Apakah Kutu Beras Aman atau Tidak Jika Tertelan? Simak Faktanya

3 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran serangga kecil dalam beras seringkali menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Kutu beras, atau Sitophilus oryzae, adalah hama umum yang dapat ditemukan pada biji-bijian yang disimpan, termasuk beras, jagung, gandum, dan sorgum. Serangga ini biasanya muncul akibat kondisi penyimpanan yang kurang ideal, seperti kelembapan tinggi atau beras yang sudah terlalu lama disimpan.

Pertanyaan utama yang sering muncul adalah apakah kutu beras aman atau tidak jika tertelan. Banyak yang merasa jijik atau khawatir akan dampak kesehatan jika tidak sengaja mengonsumsi serangga ini bersama nasi.

Secara umum, kutu beras tidak berbahaya bagi kesehatan manusia jika tidak sengaja tertelan, baik dalam tahap larva maupun dewasa. Mereka tidak diketahui menyebarkan penyakit, infeksi, atau menggigit manusia. Berikut Liputan6 memberikan ulasan lengkapnya untuk Anda, Selasa (25/11/2025).

Bagaimana Jika Kutu Beras Tertelan?

Kutu beras adalah serangga kecil berwarna cokelat kehitaman dengan panjang sekitar 2-3,5 milimeter, dilengkapi moncong panjang dan ramping. Empat bintik samar berwarna merah kecoklatan sering terlihat di bagian belakang perutnya. Keberadaan kutu ini sering menjadi indikator bahwa beras atau biji-bijian lainnya telah disimpan dalam kondisi yang kurang optimal atau terlalu lama.

Kutu beras, baik dalam tahap larva maupun dewasa, tidak berbahaya bagi manusia karena tidak menularkan penyakit atau infeksi. Kutu tidak berbahaya bagi manusia, hewan peliharaan, rumah, perabot, atau pakaian, serta tidak membawa penyakit. Ini memberikan ketenangan bagi mereka yang khawatir akan dampak langsung jika kutu beras tidak sengaja tertelan.

Apabila beras yang mengandung kutu dimasak dengan benar, proses pemanasan akan membunuh semua kutu, telur, dan larvanya. Hal ini menjadikan beras tersebut aman untuk dikonsumsi tanpa menimbulkan risiko kesehatan. Penting untuk selalu memeriksa dan membersihkan beras sebelum dimasak untuk menghilangkan kutu yang terlihat.

Dampak Kutu Beras pada Kesehatan dan Kualitas Pangan

Meskipun kutu beras umumnya tidak berbahaya secara langsung, keberadaannya dapat menimbulkan beberapa masalah minor dan kerugian, baik dari segi kesehatan maupun kualitas beras. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi ringan, mual, atau muntah jika tidak sengaja mengonsumsi kutu beras dalam jumlah tertentu. Reaksi ini bisa lebih terasa pada anak-anak yang lebih sensitif.

Kehadiran kutu beras juga dapat mengurangi kualitas dan kandungan nutrisi beras. Kutu beras memakan pektin dan nutrisi lain yang terkandung dalam biji-bijian, sehingga beras yang terinfestasi akan memiliki kandungan gizi yang berkurang, seperti karbohidrat dan vitamin. Selain itu, rasa dan tekstur beras juga dapat berubah menjadi pahit, asam, atau tidak enak, yang tentu memengaruhi selera makan.

Lebih lanjut, keberadaan kutu beras yang konsisten dalam jumlah banyak dapat menjadi indikasi praktik penyimpanan yang kurang baik atau tidak higienis. Makanan yang tercemar kutu beras dalam jangka waktu lama berpotensi terpapar jamur mikroskopis atau bakteri berbahaya, terutama jika disimpan dalam kondisi lembap. Infestasi ini dapat menyebabkan infeksi jamur sekunder, yang memperburuk kerusakan kualitas dan stabilitas penyimpanan pangan.

Cara Mencegah Kutu Beras Muncul di Rumah

Untuk menghindari masalah yang ditimbulkan oleh kutu beras, langkah-langkah pencegahan yang efektif sangat dianjurkan. Pertama, simpan beras dalam wadah yang bersih, kering, dan kedap udara. Wadah yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya kutu dan jamur, sehingga kebersihan wadah sangat krusial.

Kedua, simpan beras di tempat yang sejuk dan kering, atau bahkan di dalam kulkas. Suhu di bawah 17 derajat Celcius tidak disukai kutu beras, sementara suhu 27-30 derajat Celcius adalah kondisi ideal untuk perkembangbiakannya. Ketiga, beli beras dalam jumlah kecil jika tingkat konsumsi rendah untuk menghindari penyimpanan terlalu lama, yang meningkatkan risiko infestasi.

Beberapa repelan alami juga dapat dimanfaatkan untuk mengusir kutu beras. Anda bisa meletakkan beberapa helai daun salam kering, daun pandan, atau beberapa siung bawang putih kupas di dalam wadah penyimpanan beras. Aroma menyengat dari cabai kering, daun jeruk, kulit lemon, cengkeh, atau kayu manis juga efektif mengusir hama ini. Lakukan pemeriksaan rutin pada beras dan cuci serta keringkan wadah penyimpanan setiap kali akan diisi ulang dengan beras baru.

Meskipun kutu beras tidak berbahaya secara langsung jika tertelan dan akan mati saat dimasak, disarankan untuk tidak mengonsumsi beras yang sudah berkutu dalam jumlah banyak. Hal ini karena kutu beras dapat mengurangi nilai gizi, mengubah rasa dan tekstur beras, serta berpotensi menyebabkan reaksi alergi ringan pada beberapa orang. Keberadaan kutu juga mengindikasikan kondisi penyimpanan yang kurang higienis dan risiko kontaminasi jamur atau bakteri. Jika Anda tidak sengaja memakan kutu beras dan mengalami gejala yang tidak biasa, segera hubungi dokter atau pergi ke pusat medis terdekat.

People Also Ask

1. Apakah kutu beras aman jika tertelan?

Jawaban: Ya, kutu beras umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan manusia jika tidak sengaja tertelan dan tidak menularkan penyakit.

2. Apa dampak kutu beras pada kualitas beras?

Jawaban: Kutu beras dapat mengurangi kandungan nutrisi, mengubah rasa, dan tekstur beras menjadi tidak enak.

3. Bagaimana cara mencegah infestasi kutu beras di rumah?

Jawaban: Simpan beras dalam wadah kedap udara yang bersih, di tempat sejuk, dan gunakan repelan alami seperti daun salam.

4. Apakah beras yang sudah ada kutunya masih bisa dikonsumsi?

Jawaban: Beras yang ada kutunya masih aman dikonsumsi jika kutu dihilangkan dan beras dimasak dengan benar, membunuh sisa kutu dan telurnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |