Liputan6.com, Jakarta - Bursa Moskow (MOEX) resmi meluncurkan Indeks Bitcoin Pasar Derivatif MOEX (MOEXBTC), langkah bersejarah yang menandai masuknya bursa tersebut ke pasar aset kripto.
Indeks ini mulai dihitung dan dipublikasikan pada 10 Juni 2025. Mengutip pernyataan resmi yang dilansir oleh kantor berita Tass, MOEXBTC dirancang untuk menjadi acuan dasar bagi berbagai instrumen keuangan ke depannya.
Dikutip dari news.bitcoin.com, Rabu (11/6/2025), Indeks MOEXBTC dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari harga kontrak berjangka dan swap abadi pasangan BTC/USDT yang dikumpulkan dari empat bursa kripto utama dunia: Binance, Bybit, OKX, dan Bitget.
Metodologi ini digunakan untuk menciptakan gambaran harga Bitcoin yang lebih komprehensif dan representatif di tingkat global. "Di masa mendatang, indeks ini bisa digunakan sebagai underlying asset untuk berbagai produk keuangan," tulis manajemen MOEX.
Peluncuran indeks ini merupakan kelanjutan dari langkah strategis MOEX dalam memperluas penawaran produk terkait kripto. Sebelumnya, pada 4 Juni, MOEX mulai memperdagangkan kontrak berjangka berbasis ETF Bitcoin Trust bagi investor terpilih.
Minat terhadap instrumen tersebut dilaporkan cukup tinggi. Meski demikian, otoritas moneter Rusia tetap berhati-hati.
Bank Sentral Rusia telah menyetujui perdagangan derivatif dan aset digital yang nilainya dikaitkan dengan mata uang kripto, tetapi tetap mengingatkan lembaga keuangan dan nasabah agar tidak terlibat langsung dalam investasi kripto.
Inggris Tunjuk Spesialis Kripto Pertama, Apa Tugasnya?
Sebelumnya, Inggris mengambil langkah besar dalam pengawasan aset digital dengan menunjuk spesialis kripto pertama mereka di Layanan Kepailitan. Keputusan ini diambil sebagai respon terhadap meningkatnya jumlah kasus kebangkrutan yang melibatkan aset digital seperti Bitcoin, NFT, dan memecoin.
Orang yang dipilih untuk mengisi peran penting ini adalah Andrew Small, seorang mantan penyidik polisi dengan keahlian dalam kejahatan ekonomi. Ia akan memimpin upaya pelacakan dan pemulihan aset digital yang seringkali tersembunyi dalam kasus kebangkrutan dan tindak pidana.
“Kepemilikan kripto meningkat pesat di Inggris, dan sekarang kami melihat lebih banyak lagi kasus kebangkrutan. Kripto adalah aset yang sangat dapat dipulihkan,” kata Small dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Coinmarketcap, Rabu (11/6/2025).
Data dari Layanan Kepailitan menunjukkan peningkatan dramatis dalam jumlah kasus kebangkrutan yang berkaitan dengan kripto. Dalam lima tahun terakhir, kasus-kasus ini naik hingga 420%, dengan total nilai aset digital yang berhasil diidentifikasi melonjak.
Tugas Spesialis Kripto
Tugas Small meliputi pemberian saran tentang jenis mata uang kripto yang terlibat, serta cara transaksi dilakukan, mulai dari platform pembelian, penyimpanan, hingga perdagangan. Layanan Kepailitan menyebut aset yang dilacak dapat mencakup berbagai jenis token dari yang populer seperti Bitcoin dan Ether hingga Dogecoin dan NFT (Non-Fungible Token).
Neil Freebury, Kepala Intelijen di Layanan Kepailitan, menyatakan bahwa hadirnya spesialis ini akan meningkatkan kemampuan investigasi sekaligus memperbesar peluang pemulihan aset dalam kasus kebangkrutan yang berkaitan dengan kripto.
Langkah ini juga sejalan dengan pengetatan regulasi kripto di Inggris. Mulai tahun 2026, semua perusahaan aset digital akan diwajibkan untuk mengumpulkan dan melaporkan data lengkap pelanggan, seperti nama, alamat, nomor pajak (NPWP), dan rincian transaksi. Aturan ini merupakan bagian dari penerapan Kerangka Pelaporan Aset Kripto OECD, yang bertujuan meningkatkan transparansi dan pencegahan penggelapan pajak.
Survei Terbaru
Survei terbaru dari Otoritas Perilaku Keuangan Inggris menunjukkan bahwa sekitar 12% orang dewasa di Inggris memiliki aset kripto pada 2024, naik drastis dari hanya 4% pada 2021.
Dengan meningkatnya kepemilikan kripto di masyarakat, Layanan Kepailitan menyebut bahwa aset digital kini sudah menjadi bagian rutin dalam proses investigasi kebangkrutan. Upaya pelacakan dan pemulihan kripto kini dianggap sama pentingnya seperti melacak uang tunai, properti, atau aset konvensional lainnya.