Liputan6.com, Jakarta Empedu ular sejak lama dikenal dalam pengobatan tradisional Asia dan dipercaya memiliki beragam khasiat, mulai dari meningkatkan vitalitas hingga membantu meredakan berbagai keluhan kesehatan. Cairan yang berasal dari kantung empedu reptil ini telah digunakan turun-temurun dan menjadi bagian penting dalam praktik herbal tradisional.
Namun, klaim manfaat tersebut sering dipertentangkan dengan pandangan medis modern yang menuntut bukti ilmiah lebih kuat. Artikel ini membahas definisi, penggunaan tradisional, kandungan, serta risiko kesehatannya, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (6/11).
Penggunaan Tradisional Empedu Ular
Empedu ular adalah cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati ular dan disimpan di kantung empedu. Secara tradisional, cairan ini telah digunakan dalam berbagai praktik pengobatan di beberapa budaya, terutama di Asia, dengan komposisi unik yang telah lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional. Dr. Li Wei dalam Journal of Traditional Medicine (2018) menyatakan, empedu adalah cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati dan disimpan di kantung empedu. Pada ular, empedu memiliki komposisi yang unik dan telah lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional.
Di beberapa negara Asia, empedu ular dipercaya memiliki khasiat obat untuk berbagai kondisi, mulai dari meningkatkan vitalitas hingga mengobati penyakit tertentu. World Health Organization (WHO) pada tahun 2005 dalam laporannya tentang Traditional Chinese Medicine: Snake Bile, mencatat bahwa di beberapa negara Asia, empedu ular dipercaya memiliki khasiat obat untuk berbagai kondisi, mulai dari meningkatkan vitalitas hingga mengobati penyakit tertentu. Penggunaan ini telah berlangsung selama berabad-abad, khususnya di Tiongkok, Vietnam, dan Indonesia.
Dalam Journal of Ethnopharmacology (2019) menjelaskan, dalam Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM), empedu ular, khususnya dari spesies seperti kobra dan ular piton, digunakan untuk mengobati kondisi seperti rematik, batuk, asma, dan gangguan pencernaan. Di Vietnam, empedu ular sering dicampur dengan alkohol untuk membuat 'anggur ular' yang dikonsumsi sebagai tonik untuk meningkatkan kekuatan dan vitalitas pria.
Dalam Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine (2010) mencatat, beberapa klaim populer mengenai empedu ular termasuk kemampuannya untuk meningkatkan penglihatan, mengurangi peradangan, meningkatkan sirkulasi darah, dan bahkan memiliki sifat antikanker. Secara historis, empedu ular juga dipercaya dapat membantu mengatasi masalah kulit dan meningkatkan fungsi hati.
Kandungan Kimia dan Potensi Fungsional Empedu Ular
Komposisi kimia empedu ular sangat kompleks dan bervariasi tergantung pada spesies ular, diet, dan kondisi fisiologisnya. Namun, dalam Comparative Biochemistry and Physiology Part B: Biochemistry and Molecular Biology (1999) dijelaskan bahwa beberapa komponen utama telah diidentifikasi yang diyakini berkontribusi pada efek yang diklaim. Empedu ular kaya akan asam empedu, terutama asam taurokolat dan asam chenodeoxycholic, yang berperan penting dalam pencernaan lemak.
Selain asam empedu, empedu ular juga mengandung taurin, pigmen empedu seperti bilirubin, kolesterol, fosfolipid, serta berbagai protein dan enzim. Taurin, salah satu asam amino yang melimpah dalam empedu, dikenal memiliki sifat antioksidan dan dapat berperan dalam regulasi tekanan darah serta fungsi kardiovaskular.
Asam empedu sendiri memiliki peran dalam emulsifikasi lemak, penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, dan telah diteliti untuk potensi efek anti-inflamasi dan hepatoprotektif, seperti yang dijelaskan oleh Russell, D. W. dalam Journal of Lipid Research (2003).
Risiko dan Efek Samping Konsumsi Empedu Ular
Meskipun ada klaim manfaat, konsumsi empedu ular tidak lepas dari risiko dan efek samping yang serius, terutama karena kurangnya regulasi dan potensi kontaminasi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2020 dalam laporannya Health Risks Associated with Consumption of Wild Animals, memperingatkan, salah satu risiko utama adalah kontaminasi bakteri dan parasit. Ular dapat membawa berbagai patogen, termasuk Salmonella, yang dapat menyebabkan infeksi serius pada manusia jika empedu dikonsumsi mentah atau tidak diolah dengan benar.
American Academy of Allergy, Asthma & Immunology (AAAAI) pada tahun 2023 dalam Allergic Reactions to Animal Products, menjelaskan, reaksi alergi juga merupakan kemungkinan, terutama bagi individu yang sensitif terhadap protein hewani. Gejala dapat berkisar dari ruam kulit ringan hingga anafilaksis yang mengancam jiwa. Penggunaan empedu dari ular berbisa tanpa penanganan yang tepat dapat menimbulkan risiko keracunan, meskipun empedu itu sendiri umumnya tidak mengandung racun ular. Namun, kontaminasi silang dengan racun atau bagian tubuh ular lain yang beracun bisa terjadi.
Kesalahan identifikasi spesies ular juga dapat menyebabkan konsumsi empedu dari spesies yang dilindungi atau yang memiliki risiko kesehatan yang tidak diketahui. Banyak klaim kesehatan terkait empedu ular tidak didukung oleh penelitian ilmiah yang ketat. Mengandalkan empedu ular sebagai pengganti pengobatan medis yang terbukti dapat menunda diagnosis dan pengobatan kondisi serius, seperti yang diungkapkan National Institutes of Health (NIH) pada tahun 2022 dalam Unproven Health Products and Therapies.
Pandangan Ilmiah dan Regulasi Terkait Empedu Ular
Meskipun popularitasnya dalam pengobatan tradisional, komunitas ilmiah modern umumnya skeptis terhadap klaim manfaat kesehatan empedu ular karena kurangnya bukti klinis yang kuat dan potensi risiko. Organisasi kesehatan global dan lembaga penelitian medis umumnya menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung penggunaan empedu ular sebagai pengobatan yang efektif untuk penyakit apa pun.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk secara definitif mengevaluasi keamanan dan efektivitas komponen bioaktif dalam empedu ular. Namun, saat ini, risiko yang terkait dengan konsumsinya seringkali lebih besar daripada potensi manfaat yang belum terbukti secara ilmiah. Perdagangan dan konsumsi empedu ular, terutama dari spesies yang terancam punah, diatur oleh konvensi internasional seperti CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) untuk mencegah eksploitasi berlebihan dan melindungi keanekaragaman hayati.
Di beberapa negara, penjualan produk empedu ular mungkin dilarang atau sangat dibatasi karena masalah kesehatan masyarakat dan konservasi spesies. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki sejarah panjang dalam tradisi, empedu ular masih menjadi subjek pengawasan ketat dari segi ilmiah dan regulasi.
People Also Ask
1. Apa itu empedu ular?
Jawaban: Empedu ular adalah cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati ular dan disimpan di kantung empedu, yang secara tradisional digunakan dalam pengobatan di beberapa budaya, terutama di Asia.
2. Apa saja manfaat empedu ular menurut pengobatan tradisional?
Jawaban: Menurut pengobatan tradisional, empedu ular diklaim dapat meningkatkan vitalitas, mengobati rematik, batuk, asma, gangguan pencernaan, meningkatkan penglihatan, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sirkulasi darah.
3. Apa kandungan utama dalam empedu ular?
Jawaban: Kandungan utama empedu ular adalah asam empedu (seperti asam taurokolat dan chenodeoxycholic), taurin, pigmen empedu (bilirubin), kolesterol, fosfolipid, serta protein dan enzim.
4. Apa saja risiko dan efek samping mengonsumsi empedu ular?
Jawaban: Risiko dan efek samping meliputi kontaminasi bakteri (misalnya Salmonella) dan parasit, reaksi alergi, potensi keracunan jika terkontaminasi racun ular, serta penundaan pengobatan medis yang terbukti karena mengandalkan klaim yang belum terbukti secara ilmiah.
5. Apakah ada bukti ilmiah yang mendukung manfaat empedu ular?
Jawaban: Organisasi kesehatan global dan lembaga penelitian medis umumnya menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung penggunaan empedu ular sebagai pengobatan yang efektif untuk penyakit apa pun, dan risikonya seringkali lebih besar daripada potensi manfaat yang belum terbukti.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5264140/original/093784400_1750839152-kain_brokat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292218/original/061445900_1753247216-buah_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426363/original/034852400_1764303033-Tanam_Pakcoy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2815500/original/083957300_1558773257-torch-ginger-177012_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4042754/original/094706200_1654358757-Screenshot_1983.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354635/original/026392700_1758260090-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426288/original/053913600_1764300357-WhatsApp_Image_2025-11-28_at_09.23.42.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424592/original/068292300_1764148283-unnamed.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5391141/original/054525400_1761298749-lubang_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425842/original/038203600_1764239359-lokasi_yang_disukai_ular_membuat_sarang_di_kebun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5413705/original/074337200_1763189513-outfit_minimalis_untuk_santai_dan_ke_kantor_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423186/original/028826800_1764055667-Gemini_Generated_Image_shvc4wshvc4wshvc.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415177/original/071139800_1763362992-Gemini_Generated_Image_w9ld1tw9ld1tw9ld.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4687952/original/069680900_1702652722-daun_kelor.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2895086/original/038669600_1566980649-shutterstock_289900769.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5420457/original/010863800_1763784764-gamis_teal_8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414142/original/065369200_1763265968-Hidangan_karedok_leunca.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423329/original/053706300_1764059361-king_kobra_dan_king_koros_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379366/original/064024100_1760342880-Gemini_Generated_Image_k09528k09528k095.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4931672/original/017034300_1724931457-Ilustrasi_pupuk_kompos.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309223/original/057654200_1754618968-Gemini_Generated_Image_ach8p1ach8p1ach8.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3619229/original/092418000_1635745733-roblox_2.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4876282/original/004384100_1719462261-fotor-ai-2024062711133.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306633/original/043752800_1754443926-WhatsApp_Image_2025-08-06_at_08.24.05_e539a66a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4411108/original/015184300_1682914955-kanchanara-fsSGgTBoX9Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5133410/original/3400_1739534894-DALL__E_2025-02-14_19.06.08_-_A_digital_illustration_of_stablecoins__featuring_Tether__USDT___USD_Coin__USDC___and_DAI._The_coins_are_displayed_in_a_futuristic_financial_setting_wi.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287819/original/008534400_1752835565-unnamed__42_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5302300/original/036955800_1754019580-117ffdeb-da07-4da0-84f0-9c4f4eb5c9a8.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4740422/original/078699100_1707701814-fotor-ai-2024021283356.jpg)