7 Tips Membeli Rumah Pertama di Usia Muda, Panduan Lengkap untuk Milenial dan Gen Z

1 month ago 20

Liputan6.com, Jakarta Membeli rumah di usia muda dianggap sebagai impian yang sulit dijangkau, terutama bagi generasi milenial dan gen Z. Namun, dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, memiliki hunian pertama bukanlah hal yang mustahil. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek penting yang perlu diperhatikan agar proses pembelian rumah pertama Anda berjalan lancar dan sesuai harapan.

Panduan ini dirancang untuk membantu Anda menavigasi setiap tahapan, mulai dari persiapan finansial hingga pemilihan lokasi yang strategis. Memiliki rumah sendiri di usia produktif tidak hanya memberikan stabilitas finansial, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang yang menjanjikan. Oleh karena itu, memahami setiap langkah adalah kunci keberhasilan.

Dengan mengikuti tips membeli rumah pertama di usia muda ini, Anda akan memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan cerdas. Persiapan yang matang sejak dini akan menghindarkan Anda dari potensi kendala dan memastikan bahwa rumah impian Anda dapat terwujud dengan perencanaan yang tepat dan eksekusi yang cermat. Berikut ini Liputan6 memberikan tipsnya untuk Anda, Selasa (5/8/2025).

1. Tentukan Anggaran dan Kondisi Keuangan

Langkah pertama yang krusial sebelum membeli rumah adalah mengevaluasi kondisi keuangan pribadi. Ini mencakup pencatatan penghasilan, pengeluaran rutin, tabungan yang tersedia, dan utang yang dimiliki. Penting untuk membuat anggaran bulanan yang realistis dan disiplin, memisahkan kebutuhan pokok, keinginan, serta alokasi untuk tabungan dan investasi.

Idealnya, cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan Anda. Rasio utang terhadap pendapatan (Debt to Income/DTI) juga sangat dipertimbangkan oleh pemberi pinjaman, dengan total utang idealnya tidak lebih dari 43% dari pendapatan kotor. Memastikan rasio ini sehat akan meningkatkan peluang persetujuan KPR dan menjaga stabilitas finansial Anda.

2. Siapkan Uang Muka (DP) dan Dana Tambahan

Setelah menentukan anggaran, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan uang muka (Down Payment/DP) dan biaya-biaya tambahan lainnya. Umumnya, DP berkisar antara 10% hingga 20% dari harga rumah, meskipun ada program KPR milenial yang menawarkan uang muka rendah, bahkan 0%. Penting untuk menyisihkan dana khusus untuk DP, disarankan sekitar 20% dari pendapatan bulanan, dan menggunakan rekening terpisah agar tidak tercampur dengan kebutuhan konsumtif.

Sebagai contoh, “rumah senilai Rp500 juta membutuhkan DP minimal Rp50 juta.” Selain DP, ada beberapa biaya tambahan yang perlu diperhitungkan, seperti provisi bank, biaya notaris dan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah), pajak pembeli (BPHTB), serta asuransi jiwa dan properti. Biaya-biaya ini bisa mencapai puluhan juta rupiah dan seringkali luput dari perhitungan awal.

3. Pelajari Skema KPR dan Evaluasi Kelayakan Kredit

Bagi sebagian besar pembeli rumah pertama, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi utama untuk memiliki hunian. Penting untuk memahami cara kerja KPR, termasuk tenor pinjaman yang biasanya berkisar antara 5 hingga 20 tahun, serta suku bunga yang berlaku (tetap atau mengambang). Membandingkan penawaran KPR dari berbagai bank adalah langkah bijak untuk mendapatkan suku bunga dan jangka waktu yang paling menguntungkan.

Sebelum mengajukan KPR, evaluasi kelayakan kredit Anda dengan memeriksa skor kredit melalui lembaga keuangan. Skor kredit yang baik akan meningkatkan peluang persetujuan KPR. Hindari menambah utang baru atau menggunakan sebagian besar batas kredit sebelum mengajukan KPR, dan prioritaskan pelunasan utang dengan suku bunga tinggi untuk menjaga skor kredit tetap optimal.

4. Pilih Lokasi yang Tepat dan Berkembang

Lokasi adalah salah satu faktor terpenting dalam membeli rumah, karena sangat berpengaruh terhadap nilai jual dan kenyamanan Anda. Untuk pembeli muda, disarankan memilih lokasi potensial yang sedang berkembang, karena harga di area tersebut cenderung lebih terjangkau dan memiliki potensi peningkatan nilai aset di masa depan.

Pastikan rumah yang dipilih memiliki akses mudah ke fasilitas umum seperti lembaga pendidikan, transportasi umum, pasar, dan layanan kesehatan. Pertimbangkan juga kondisi lingkungan sekitar, seperti keamanan dan bebas banjir. Memilih lokasi yang strategis akan memberikan kenyamanan dan juga potensi investasi jangka panjang.

5. Perhatikan Kondisi dan Legalitas Rumah

Sebelum memutuskan untuk membeli, lakukan inspeksi fisik menyeluruh terhadap kondisi rumah, baik itu rumah baru maupun bekas. Periksa struktur bangunan, kondisi atap, sistem kelistrikan, saluran air, dan fasilitas lainnya. Jika perlu, ajaklah seorang ahli untuk mengecek kondisi rumah secara detail, seperti yang disarankan oleh Sweethome.

Apabila ditemukan kerusakan, pertimbangkan biaya perbaikan dalam anggaran dana Anda. Selain kondisi fisik, pastikan juga legalitas properti jelas dan sah. Periksa sertifikat tanah (SHM atau HGB) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Pastikan tidak ada sengketa hukum terkait properti tersebut. Menggunakan jasa notaris terpercaya sangat disarankan untuk membantu memeriksa dan meninjau semua dokumen hukum terkait transaksi, serta memastikan hak-hak Anda sebagai pembeli terlindungi sepenuhnya.

6. Hindari Gaya Hidup Konsumtif dan Cari Penghasilan Tambahan

Untuk mewujudkan impian memiliki rumah di usia muda, sangat penting untuk menghindari gaya hidup konsumtif dan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Godaan untuk menghabiskan uang demi gaya hidup mewah bisa sangat besar, namun disiplin dalam pengeluaran adalah kunci. Buat anggaran bulanan yang realistis dan gunakan aplikasi pengelola keuangan untuk melacak pengeluaran dan mengidentifikasi potensi penghematan.

Selain menghemat, mencari penghasilan tambahan juga dapat mempercepat target tabungan untuk rumah. Di usia muda yang masih produktif, ada banyak peluang untuk mendapatkan pendapatan ekstra, seperti kerja sampingan atau bisnis kecil.

Pertimbangkan untuk berinvestasi sebagian penghasilan dalam investasi jangka menengah seperti reksa dana, emas, atau deposito, yang dapat membantu mengejar target uang muka rumah lebih cepat. Ini adalah salah satu tips efektif beli rumah pertama untuk milenial dan Gen Z, menurut Allianz.

7. Konsultasi dengan Profesional dan Pilih Developer Terpercaya

Membeli rumah adalah keputusan besar yang melibatkan banyak aspek, sehingga jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional. Agen properti atau konsultan keuangan dapat memberikan informasi lengkap dan membantu Anda mengambil keputusan yang tepat. Mereka bisa membantu dalam menentukan anggaran, memilih lokasi, hingga memahami skema KPR.

Selain itu, sangat penting untuk memilih pengembang atau developer yang terpercaya. Lakukan riset mendalam tentang reputasi dan kredibilitas mereka, periksa riwayat proyek sebelumnya, dan baca ulasan dari konsumen. Pastikan developer memiliki izin dan sertifikasi yang diperlukan untuk menghindari penipuan atau masalah di kemudian hari, memastikan investasi Anda aman dan terjamin.

People Also Ask

1. Apa langkah pertama yang harus dilakukan sebelum membeli rumah di usia muda?

Jawaban: Langkah pertama adalah mengevaluasi kondisi keuangan pribadi secara menyeluruh, termasuk penghasilan, pengeluaran, tabungan, dan utang, serta membuat anggaran bulanan yang realistis.

2. Berapa idealnya persentase cicilan KPR dari pendapatan bulanan?

Jawaban: Idealnya, cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan Anda.

3. Berapa persen uang muka (DP) yang umumnya dibutuhkan untuk membeli rumah?

Jawaban: Umumnya, uang muka (DP) berkisar antara 10% hingga 20% dari harga rumah, meskipun ada program KPR yang menawarkan uang muka lebih rendah.

4. Mengapa lokasi rumah sangat penting dalam proses pembelian?

Jawaban: Lokasi rumah sangat penting karena berpengaruh besar terhadap nilai jual properti di masa depan dan kenyamanan penghuni, termasuk akses ke fasilitas umum dan kondisi lingkungan.

5. Apa saja dokumen legalitas yang perlu diperiksa saat membeli rumah?

Jawaban: Anda perlu memeriksa sertifikat tanah (SHM atau HGB), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan memastikan tidak ada sengketa hukum terkait properti tersebut.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |