Liputan6.com, Jakarta - Binance akan mengizinkan pengguna di Suriah untuk berdagang kripto termasuk di bitcoin.Hal ini seiring keputusan Amerika Serikat (AS) mencabut sanksi terhadap Suriah pada bulan lalu.
Binance, bursa mata uang kripto terbesar di dunia, mengatakan warga Suriah akan diberikan akses penuh ke penawarannya, yang mencakup lebih dari 300 token mata uang kripto dan stablecoin. Demikian mengutip dari Channel News Asia, Kamis (12/6/2025).
Kelompok tersebut menambahkan pound Suriah sekarang dapat digunakan untuk membeli dan menjual mata uang kripto di bursa tersebut.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump membuat pengumuman mengejutkan bulan lalu tentang pencabutan sanksi terhadap Suriah.
Trump mengatakan, pihaknta mengambil keputusan tersebut atas perintah Arab Saudi, yang merupakan pendukung utama pencabutan sanksi tersebut.
Para pemimpin baru Suriah bertujuan untuk membuat kemajuan pesat dalam meningkatkan layanan publik, termasuk konektivitas internet, di negara tersebut setelah 14 tahun perang saudara dan puluhan tahun sanksi Barat.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pengguna Bursa Kripto Binance Sentuh 275 Juta
Sebelumnya, jumlah pengguna bursa kripto Binance telah mencapai 275 juta, memicu revolusi kripto global dengan tingkat adopsi yang sangat tinggi.
Mengutip News.bitcoin.com, Rabu (4/6/2025) Binance mengumumkan pada 2 Juni 2025 bahwa mereka telah mencapai tonggak utama dalam pertumbuhan pengguna, menggarisbawahi jangkauan globalnya yang semakin cepat dalam ruang aset digital.
Platform tersebut melaporkan komunitasnya telah berkembang secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh permintaan di pasar mapan dan pasar berkembang.
“Binance telah mencapai tonggak luar biasa dengan 275 juta pengguna terdaftar di seluruh dunia,” ungkap Binance dalam keterangannya.
Bursa tersebut juga mencatat pertumbuhan positif di tahun 2024 lalu.
"Untuk menempatkan pertumbuhan eksplosif ini dalam perspektif, Binance telah memperoleh 80 juta pengguna baru sejak Januari 2024 saja, itu sekitar 156.000 pendaftaran setiap hari, atau sekitar 1,8 pengguna baru setiap detik," bebernya.
Binance menganggap sebagian besar momentum ini untuk memperluas akses di wilayah yang kurang terlayani oleh sistem keuangan tradisional.
Berbeda dengan platform konvensional yang berakar pada mata uang nasional dan infrastruktur lama, Binance telah memperkenalkan sistem yang dibangun sepenuhnya di sekitar kripto, yang memungkinkan partisipasi yang lebih luas dalam keuangan global.
Selain angka, Binance menekankan bagaimana layanannya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Pertumbuhan ini tidak hanya pasif; melainkan, hal itu memberdayakan utilitas dunia nyata. Binance Pay secara bertahap mengubah kripto dari investasi menjadi sesuatu yang jauh lebih praktis: alat untuk kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.
Platform tersebut baru-baru ini mengintegrasikan Binance Pay dengan sistem pembayaran nasional asal Brasil, Pix, yang memungkinkan pengguna untuk mengonversi kripto ke mata uang lokal untuk transaksi langsung.
Binance jadi Bursa Kripto Penyimpan Stablecoin Terbesar, Nilainya Sentuh Rp 506 Triliun
Binance kini memegang simpanan Stablecoin terbesar di antara bursa kripto besar, yang memberinya keunggulan dalam likuiditas keseluruhan.
Mengutip Cryptonews, Rabu (4/6/2025) data baru dari CryptoQuant menunjukkan bahwa dompet Binance menyimpan Stablecoin USDt dan USDC senilai kisaran USD 31 miliar (Rp506,5 triliun), yang menandai penyimpanan terbesar di antara bursa terpusat lainnya.
Simpanan itu setara 59% dari semua cadangan Stablecoin di seluruh industri, yang menunjukkan jumlah likuiditas perdagangan yang tersimpan di platform tersebut.
Pada bulan Mei 2025, Binance menerima USD 31 miliar dalam setoran USDT dan USDC, mengungguli Coinbase, yang melaporkan USD 30 miliar (Rp490,2 triliun) dalam periode yang sama.