10 Mitos Tentang Ular yang Salah Kaprah Tapi Masih Dipercaya

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta Ular yang seringkali diselimuti misteri dan ketakutan, telah lama menjadi subjek berbagai mitos dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun. Dari kemampuan menghipnotis hingga ketakutan terhadap garam, banyak dari anggapan ini ternyata tidak memiliki dasar ilmiah.

Mitos-mitos ini tidak hanya menyesatkan, tetapi juga dapat menimbulkan kesalahpahaman yang berpotensi membahayakan, baik bagi manusia maupun bagi kelangsungan hidup ular itu sendiri. Memahami perbedaan antara fakta dan fiksi adalah kunci untuk berinteraksi dengan satwa liar secara aman dan bertanggung jawab.

Artikel ini akan mengupas tuntas 10 mitos paling umum tentang ular yang masih sering dipercaya banyak orang. Dengan menyajikan penjelasan berdasarkan bukti ilmiah dan referensi terpercaya, kami berharap dapat meluruskan pandangan yang keliru dan meningkatkan kesadaran publik terhadap perilaku dan biologi ular yang sebenarnya.

Lantas apa saja 10 mitos tentang ular yang salah kaprah tapi masih sering dipercaya banyak orang? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (30/7), simak ulasan informasinya berikut ini. 

1. Ular Tuli dan Tidak Bisa Mendengar Suara

Mitos yang sangat populer menyatakan bahwa ular tidak memiliki telinga luar, sehingga mereka sepenuhnya tuli dan tidak dapat mendengar suara apa pun, termasuk percakapan manusia atau musik. Anggapan ini seringkali membuat orang merasa aman untuk membuat kebisingan di dekat ular, padahal kenyataannya jauh berbeda.

Faktanya, ular memang tidak memiliki telinga luar seperti mamalia, namun mereka memiliki mekanisme pendengaran yang unik dan efektif. Mereka mampu merasakan getaran suara melalui rahang dan tulang-tulang di kepala mereka yang terhubung langsung ke telinga bagian dalam. Getaran ini kemudian diterjemahkan menjadi informasi suara, memungkinkan ular untuk mendeteksi pergerakan di tanah maupun suara frekuensi rendah di udara. 

2. Ular Dapat Menghipnotis Mangsanya

Salah satu mitos paling dramatis adalah keyakinan bahwa ular memiliki kekuatan mistis untuk menghipnotis atau memukau mangsanya dengan tatapan mata mereka. Konon, kemampuan ini membuat mangsa menjadi tidak berdaya dan mudah ditangkap, seolah-olah terperangkap dalam mantra.

Kenyataannya, ular sama sekali tidak memiliki kemampuan hipnotis. Perilaku mangsa yang terlihat "terpaku" atau "terhipnotis" sebenarnya adalah respons alami terhadap ketakutan ekstrem atau kebingungan akibat serangan mendadak. Ular adalah predator penyergap yang mengandalkan kecepatan dan elemen kejutan untuk menangkap mangsanya.

Arizona-Sonora Desert Museum menambahkan, meskipun ular tidak dapat menghipnotis, beberapa mangsa mungkin menjadi kaku atau 'terpaku' karena ketakutan yang luar biasa, yang membuat mereka lebih mudah ditangkap oleh predator.

3. Ular Minum Susu

Mitos ini sering muncul dalam cerita rakyat dan dongeng, di mana ular digambarkan sebagai makhluk yang gemar meminum susu, bahkan ada yang percaya bahwa susu dapat menarik ular. Beberapa orang bahkan secara keliru mencoba memberikan susu kepada ular yang mereka temukan.

Fakta ilmiah dengan tegas membantah mitos ini. Ular adalah hewan karnivora, artinya mereka hanya memakan daging, dan sistem pencernaan mereka tidak dirancang untuk memproses produk susu. Mereka tidak dapat mencerna laktosa, gula alami yang terkandung dalam susu.

Memberikan susu kepada ular dapat menyebabkan masalah pencernaan yang serius, seperti diare, dehidrasi parah, dan bahkan kematian. Peter Uetz dari The Reptile Database menyatakan, ular adalah karnivora dan tidak dapat mencerna laktosa dalam susu. Sehingga, memberi susu kepada ular dapat menyebabkan masalah pencernaan yang parah dan bahkan kematian.

4. Ular Mengejar Manusia untuk Menyerang

Ketakutan umum yang beredar adalah bahwa ular akan secara aktif mengejar dan menyerang manusia tanpa provokasi. Mitos ini seringkali memicu kepanikan yang tidak perlu saat seseorang berpapasan dengan ular, membuat mereka salah dalam merespons situasi.

Pada kenyataannya, ular umumnya tidak agresif terhadap manusia dan lebih memilih untuk menghindari konfrontasi. Mereka cenderung melarikan diri atau bersembunyi jika merasa terancam. Serangan ular terhadap manusia biasanya terjadi karena ular merasa terpojok, terinjak secara tidak sengaja, atau terprovokasi.

Ular menggunakan bisa mereka sebagai mekanisme pertahanan diri terakhir, bukan sebagai alat untuk berburu manusia. National Park Service menambahkan bahwa ular tidak mengejar manusia. Jika ular terlihat bergerak ke arah Anda, kemungkinan besar ia sedang mencoba melarikan diri atau mencari jalan keluar, bukan mengejar untuk menyerang.

5. Ular Lidah Bercabang Itu Berbahaya

Mitos ini menyatakan bahwa lidah bercabang pada ular adalah indikator pasti bahwa ular tersebut berbisa dan berbahaya. Banyak orang menggunakan ciri ini sebagai patokan untuk menilai tingkat ancaman dari seekor ular yang mereka temui.

Padahal, semua spesies ular, baik yang berbisa maupun tidak berbisa, memiliki lidah bercabang. Lidah bercabang ini adalah organ sensorik yang sangat penting bagi ular untuk "mencicipi" udara dan lingkungan sekitarnya. Mereka menggunakannya untuk mengumpulkan partikel bau dari udara, tanah, dan air.

Partikel-partikel ini kemudian dibawa ke organ Jacobson (atau organ vomeronasal) yang terletak di langit-langit mulut ular, yang berfungsi sebagai indra penciuman dan peraba yang sangat sensitif. Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute juga menegaskan bahwa lidah bercabang ular berfungsi untuk mendeteksi bau dan getaran kimia di lingkungan, membantu mereka menavigasi dan menemukan mangsa. Ini adalah fitur anatomi normal pada semua spesies ular.

6. Ular Takut Garam

Mitos ini sangat populer di kalangan masyarakat pedesaan, di mana banyak orang percaya bahwa menaburkan garam di sekitar rumah atau di jalur yang sering dilalui ular dapat mengusir atau bahkan membunuh ular. Beberapa bahkan menganggap garam sebagai penangkal alami yang efektif.

Faktanya, garam tidak memiliki efek jera atau mematikan sama sekali pada ular. Ular adalah reptil dengan kulit bersisik yang kering dan tidak sensitif terhadap garam, sangat berbeda dengan siput atau lintah yang memiliki kulit lembab dan akan dehidrasi jika terkena garam.

Menaburkan garam tidak akan menghentikan ular masuk ke properti Anda atau membuatnya menjauh. Texas Parks & Wildlife Department menambahkan, metode terbaik untuk mencegah ular adalah dengan menghilangkan sumber makanan dan tempat berlindung mereka.

7. Ular Bisa Mematikan Diri Sendiri dengan Bisanya

Mitos ini seringkali muncul dalam cerita dramatis, di mana dipercaya bahwa jika seekor ular secara tidak sengaja menggigit dirinya sendiri, bisanya akan berbalik membunuhnya. Anggapan ini menciptakan gambaran ular sebagai makhluk yang rentan terhadap senjatanya sendiri.

Kenyataannya, ular memiliki kekebalan alami terhadap bisanya sendiri, dan bahkan terhadap bisa dari spesies ular lain yang sejenis. Tubuh mereka telah mengembangkan antibodi atau mekanisme kekebalan yang efektif untuk menetralisir racun tersebut, sehingga bisa tidak akan membahayakan mereka.

Kasus di mana ular terlihat menggigit diri sendiri dan kemudian mati biasanya disebabkan oleh faktor lain, seperti cedera internal yang parah, stres ekstrem, atau kondisi medis yang mendasari, bukan karena efek bisanya sendiri.

8. Ular Bisa Melompat atau Terbang

Beberapa mitos menggambarkan ular sebagai makhluk yang mampu melompat tinggi dari tanah untuk menyerang atau bahkan terbang melintasi udara. Anggapan ini seringkali muncul dari kesalahpahaman terhadap gerakan cepat dan lincah beberapa spesies ular.

Secara anatomi, ular tidak memiliki kaki atau struktur tubuh yang memungkinkan mereka untuk melompat atau terbang dalam arti sebenarnya. Gerakan cepat ular di tanah atau dari dahan ke dahan mungkin terlihat seperti melompat, tetapi sebenarnya adalah gerakan meluncur, meregangkan tubuh, atau mendorong diri dengan kuat.

Beberapa spesies ular pohon, seperti ular terbang (genus Chrysopelea), memang memiliki kemampuan unik untuk meluncur dari ketinggian dengan meratakan tubuh mereka untuk menciptakan aerodinamika. Namun, ini berbeda dengan terbang seperti burung. 

9. Ular Selalu Menyerang Tanpa Peringatan

Mitos ini menciptakan gambaran ular sebagai predator yang licik dan berbahaya, yang akan menyerang secara tiba-tiba tanpa memberikan tanda peringatan sama sekali. Anggapan ini seringkali meningkatkan ketakutan dan kepanikan saat berhadapan dengan ular.

Sebagian besar ular, terutama ular berbisa, akan memberikan tanda peringatan yang jelas sebelum melakukan serangan jika mereka merasa terancam. Tanda-tanda ini bisa bervariasi tergantung spesiesnya. Misalnya seperti mendesis keras, menggoyangkan ekor (seperti rattlesnake), memipihkan kepala untuk terlihat lebih besar, atau melakukan serangan palsu tanpa menggigit. Serangan adalah upaya terakhir bagi ular untuk membela diri ketika mereka merasa terpojok atau tidak memiliki pilihan lain untuk melarikan diri. 

10. Ular Berbisa Selalu Memiliki Kepala Berbentuk Segitiga

Mitos ini adalah salah satu cara populer yang sering diajarkan untuk membedakan ular berbisa dari ular tidak berbisa, dengan asumsi bahwa semua ular berbisa memiliki kepala berbentuk segitiga, sementara ular tidak berbisa memiliki kepala bulat atau oval.

Meskipun banyak ular berbisa, terutama dari famili Viperidae (seperti viper dan krotalus), memang memiliki kepala berbentuk segitiga karena adanya kelenjar bisa yang besar di bagian belakang kepala, ini bukanlah aturan universal yang dapat diandalkan. Beberapa ular berbisa, seperti kobra, memiliki kepala yang relatif bulat.

Selain itu, beberapa ular tidak berbisa memiliki kemampuan untuk memipihkan kepala mereka saat merasa terancam, sehingga kepala mereka terlihat berbentuk segitiga dan menyerupai ular berbisa sebagai mekanisme pertahanan diri. 

People Also Ask

1. Apakah ular benar-benar tuli dan tidak bisa mendengar suara?

Jawaban: Tidak, ular tidak tuli. Meskipun tidak memiliki telinga luar, mereka dapat merasakan getaran suara melalui rahang dan tulang-tulang di kepala mereka yang terhubung ke telinga bagian dalam, memungkinkan mereka mendeteksi suara frekuensi rendah dan getaran tanah.

2. Bisakah ular menghipnotis mangsanya?

Jawaban: Ular tidak memiliki kemampuan untuk menghipnotis. Perilaku mangsa yang tampak 'terpaku' atau 'terhipnotis' sebenarnya adalah respons ketakutan ekstrem atau kebingungan akibat serangan mendadak dari predator penyergap.

3. Apakah ular minum susu?

Jawaban: Tidak, ular adalah karnivora dan tidak dapat mencerna laktosa dalam susu. Memberi susu kepada ular dapat menyebabkan masalah pencernaan serius, dehidrasi, bahkan kematian. Ular hanya minum air.

4. Apakah semua ular dengan lidah bercabang itu berbisa?

Jawaban: Tidak, semua spesies ular, baik berbisa maupun tidak berbisa, memiliki lidah bercabang. Lidah bercabang ini adalah organ sensorik penting untuk 'mencicipi' udara dan mengumpulkan partikel bau, bukan indikator bisa.

5. Apakah ular akan mengejar manusia untuk menyerang?

Jawaban: Ular umumnya tidak agresif terhadap manusia dan lebih memilih untuk melarikan diri jika merasa terancam. Gigitan ular biasanya terjadi karena ular merasa terpojok, terinjak, atau terprovokasi, sebagai mekanisme pertahanan diri.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |