif dan menguras energi Anda. Lingkungan pertemanan menjadi penuh ketegangan dan masalah.
Berbeda dengan sahabat sejati yang membuat Anda merasa antusias dan terinspirasi, seorang toxic friend justru melakukan hal yang sebaliknya. Mereka membuat Anda lemah, baik secara emosional maupun fisik, dengan drama yang tak berujung.
People Also Ask Tentang ciri-ciri hubungan pertemanan toxic
1. Apa saja ciri-ciri hubungan pertemanan toxic?
Jawaban: Ciri-ciri pertemanan toxic meliputi perilaku egois, sering mengkritik, tidak dapat dipercaya, manipulatif, hubungan satu sisi, dan menguras energi.
2. Mengapa teman toxic cenderung egois dan hanya fokus pada diri sendiri?
Jawaban: Teman toxic hanya fokus pada kebutuhan mereka sendiri, jarang bertanya tentang Anda, dan menghabiskan sebagian besar waktu membicarakan masalah pribadi mereka.
3. Bagaimana pertemanan toxic dapat mengkhianati kepercayaan?
Jawaban: Teman toxic seringkali menyebarkan rahasia atau bergosip tentang Anda kepada orang lain, membuat Anda merasa tidak bisa mempercayai mereka.
4. Apa dampak pertemanan toxic terhadap kesehatan mental seseorang?
Jawaban: Pertemanan toxic dapat menguras energi, menurunkan rasa percaya diri, memicu stres, dan berdampak negatif pada kesehatan mental serta kesejahteraan.