Liputan6.com, Jakarta Para pegiat hobi berkebun kini tidak perlu khawatir lagi dengan keterbatasan lahan. Menanam cabai rawit di pot atau polybag menjadi solusi praktis dan efektif untuk menghasilkan panen yang melimpah. Metode ini memungkinkan siapa saja untuk menikmati hasil panen cabai segar langsung dari halaman rumah.
Bagi pemula, budidaya cabai rawit di pot atau polybag mungkin terdengar menantang, namun sebenarnya sangat mudah dilakukan dengan panduan yang tepat. Kunci keberhasilannya terletak pada pemilihan bibit, persiapan media tanam, hingga perawatan rutin yang konsisten. Dengan langkah-langkah yang benar, tanaman cabai rawit Anda akan tumbuh subur dan produktif.
Artikel ini akan mengupas tuntas tujuh tips sukses cara menanam cabe rawit di pot & polybag untuk pemula agar panen melimpah. Mulai dari pemilihan bibit unggul hingga pengendalian hama, setiap tahapan akan dijelaskan secara rinci untuk membantu Anda mencapai hasil terbaik. Melansir dari berbagai sumber, Kamis (6/11), simak ulasan informasinya berikut ini.
1. Pemilihan Bibit Unggul dan Penyemaian yang Tepat
Pentingnya memilih bibit cabai rawit berkualitas tidak bisa diremehkan. Bibit yang unggul adalah fondasi utama untuk mendapatkan tanaman yang sehat, kuat, dan mampu berproduksi secara optimal. Pemilihan varietas yang tepat juga akan mempengaruhi ketahanan tanaman terhadap penyakit serta adaptasinya terhadap lingkungan tanam.
Pilihlah benih cabai rawit dari varietas unggul yang terbukti tahan penyakit dan mudah beradaptasi dengan kondisi lokal. Beberapa varietas yang direkomendasikan antara lain Cakra Putih, Ori 212, Pelita 8 F1, Bara F1, dan Sonar, yang dikenal dengan produktivitasnya. Benih dapat diperoleh dari toko pertanian terpercaya atau dibuat sendiri dari buah cabai yang matang sempurna, segar, dan bebas cacat.
Proses penyemaian juga memerlukan perhatian khusus untuk memastikan bibit tumbuh optimal sebelum dipindahkan. Rendam benih cabai dengan air hangat selama satu jam untuk melunakkan kulit dan mempercepat perkecambahan, sekaligus mencegah antraknosa. Semai benih di media semai seperti tray atau kantung plastik yang berisi campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan seimbang.
Setelah bibit tumbuh 3-4 daun atau berumur 2-4 minggu, bibit siap dipindahkan ke pot atau polybag pembesaran. Pastikan untuk memilih bibit yang sehat, memiliki pertumbuhan tegak, daun hijau, dan bebas dari cacat. Hindari paparan sinar matahari langsung pada tahap awal pertumbuhan bibit dan berikan naungan agar kelembapan media tetap terjaga.
2. Persiapan Media Tanam dan Pot/Polybag yang Ideal
Media tanam merupakan faktor krusial yang menopang pertumbuhan cabai rawit di pot atau polybag. Media yang tepat akan menyediakan nutrisi, drainase, dan aerasi yang optimal bagi akar tanaman. Kondisi media tanam yang tidak ideal dapat menghambat perkembangan akar dan penyerapan nutrisi, berujung pada pertumbuhan tanaman yang kurang maksimal.
Untuk menanam cabai rawit di pot, gunakan pot atau polybag dengan lubang drainase yang memadai untuk mencegah genangan air penyebab akar busuk. Pilih ukuran minimal diameter 30 cm agar akar memiliki ruang yang cukup untuk berkembang. Isi pot dengan media tanam hingga menyisakan sekitar 5-10 cm dari bibir pot untuk memudahkan penyiraman.
Racikan media tanam yang ideal harus gembur, subur, serta memiliki drainase dan aerasi yang baik. Campurkan tanah, pupuk kandang atau kompos, dan arang sekam atau sekam padi dengan perbandingan 2:1:1 atau 1:1:1. Tanah gembur dengan pH 5,5 hingga 6,5 menjadi dasar yang baik, sementara pupuk kandang atau kompos yang sudah matang akan menyediakan nutrisi esensial.
Penambahan arang sekam atau sekam mentah lapuk sangat membantu menjaga media tanam tidak mudah padat, sekaligus meningkatkan penyerapan air dan sirkulasi udara. Anda juga dapat menambahkan abu pembakaran yang kaya silika dan kalsium, yang juga efektif mencegah cendawan. Siapkan media tanam setidaknya seminggu sebelum penanaman agar terjadi pemadatan yang sempurna.
3. Penanaman dan Penempatan Bibit yang Tepat
Proses penanaman bibit dari semaian ke pot atau polybag pembesaran harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Kehati-hatian ini bertujuan untuk meminimalkan stres pada bibit dan mencegah kerusakan akar yang dapat mengganggu pertumbuhan awal tanaman. Pemindahan yang tepat akan memastikan bibit dapat beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya.
Setelah bibit memiliki 3-4 daun sejati atau berumur sekitar 2-4 minggu, saatnya memindahkan ke pot atau polybag yang lebih besar. Buat lubang tanam di tengah pot atau polybag dengan kedalaman sekitar 5 cm. Letakkan bibit dengan hati-hati agar akar tidak rusak, lalu tutup dengan media tanam dan padatkan sedikit agar bibit tidak rebah.
Jika menanam di pot, disarankan untuk menempatkan satu tanaman per pot agar asupan nutrisi dapat terserap secara optimal tanpa persaingan. Setelah proses penanaman selesai, segera siram tanaman dengan air untuk membantu proses adaptasi dan mengurangi stres. Pastikan air meresap dengan baik ke seluruh media tanam.
Penempatan pot di lokasi yang tepat juga sangat penting untuk pertumbuhan cabai rawit. Letakkan pot di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung setidaknya 6-8 jam setiap hari. Sinar matahari yang cukup sangat dibutuhkan untuk fotosintesis, pertumbuhan optimal, dan produksi buah yang berkualitas, menghasilkan batang kuat dan daun hijau.
4. Penyiraman yang Tepat dan Efisien
Penyiraman adalah salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya cabai, terutama saat ditanam di pot atau polybag. Media tanam dalam pot cenderung lebih cepat mengering dibandingkan di lahan terbuka, sehingga frekuensi dan teknik penyiraman harus diperhatikan dengan seksama. Keseimbangan kelembapan sangat krusial untuk mencegah masalah akar.
Siram tanaman cabai secara teratur, idealnya 1-2 kali sehari, terutama pada pagi dan/atau sore hari. Tujuan penyiraman adalah menjaga kelembapan media tanam, namun sangat penting untuk menghindari genangan air yang dapat menyebabkan akar busuk dan pertumbuhan jamur. Perhatikan kondisi cuaca; saat musim kemarau, frekuensi penyiraman mungkin perlu ditingkatkan.
Hindari menyiram dengan semprotan air yang terlalu kencang langsung dari selang, karena dapat merusak struktur media tanam, membuat tanaman rebah, dan bahkan merontokkan bunga atau buah muda. Gunakan gayung atau wadah penyiram dengan aliran lembut untuk mengalirkan air langsung ke media tanam di dekat pangkal batang tanaman.
Untuk tanaman cabai di pot berdiameter 30-40 cm, berikan sekitar 750 ml air per tanaman untuk umur 0-20 hari, dan tingkatkan menjadi 1,5 liter untuk umur 21 hari hingga 2 bulan. Kurangi intensitas penyiraman menjelang masa panen untuk menghindari buah pecah. Selain itu, menyiram bagian atas tanaman sesekali dapat membantu menjaga kesegaran dan membersihkan hama.
5. Pemupukan Berkala dan Seimbang
Pemupukan yang tepat dan seimbang sangat esensial untuk memastikan tanaman cabai mendapatkan nutrisi yang cukup sepanjang siklus pertumbuhannya. Nutrisi yang memadai akan mendukung pertumbuhan vegetatif yang kuat serta pembentukan bunga dan buah yang melimpah. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat berdampak negatif pada hasil panen.
Tanaman cabai membutuhkan unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) sebagai nutrisi dasar. Pupuk NPK dengan formulasi seimbang seperti NPK 16-16-16 sangat direkomendasikan untuk diberikan seminggu sekali sebagai pelengkap. Selain itu, pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos juga penting karena menyediakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman.
Pemupukan awal dapat dimulai sekitar seminggu setelah bibit dipindahkan ke pot atau polybag pembesaran. Gunakan pupuk NPK yang telah dicairkan, misalnya 1 sendok makan NPK untuk 3 liter air, lalu siramkan sekitar setengah gelas air mineral cairan NPK per pot. Pemupukan rutin ini sebaiknya dilakukan sekali seminggu untuk menjaga ketersediaan nutrisi.
Setelah tinggi tanaman mencapai sekitar 25 cm, dosis pupuk cair dapat ditingkatkan menjadi satu gelas air mineral per pot. Tambahkan segenggam kompos atau pupuk kandang yang sudah difermentasikan ke dalam setiap pot atau polybag setiap bulan sekali. Penting untuk selalu mengikuti dosis yang dianjurkan, karena pemupukan berlebih justru dapat menarik hama dan merusak tanaman.
6. Pemangkasan (Pruning) untuk Produktivitas Optimal
Pemangkasan atau pruning merupakan teknik budidaya yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai rawit. Teknik ini tidak hanya merangsang pertumbuhan percabangan baru, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan jumlah bunga dan buah. Pemangkasan juga berperan dalam menjaga kesehatan tanaman secara keseluruhan.
Tujuan utama pemangkasan adalah memicu pertumbuhan tunas baru yang akan membawa bunga dan buah, sehingga tanaman menjadi lebih produktif dan berbuah lebat. Selain itu, pemangkasan membantu mengurangi kerimbunan tanaman, yang secara tidak langsung dapat mencegah serangan hama dan penyakit. Tanaman yang terpangkas dengan baik juga akan lebih kokoh karena pertumbuhan anak cabang yang kuat.
Pemangkasan pucuk dapat dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 3-4 minggu dan memiliki beberapa daun, biasanya sekitar 8-10 helai. Potong ujung batang utama sekitar 2-3 cm di atas daun terakhir untuk merangsang percabangan. Pilih 3-5 anak cabang yang pertumbuhannya bagus untuk dijadikan batang utama, dan pangkas anak cabang yang paling kecil atau tidak produktif.
Lakukan pemangkasan secara berkala dengan membuang ranting atau cabang yang tidak produktif, mati, atau tunas air yang terlalu banyak. Pemangkasan juga dapat dilakukan setelah panen untuk memulihkan tanaman dan merangsang pertumbuhan cabang baru. Selalu gunakan gunting pangkas atau pisau tajam yang steril untuk menghindari infeksi pada tanaman, dan hindari pemangkasan saat tanaman sedang stres.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit yang Efektif
Pengendalian hama dan penyakit secara dini adalah langkah krusial untuk menjaga kesehatan tanaman cabai rawit dan memastikan panen yang melimpah. Tanpa penanganan yang tepat, serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian besar, bahkan kegagalan panen. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan dalam budidaya cabai.
Langkah pencegahan dimulai dari pemilihan benih cabai rawit yang berkualitas dan tahan penyakit. Jaga kebersihan area tanam dan hindari penanaman yang terlalu rapat untuk memastikan sirkulasi udara yang baik di sekitar tanaman. Hindari juga menanam di tempat yang terlalu lembap atau tergenang air, karena kondisi ini menjadi sarang ideal bagi hama dan jamur.
Beberapa hama umum yang menyerang cabai rawit meliputi ulat tanah, ulat grayak, lalat buah, dan thrips. Ulat tanah menyerang tanaman muda, sedangkan ulat grayak merusak daun dan buah. Lalat buah menyebabkan buah berlubang, sementara thrips menghisap cairan daun muda dan bunga. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida yang tepat atau penggunaan perangkap.
Penyakit seperti layu bakteri, layu cendawan, busuk daun, dan virus mozaik juga sering menyerang tanaman cabai. Layu bakteri dan cendawan menyebabkan tanaman layu dan busuk, sedangkan busuk daun menyerang batang, daun, dan buah. Virus mozaik yang dibawa serangga seperti aphids menyebabkan pertumbuhan terhambat. Penanggulangan meliputi perbaikan drainase, pemberian kapur, dan pengendalian serangga pembawa virus.
People Also Ask
1. Bagaimana cara memilih bibit cabai rawit yang unggul?
Jawaban: Pilih benih dari varietas unggul yang tahan penyakit seperti Cakra Putih atau Ori 212, bisa dibeli dari toko terpercaya atau dibuat sendiri dari buah matang sempurna.
2. Apa saja komposisi media tanam yang ideal untuk cabai rawit di pot?
Jawaban: Media tanam ideal terdiri dari campuran tanah gembur, pupuk kandang/kompos, dan arang sekam/sekam padi dengan perbandingan 2:1:1 atau 1:1:1.
3. Berapa kali sehari tanaman cabai rawit di pot harus disiram?
Jawaban: Siram tanaman secara teratur 1-2 kali sehari, terutama pada pagi dan/atau sore hari, pastikan media lembap namun tidak tergenang.
4. Mengapa pemangkasan penting untuk tanaman cabai rawit?
Jawaban: Pemangkasan penting untuk memicu pertumbuhan tunas baru, meningkatkan produksi bunga dan buah, mengurangi hama, serta memperkokoh tanaman.
5. Hama dan penyakit apa saja yang sering menyerang cabai rawit dan bagaimana cara mengendalikannya?
Jawaban: Hama umum meliputi ulat tanah, ulat grayak, lalat buah, dan thrips. Penyakit seperti layu bakteri, layu cendawan, dan virus mozaik. Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan, penyemprotan insektisida, dan perbaikan drainase.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5264140/original/093784400_1750839152-kain_brokat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292218/original/061445900_1753247216-buah_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426363/original/034852400_1764303033-Tanam_Pakcoy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2815500/original/083957300_1558773257-torch-ginger-177012_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4042754/original/094706200_1654358757-Screenshot_1983.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354635/original/026392700_1758260090-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426288/original/053913600_1764300357-WhatsApp_Image_2025-11-28_at_09.23.42.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424592/original/068292300_1764148283-unnamed.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5391141/original/054525400_1761298749-lubang_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425842/original/038203600_1764239359-lokasi_yang_disukai_ular_membuat_sarang_di_kebun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5413705/original/074337200_1763189513-outfit_minimalis_untuk_santai_dan_ke_kantor_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423186/original/028826800_1764055667-Gemini_Generated_Image_shvc4wshvc4wshvc.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415177/original/071139800_1763362992-Gemini_Generated_Image_w9ld1tw9ld1tw9ld.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4687952/original/069680900_1702652722-daun_kelor.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2895086/original/038669600_1566980649-shutterstock_289900769.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5420457/original/010863800_1763784764-gamis_teal_8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414142/original/065369200_1763265968-Hidangan_karedok_leunca.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423329/original/053706300_1764059361-king_kobra_dan_king_koros_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379366/original/064024100_1760342880-Gemini_Generated_Image_k09528k09528k095.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4931672/original/017034300_1724931457-Ilustrasi_pupuk_kompos.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309223/original/057654200_1754618968-Gemini_Generated_Image_ach8p1ach8p1ach8.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3619229/original/092418000_1635745733-roblox_2.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4876282/original/004384100_1719462261-fotor-ai-2024062711133.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306633/original/043752800_1754443926-WhatsApp_Image_2025-08-06_at_08.24.05_e539a66a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4411108/original/015184300_1682914955-kanchanara-fsSGgTBoX9Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5133410/original/3400_1739534894-DALL__E_2025-02-14_19.06.08_-_A_digital_illustration_of_stablecoins__featuring_Tether__USDT___USD_Coin__USDC___and_DAI._The_coins_are_displayed_in_a_futuristic_financial_setting_wi.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287819/original/008534400_1752835565-unnamed__42_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5302300/original/036955800_1754019580-117ffdeb-da07-4da0-84f0-9c4f4eb5c9a8.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4740422/original/078699100_1707701814-fotor-ai-2024021283356.jpg)