Bisa Masuk 10 Besar Dunia, Bakkt Siapkan Dana Fantastis untuk Bitcoin

2 months ago 51

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi finansial asal Amerika Serikat, Bakkt Holdings, berencana menggalang dana hingga USD 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun untuk mendukung strategi baru mereka di bidang Bitcoin dan aset digital.

Langkah ini diumumkan melalui dokumen resmi yang diajukan ke otoritas pasar modal AS, U.S. Securities and Exchange Commission (SEC).

Rencana penggalangan dana ini menyusul perubahan kebijakan investasi perusahaan yang diumumkan pada Juni 2025, yang kini memungkinkan Bakkt untuk berinvestasi langsung di Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Dalam dokumen yang diajukan ke SEC, Bakkt menyatakan bahwa mereka bisa menerbitkan berbagai instrumen keuangan seperti saham biasa (Class A), saham preferen, surat utang, waran (hak beli saham di masa depan), hingga gabungan dari semua instrumen tersebut.

Melalui skema pendaftaran “rak” (shelf registration), perusahaan dapat menghimpun dana dalam beberapa tahap tanpa harus mendaftarkan dokumen baru setiap kali. Pendekatan ini memberi fleksibilitas bagi Bakkt untuk menyesuaikan waktu penerbitan sesuai kondisi pasar dan kebutuhan perusahaan.

Melansir Coingape, Jumat (27/6/2025), dana yang terkumpul nantinya bisa digunakan untuk membeli Bitcoin, mendukung inisiatif pengelolaan keuangan berbasis kripto, hingga keperluan operasional lainnya. Meski sudah mengubah kebijakan investasinya, hingga saat ini Bakkt belum melakukan pembelian aset kripto apapun, menurut dokumen resmi tersebut.

Bisa Masuk 10 Besar Pemilik Terbesar

Dengan harga Bitcoin saat ini yang berada di angka USD 106.800 per koin, dana USD 1 miliar yang dikumpulkan berpotensi digunakan untuk membeli sekitar 9.364 BTC. Jika itu dilakukan, Bakkt akan menjadi salah satu dari 10 perusahaan publik terbesar di dunia yang memiliki Bitcoin, mengungguli Coinbase yang saat ini menyimpan 9.267 BTC.

Posisi ini akan menempatkan Bakkt tepat di bawah Tesla dan perusahaan tambang kripto Hut 8 Mining. Dengan demikian, Bakkt bisa menjadi salah satu pemegang institusional Bitcoin terbesar, bersanding dengan nama-nama besar seperti MicroStrategy dan Marathon Digital.

“Inisiatif ini bertujuan mendukung transformasi Bakkt menjadi perusahaan infrastruktur kripto murni, sekaligus memungkinkan kami secara strategis menambahkan Bitcoin dan aset digital lain ke dalam kas perusahaan," kata Co-CEO Bakkt, Akshay Naheta.

Fokus Baru: Bangun Infrastruktur Kripto

Bakkt didirikan pada 2018 dengan dukungan dari Intercontinental Exchange (ICE), perusahaan induk dari Bursa Efek New York (NYSE). Awalnya, Bakkt menyediakan layanan perdagangan Bitcoin berjangka yang diselesaikan secara fisik. Namun, produk ini tidak terlalu sukses di pasar.

Meski begitu, Bakkt berhasil bertahan dengan memperluas layanan ke penyimpanan kripto (custody) dan program loyalitas berbasis aset digital. Pada 2021, Bakkt melantai di bursa saham lewat merger dengan perusahaan akuisisi khusus (SPAC), dan sejak itu terus memperluas usahanya di sektor kripto.

Kini, Bakkt bergabung dengan jajaran perusahaan publik besar yang telah lebih dulu berinvestasi langsung di aset kripto. Di antara mereka, MicroStrategy yang dipimpin Michael Saylor masih menjadi pemegang Bitcoin terbesar di dunia dengan jumlah lebih dari 592.000 BTC. Di bawahnya, Marathon Digital menyimpan sekitar 49.000 BTC, disusul oleh XXI dengan 37.000 BTC.

Perusahaan lain seperti Riot Platforms dan Galaxy Digital juga tercatat memiliki puluhan ribu Bitcoin. Jika Bakkt merealisasikan seluruh investasinya sebesar USD 1 miliar ke Bitcoin, perusahaan ini akan memiliki sekitar 9.364 BTC—cukup untuk menempatkan mereka di posisi kesembilan di antara perusahaan publik pemilik Bitcoin terbanyak, tepat di bawah Tesla dan perusahaan tambang Hut 8 Mining.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |