Liputan6.com, Jakarta - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama perang Iran Israel serta ketidakpastian ekonomi global, Tokocrypto sebagai salah satu pelaku industri di tanah air mencatat ada penurunan volume perdagangan aset kripto.
CMO Tokocrypto, Wan Iqbal menuturkan, berdasarkan data internal perusahaan, penurunan tersebut berada di kisaran 3% hingga 5% selama periode eskalasi konflik. Meskipun demikian, kondisi ini dinilai masih dalam batas wajar dan mencerminkan tren konsolidasi yang sedang terjadi secara umum di pasar kripto global.
Menariknya, meski volume perdagangan menurun, Bitcoin tetap mampu bertahan di atas level psikologis USD 100.000. Di sisi lain, investor institusional mulai mendominasi aktivitas perdagangan di platform Tokocrypto, dengan lebih dari separuh volume transaksi saat ini berasal dari kalangan institusi dan pengguna VIP.
"Berdasarkan data internal Tokocrypto, terjadi penurunan volume perdagangan sekitar 3%–5% selama eskalasi konflik Israel-Iran serta ketidakpastian kondisi makroekonomi global. Di Tokocrypto sendiri, lebih dari 50% volume transaksi saat ini berasal dari investor institusi dan pengguna VIP,” jelas Iqbal kepada Liputan6.com, Kamis (19/6/2025).
Meskipun kondisi geopolitik sedang memanas, jumlah pengguna baru yang melakukan transaksi pertama justru meningkat sebesar 20%. Hal ini menunjukkan minat masyarakat terhadap aset kripto tetap tinggi, terutama dari kalangan investor baru yang mulai melirik kripto sebagai alternatif investasi di tengah gejolak global.
Dinamika Geopolitik Mendorong Investor Melakukan Refleksi
Iqbal melihat dinamika geopolitik justru dapat mendorong investor untuk melakukan refleksi terhadap nilai jangka panjang dari aset digital seperti Bitcoin, serta infrastruktur blockchain dan Web3.
Iqbal memproyeksikan memasuki kuartal ketiga 2025, tren harga berpotensi mengalami pembalikan seiring meredanya konflik dan meningkatnya kepastian arah kebijakan moneter global, khususnya dari The Fed.
"Menariknya, di tengah penurunan volume perdagangan, jumlah pengguna baru yang melakukan transaksi pertama (first trade) justru meningkat sekitar 20%."
Melihat prospek tersebut, Tokocrypto berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem kripto melalui edukasi dan inovasi produk. Strategi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan investor baik ritel maupun institusi, sekaligus membentuk fondasi pasar kripto Indonesia yang lebih kuat dan solid ke depannya.
"Kami meyakini bahwa ketidakpastian global justru menjadi momen refleksi bagi banyak investor untuk melihat nilai jangka panjang dari aset digital, terutama Bitcoin dan infrastruktur blockchain dan Web3 secara keseluruhan,” pungkasnya.
The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Bitcoin Tak Banyak Bergerak
Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) tetap stabil setelah Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25% hingga 4,5% dalam pengumuman terbarunya pada Rabu sore.
Melansir Bitcoin.com, Kamis (19/6/2025), keputusan ini merupakan yang keempat kalinya secara berturut-turut The Fed tidak melakukan perubahan, seiring dengan inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian arah perekonomian AS.
Langkah ini sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar dan tidak memberikan kejutan besar, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap harga bitcoin. Namun, keputusan tersebut tampaknya membuat Presiden AS Donald Trump kecewa, yang sebelumnya di hari yang sama menyebut Ketua The Fed, Jerome Powell, sebagai "bodoh" karena tidak memangkas suku bunga.
Trump juga menyampaikan pujian terhadap data ketenagakerjaan yang dirilis Gedung Putih, yang menunjukkan pekerja kerah biru mengalami kenaikan upah riil sebesar 1,7% dalam lima bulan pertama masa pemerintahannya peningkatan terbesar dalam hampir enam dekade.
Sebelumnya, harga Bitcoin sempat naik mendekati USD 110.000 atau setara Rp 1,79 miliar (asumsi kurs Rp 16.343 per dolar AS) pekan lalu sebelum mengalami penurunan sebesar 2,8% akibat serangan mendadak Israel terhadap Iran.
Sejak saat itu, harga BTC terus bergerak stagnan. Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga juga tidak mampu memicu lonjakan harga yang signifikan.
BTC Stagnan, Aktivitas Menurun
Harga Bitcoin hari ini naik tipis 0,42% menjadi USD 104.364 setelah sempat diperdagangkan dalam kisaran harga antara USD 103.646 hingga USD 105.581 Namun, secara mingguan, BTC masih menunjukkan tren menurun dengan koreksi sebesar 4,25% dibanding tujuh hari sebelumnya.
Volume perdagangan Bitcoin dalam 24 jam terakhir turun hampir 18% menjadi USD 46,93 miliar, menunjukkan momentum pasar sedang lesu. Meski begitu, kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan naik sedikit sebesar 0,61% menjadi USD 2,07 triliun.
Dominasi pasar Bitcoin juga menguat menjadi 64,90%, naik 0,13%, menandakan bahwa BTC masih sedikit lebih kuat dibanding altcoin lainnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.