Liputan6.com, Jakarta - Mimpi Ethereum (ETH) mencapai harga USD 10.000 atau kurang lebih Rp 164 juta (estimasi kurs Rp 16.458 per USD) di tahun 2025 kembali jadi bahan pembicaraan hangat di kalangan pelaku pasar.
Altcoin terbesar ini menunjukkan performa yang lebih baik dibanding Bitcoin dan Solana dalam sebulan terakhir, mendorong optimisme bahwa target ambisius ini bukan sekadar angan-angan.
Mengutip coinmarketcap, Kamis (31/7/2025), setidaknya ada tiga alasan utama yang membuat prediksi ini masuk akal:
1. Lonjakan Permintaan Perusahaan Besar
Seperti Bitcoin, lonjakan harga Ethereum juga bisa ditopang oleh minat dari institusi dan perusahaan besar. Standard Chartered menyebut saat ini sudah ada 11 perusahaan yang menguasai sekitar 1% dari total ETH yang beredar
. Angka ini bisa naik drastis hingga 10% seiring meningkatnya kepercayaan perusahaan terhadap aset digital ini.
Salah satu dorongan besar datang dari pembelian Ethereum senilai lebih dari USD 3,5 miliar oleh perusahaan seperti BitMine, GameSquare, dan SharpLink.
Selain itu, ETF Ethereum spot juga mencatat arus masuk positif sejak 7 Juli, menandakan bahwa institusi terus menambah eksposurnya terhadap ETH — bahkan melebihi minat terhadap ETF Bitcoin.
BitMine bahkan berencana melakukan buyback saham sebesar USD 1 miliar demi membeli lebih banyak ETH.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan melihat Ether sebagai aset yang punya masa depan cerah untuk dijadikan cadangan keuangan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
2. Strategi Baru dari Perusahaan Kripto: Ethereum Jadi Fokus Utama
Perusahaan kripto BTCS yang sebelumnya fokus di Bitcoin kini mengalihkan strategi ke Ethereum. Perubahan ini terbukti berdampak positif — saham BTCS naik lebih dari 130% sejak awal tahun, dan 600% dalam tiga tahun terakhir.
BTCS kini memiliki Ethereum senilai sekitar USD 270 juta dan aktif terlibat dalam pengembangan infrastruktur blockchain ETH.
CEO BTCS, Charles Allen, bahkan mengatakan: “Ethereum membuka model bisnis baru tanpa bank dan perantara. Ini adalah tulang punggung internet masa depan.”
BTCS memanfaatkan ekosistem Ethereum untuk menghasilkan pendapatan dari staking dan peminjaman lewat protokol seperti AAVE.
Dalam jangka panjang, perusahaan ini berkomitmen untuk terus membeli ETH sebagai bagian dari tanggung jawab sebagai perusahaan publik.
3. Optimisme dari Para Pemain Kunci di Industri
Beberapa tokoh besar industri kripto juga menunjukkan keyakinan kuat terhadap masa depan Ethereum. CEO Bitget, Gracy Chen, menyebut Ethereum kini menjadi aset pilihan baru untuk treasury perusahaan, setelah Bitcoin.
Sementara itu, CEO Bondex, Ignacio Palomera, menyebut Ethereum telah melampaui ekspektasi sejak diluncurkan pada 2015. Ia menilai Ethereum berhasil menjadi fondasi utama bagi ekosistem blockchain yang terdesentralisasi dan interoperabel.
Palomera juga meyakini masih banyak ruang untuk pengembangan teknologi Ethereum ke depan. Peningkatan jaringan, rilis fitur baru, dan adopsi yang lebih luas akan jadi pendorong utama harga ETH.
Bagaimana Gerak Harga ETH saat Ini?
ETH sempat naik 56% hanya dalam waktu tiga minggu, menembus USD 3.900 pada akhir Juli. Meski sempat terkoreksi, harga saat ini masih di atas USD 3.700, mendekati level psikologis USD 4.000.
Level-level penting yang perlu diperhatikan:
- USD 4.107: Puncak Desember 2024, bisa jadi target jangka pendek.
- USD 4.500: Resistensi kuat sebelum menguji level tertinggi sepanjang masa.
- USD 4.878: Rekor harga tertinggi ETH sejauh ini.
Namun, indikator teknikal seperti MACD dan RSI menunjukkan potensi koreksi dalam waktu dekat. Jika terjadi penurunan, ETH diperkirakan akan menemukan support di kisaran USD 3.466 hingga USD 3.066.