Kenali Perbedaan Ular Weling dan Ular Tanah, Dua Reptil Berbisa Mematikan di Sekitar Kita

2 weeks ago 13

Liputan6.com, Jakarta Indonesia, sebagai negara tropis, dihuni oleh berbagai spesies ular, termasuk beberapa jenis yang sangat berbisa. Di antara reptil berbahaya tersebut, ular weling dan ular tanah seringkali menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Kedua ular ini memiliki potensi mematikan, namun dengan karakteristik fisik, habitat, dan jenis bisa yang berbeda.

Kesalahan dalam mengidentifikasi jenis ular dapat berakibat fatal, terutama saat menghadapi gigitan. Informasi yang akurat mengenai ciri-ciri spesifik, perilaku, dan efek bisa dari masing-masing ular sangat diperlukan. Liputan6 akan mengulas perbedaan mendasar antara ular weling dan ular tanah, membantu Anda lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan terburuk.

Memahami karakteristik unik dari kedua ular ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga merupakan bagian penting dari upaya menjaga keselamatan diri dan lingkungan sekitar. Berikut ini Liputan6 memberikan ulasan lengkapnya untuk Anda, Jumat (14/11/2025).

Fisik Ular Weling dan Ular Tanah

Ular Weling

Ular weling, yang dikenal secara ilmiah sebagai Bungarus candidus atau Malayan Krait, memiliki ciri khas pola belang hitam dan putih yang sangat mencolok di sepanjang tubuhnya hingga ekor. Belang hitamnya dapat bervariasi dari cokelat gelap hingga kebiruan, sementara belang putihnya terkadang dihiasi bintik-bintik hitam. Bagian perut ular weling umumnya berwarna putih polos tanpa corak.

Ular weling dapat tumbuh hingga panjang rata-rata 108 cm, dengan panjang maksimal mencapai 155 cm. Kepala ular ini relatif kecil, berbentuk lonjong, dan hampir menyatu dengan lehernya tanpa perbedaan yang jelas. Ciri lain yang membedakan adalah ekornya yang meruncing di bagian ujung.

Ular Tanah

Berbeda dengan weling, ular tanah atau Malayan Pit Viper (Calloselasma rhodostoma) memiliki tubuh yang cenderung gemuk, pipih, dan agak pendek, dengan ekor yang sangat pendek dan ramping. Panjang rata-rata ular ini sekitar 76 cm, meskipun bisa mencapai 1,10 meter. Warna tubuhnya bervariasi, mulai dari cokelat muda hingga cokelat tua, atau kemerahan.

Ular tanah memiliki corak segitiga besar berwarna cokelat gelap yang berselang-seling dengan warna kuning pucat di bagian punggung. Corak dan warna ini berfungsi sebagai kamuflase yang sangat efektif, membantu ular ini menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Kepalanya berbentuk segitiga dengan moncong meruncing dan mata vertikal, yang merupakan ciri khas ular pit viper. Sisi atas kepala ular tanah tertutupi oleh perisai-perisai simetris, sebuah karakteristik yang membedakannya dari kebanyakan spesies ular bandotan lainnya. Sisik-sisik di bagian punggung ular ini memiliki tekstur yang halus.

Habitat dan Perilaku

Ular Weling

Ular weling adalah spesies endemik yang tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Sumatra, Jawa, dan Bali), Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan Laos. Habitat utamanya meliputi hutan, hutan mangrove, semak belukar, perkebunan, lahan pertanian, dan area dekat air. Ular ini juga sering ditemukan di sekitar permukiman manusia, terutama dekat sumber air seperti parit atau persawahan.

Ular weling merupakan hewan nokturnal, yang berarti aktif mencari mangsa pada malam hari. Meskipun umumnya bergerak lamban, ular weling dapat menyerang dengan cepat jika merasa terancam atau terprovokasi. Ketika merasa terganggu, ular ini akan menyembunyikan kepalanya di bawah gulungan badannya sebagai mekanisme pertahanan. Makanan utamanya adalah ular jenis lain yang berukuran lebih kecil, namun juga memangsa kadal, katak, tikus, dan telur ular. Ular weling bersifat soliter dan berkembang biak dengan bertelur (ovipar), menghasilkan 4 hingga 10 butir telur.

Ular Tanah

Ular tanah juga tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia bagian utara, dan di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Habitatnya sangat beragam, mencakup hutan belukar, semak-semak, lahan pertanian yang lembap, hutan dataran rendah, lereng bukit, perkebunan (termasuk kelapa sawit dan karet), serta area dekat pemukiman. Ular ini adalah hewan terestrial dan nokturnal, yang berarti aktif di malam hari dan hidup di permukaan tanah.

Ular tanah dikenal sebagai predator penyergap yang sering berdiam diri di bawah tumpukan daun atau di tempat lembap untuk menunggu mangsa. Perilaku ini membuatnya sering tidak terlihat oleh manusia, sehingga meningkatkan risiko gigitan tak sengaja. Kemampuan kamuflasenya yang tinggi juga mendukung strategi berburu pasif ini.

Tingkat Bahaya Ular Weling vs. Ular Tanah

Ular Weling

Ular weling adalah ular berbisa tinggi yang sangat mematikan. Bisanya bersifat neurotoksin, yang berarti menyerang sistem saraf korban. Gigitan ular weling dapat menyebabkan kelumpuhan progresif, kesulitan bernapas, dan akhirnya kegagalan pernapasan jika tidak segera ditangani. Gejala awal gigitan bisa meliputi mual, muntah, sakit kepala, dan pandangan kabur.

Tingkat kematian akibat gigitan ular weling pada manusia yang tidak diobati diperkirakan mencapai 60-70%. Dosis racun ular weling yang mematikan bagi manusia seberat 75 kg adalah sekitar 1 mg, menunjukkan potensi bahaya yang sangat tinggi dari gigitannya. Penanganan medis yang cepat dan pemberian antivenom spesifik sangat penting untuk menyelamatkan nyawa korban.

Ular Tanah

Ular tanah juga merupakan spesies ular berbisa yang sangat berbahaya, meskipun jenis bisanya berbeda. Bisanya tidak mengandung neurotoksin, melainkan terdiri dari campuran hemoragin (penyebab pendarahan) dan sitotoksin (perusak sel). Ini berarti gigitannya akan menyerang sistem peredaran darah dan jaringan tubuh, menyebabkan kerusakan lokal yang parah.

Gigitan ular tanah dapat menyebabkan pendarahan spontan dari hidung, gusi, bahkan otak. Bisa ini juga memicu penggumpalan darah kecil yang menguras faktor pembekuan alami tubuh, sehingga menyebabkan pendarahan hebat yang sulit dihentikan. Efek gigitannya juga meliputi pembengkakan parah, rasa sakit lokal, kerusakan jaringan, nekrosis (kematian jaringan), dan dapat menyebabkan disfungsi atau amputasi anggota tubuh jika tidak ditangani dengan cepat.

Ular tanah memiliki reputasi sebagai ular yang pemarah dan cepat menyerang jika merasa terganggu atau terancam. Di Malaysia bagian utara, ular tanah bertanggung jawab atas sekitar 700 insiden gigitan ular setiap tahunnya, dengan tingkat kematian sekitar 2%. Meskipun demikian, sebagian besar korban gigitan ular tanah mengalami gejala ringan hingga sedang, dan kematian tidak umum terjadi dibandingkan gigitan ular weling, namun kerusakan jaringan yang ditimbulkan bisa sangat serius dan membutuhkan penanganan medis intensif.

People Also Ask

1. Apa ciri fisik utama yang membedakan ular weling dan ular tanah?

Jawaban: Ular weling memiliki pola belang hitam-putih mencolok, kepala kecil lonjong, dan ekor meruncing. Sementara ular tanah berwarna cokelat dengan pola segitiga gelap, tubuh gemuk, kepala segitiga, dan ekor sangat pendek.

2. Bagaimana perbedaan jenis bisa ular weling dan ular tanah?

Jawaban: Bisa ular weling bersifat neurotoksin yang menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan. Sedangkan bisa ular tanah mengandung hemoragin dan sitotoksin, menyebabkan pendarahan hebat dan kerusakan jaringan.

3. Di mana habitat umum ular weling dan ular tanah dapat ditemukan?

Jawaban: Ular weling dan ular tanah sama-sama tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ular weling sering ditemukan di dekat air dan permukiman, sementara ular tanah menyukai semak belukar, lahan pertanian lembap, dan tumpukan daun.

4. Apakah kedua ular ini aktif pada siang atau malam hari?

Jawaban: Baik ular weling maupun ular tanah adalah hewan nokturnal, yang berarti keduanya aktif mencari mangsa dan bergerak pada malam hari.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |