Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), Pan Gongsheng, menyoroti pentingnya teknologi blockchain dalam sistem pembayaran modern, khususnya untuk transaksi lintas batas. Hal ini disampaikan Pan dalam Forum Lujiazui yang digelar di Shanghai.
Melansir Coinmarketcap, Jumat (20/6/2025), Pan menegaskan teknologi blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT) memainkan peran besar dalam mempercepat pembayaran dan penyelesaian internasional.
Selain itu, teknologi ini juga menawarkan solusi atas tantangan regulasi yang muncul dalam sistem keuangan modern seperti keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan kontrak pintar.
"Pemberdayaan blockchain dan DLT untuk pembayaran lintas batas [memberikan] peluang sistemik dan tantangan regulasi yang ditimbulkan oleh DeFi dan kontrak pintar,” ujar Pan Gongsheng seperti dikutip dari Global Times.
Selain itu, Pan juga menyinggung pentingnya penggunaan stablecoin berbasis mata uang digital bank sentral untuk mempercepat transaksi lintas negara. Penggunaan stablecoin yang terintegrasi dengan kontrak pintar dan sistem DeFi dinilai sebagai bagian dari transformasi menuju sistem pembayaran yang lebih efisien, tanpa harus bergantung pada infrastruktur keuangan tradisional.
Meski pengumuman ini menjadi sorotan, belum ada respons resmi dari lembaga keuangan global terkait langkah China tersebut.
Namun, fokus Tiongkok terhadap pengembangan blockchain terus menarik perhatian, sekaligus menegaskan posisi negara tersebut sebagai pemimpin dalam inovasi mata uang digital, sebagaimana tertuang dalam agenda resmi Forum Lujiazui 2025.
Tiongkok Konsisten Memimpin Inovasi Keuangan Digital
Tiongkok selama ini dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan keuangan digital. Forum-forum seperti Lujiazui secara rutin menjadi ajang pengumuman penting terkait kemajuan blockchain dan mata uang digital, yang semakin memperkuat peran Tiongkok sebagai pemain utama di sektor teknologi finansial di Asia.
Tim riset dari Coincu menilai bahwa langkah Tiongkok untuk mengadopsi blockchain dalam sistem pembayaran akan meningkatkan kepercayaan lembaga keuangan terhadap infrastruktur kripto.
Potensi pertumbuhan pengembangan stablecoin dinilai akan semakin besar, sejalan dengan percepatan modernisasi keuangan strategis di negara tersebut. Rencana pengembangan Zona Perdagangan Bebas Keuangan Pudong juga menjadi bagian dari upaya Tiongkok dalam mendorong inovasi yang lebih agresif di sektor ini.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Perusahaan China Bakal Borong Bitcoin dan Kripto Donald Trump
Sebelumnya, perusahaan logistik dan garmen asal China, Addentax Group, tengah bersiap melakukan langkah besar dengan rencana pembelian aset kripto senilai USD 800 juta atau setara Rp 13,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.519 per dolar AS).
Melansir Cryptonews, Jumat (16/5/2025), rencana ambisius ini diumumkan pada 15 Mei 2025 dan mencakup akuisisi 8.000 Bitcoin serta token bertema seperti TRUMP sebuah memecoin yang sebelumnya menarik perhatian pasar.
Langkah ini mencerminkan upaya Addentax untuk merombak strategi keuangan perusahaan dengan menukar saham biasa kepada para pemegang kripto besar, meski saat ini kesepakatan resmi masih dalam tahap negosiasi.
Dalam keterangannya, perusahaan menyebut telah berdiskusi dengan sejumlah pemegang kripto yang "substansial dan berpengaruh." Meskipun tidak merinci alokasi dana untuk tiap aset, Addentax menyebut mitra yang tengah diajak bernegosiasi secara kolektif memiliki sekitar 8.000 BTC.
Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat neraca keuangan melalui aset digital yang memiliki likuiditas tinggi dan dikenal luas.
Kepemilikan Jangka Panjang
CEO Addentax, Hong Zhida, mengatakan inisiatif ini mendukung strategi blockchain Perusahaan yang lebih luas dengan memfasilitasi akuisisi potensial aset digital seperti Bitcoin dan memperkenalkan investor strategis dengan pengalaman dalam ekosistem kripto.
“Kami percaya aset digital tertentu yang mapan dapat berfungsi sebagai komponen yang stabil dari kepemilikan jangka panjang Perusahaan, mengingat likuiditasnya dan meningkatnya minat institusional selama beberapa tahun terakhir,” ujar Zhida.
Namun, meski terdengar menjanjikan, pasar merespons dengan skeptis. Saham Addentax turun lebih dari 8% setelah pengumuman, mencerminkan kekhawatiran investor terkait pergeseran bisnis ini.
Tak hanya soal investasi, langkah Addentax juga memicu spekulasi politik. Perusahaan ini beroperasi di sektor logistik lintas negara yang sebelumnya terdampak ketegangan dagang AS-Tiongkok, terutama saat era Presiden Donald Trump.
Pembelian token bertema Trump memunculkan dugaan bahwa perusahaan China mulai melirik kripto sebagai cara untuk menjalin keselarasan politik atau menghadapi risiko regulasi.
Dua pekan sebelumnya, perusahaan logistik lain juga diketahui membeli token TRUMP senilai USD 20 juta, yang memperkuat rumor keterkaitan strategi bisnis dan geopolitik.
Sementara itu, pasar kripto global tengah menunjukkan penguatan. Ini terjadi setelah pengumuman dari AS dan Tiongkok mengenai pengurangan tarif dagang. Tarif impor AS terhadap barang-barang dari Tiongkok dipangkas dari 145% menjadi 30%, sedangkan Tiongkok menurunkan tarif dari 125% menjadi 10%.