Makin Mahal, Harga Bitcoin Diramal Sentuh Segini di Akhir 2025

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta Perbankan asal Inggris, Standard Chartered memprediksi harga Bitcoin (BTC) akan mencapai USD200.000 atau Rp3,3 miliar pada akhir tahun 2025. 

Melansir News.bitcoin.com, Rabu (30/4/2025) perkiraan itu diterbitkan oleh kepala penelitian aset digital di Standard Chartered, Geoffrey Kendrick dalam sebuah laporan studi yang diedarkan kepada klien bank tersebut.

"Kami melihat keuntungan terus berlanjut sepanjang musim panas, membawa BTC-USD mendekati prakiraan akhir tahun kami sebesar 200.000," ungkap Kendrick dalam laporan tersebut.

Kendrick mengatakan investor menyimpan uang ke aset non-AS seperti Bitcoin karena kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa premi jangka waktu treasury AS berada pada titik tertinggi dalam 12 tahun. Kondisi tersebut dinilai menjadi salah satu alasan bagi investor dalam melihat treasury sebagai investasi yang lebih berisiko dan membuangnya atau menuntut premi yang lebih tinggi.

Laporan tersebut juga memberikan faktor-faktor lain yang diyakini Kendrick dan timnya akan mendongkrak harga mata uang kripto: investor kaya yang memegang 1.000 BTC atau lebih, yang secara umum dijuluki "whales," terus mengakumulasi lebih banyak Bitcoin, dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas kehilangan daya saingnya terhadap ETF Bitcoin.

Semua faktor ini jika digabungkan, akan mendorong harga Bitcoin melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa sekitar USD 120.000 pada kuartal kedua tahun 2025, dan akhirnya mencapai USD 200.000 pada akhir tahun.

"Kami memperkirakan faktor-faktor pendukung ini akan mendorong BTC ke titik tertinggi baru sepanjang masa sekitar USD 120.000 pada Q2," kata laporan tersebut.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp 16,8 Miliar di 2027, Tapi Ada Syaratnya

Sebuah studi terbaru menunjukkan harga Bitcoin berpotensi mencapai USD 1 juta atau setara Rp 16,8 miliar (asumsi kurs Rp16.863 per dolar AS) pada awal 2027, seiring dengan meningkatnya penarikan harian dari pasokan likuid yang melebihi 1.000 BTC.

Melansir dari Yahoo Finance, prediksi ini dibuat berdasarkan model ekonomi fundamental yang mengkaji efek akumulasi institusional dan penurunan pasokan terhadap harga Bitcoin.

Studi berjudul “Kerangka Kerja Pasokan dan Permintaan untuk Perkiraan Harga Bitcoin” ini dipublikasikan dalam Jurnal Manajemen Risiko dan Keuangan, dan mengandalkan pendekatan ekuilibrium antara pasokan dan permintaan yang dibangun dari sistem penerbitan tetap milik Bitcoin.

Tidak seperti komoditas tradisional, Bitcoin tidak bisa diproduksi lebih banyak saat permintaan meningkat, membuatnya sangat rentan terhadap guncangan pasokan.

“Parameterisasi ini menunjukkan bahwa Bitcoin akan mencapai harga USD 1 juta pada awal 2027 untuk semua tingkat penarikan lebih dari 1000 Bitcoin per hari,” demikian pernyataan studi tersebut.

Lonjakan Permintaan Bisa Ciptakan Kelangkaan Ekstrem

Dalam laporan itu dijelaskan bahwa jika penarikan harian dari pasokan beredar tetap di atas 1.000 BTC, harga Bitcoin akan bergerak secara hiperbolik, bahkan meninggalkan kurva adopsi normal pada tahun 2028. Artinya, di titik tersebut, kelangkaan pasokan akan menjadi faktor dominan yang menggerakkan harga.

Dalam skenario yang lebih agresif, proyeksi harga Bitcoin bahkan jauh lebih tinggi. Studi tersebut memperkirakan bahwa apabila laju penarikan terus meningkat tajam, harga Bitcoin berpotensi mencapai USD 2 juta pada tahun 2027, dan bisa terus melonjak hingga USD 5 juta pada tahun 2031.

Meskipun terdengar fantastis, angka-angka ini menggambarkan dampak ekstrem dari dinamika penawaran yang sangat terbatas dipadukan dengan lonjakan permintaan institusional.

Namun demikian, para penulis studi juga mengimbau agar tidak terlalu berlebihan dalam menafsirkan proyeksi harga tertinggi tersebut. Mereka menyarankan untuk melihat prediksi ini sebagai skenario berdasarkan asumsi fundamental yang kuat, bukan kepastian absolut.

Bitcoin Kian Dipandang Sebagai Aset Strategis Makro

Studi ini juga menyebut bahwa semakin banyak faktor perilaku yang mendorong pergeseran Bitcoin ke tangan para pemegang jangka panjang. Artinya, permintaan baru akan semakin sensitif terhadap harga, karena hanya ada sedikit BTC yang tersedia untuk dibeli di pasar terbuka.

Dengan kondisi tersebut, Bitcoin makin dipandang sebagai aset strategis makro, bukan hanya alat spekulasi. Hal ini sejalan dengan peningkatan adopsi institusional dan keterbatasan suplai yang tak bisa ditambah sesuka hati.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |