Liputan6.com, Jakarta Cara memasak pare agar tidak pahit menjadi kunci bagi banyak orang yang ingin menikmati sayuran ini tanpa terganggu oleh rasa pahit alaminya. Meski pare dikenal memiliki senyawa yang menimbulkan sensasi pahit, Anda tidak perlu lagi meremasnya hingga lembek karena ada teknik yang lebih efektif untuk mengurangi rasa tersebut tanpa merusak teksturnya.
Cara memasak pare agar tidak pahit juga mencakup langkah-langkah sederhana yang mampu menjaga kerenyahan serta warna hijau pare tetap segar. Artikel ini akan membahas beberapa metode praktis untuk meminimalkan rasa pahit sehingga Anda dapat menyajikan hidangan pare yang lebih lezat dan disukai keluarga.
1. Mengeruk dan Membuang Bagian Tengah Pare
Langkah awal yang sangat penting dalam upaya mengurangi rasa pahit pada pare adalah dengan membersihkan bagian tengahnya secara menyeluruh. Bagian putih di dalam pare, termasuk biji dan selaput putih, merupakan sumber utama senyawa pahit yang dikenal sebagai momordicin. Senyawa inilah yang bertanggung jawab atas karakteristik rasa pahit pada pare.
Tips pertama untuk memasak pare agar tidak pahit adalah membuang bagian tengahnya. Bagian putih ini sebaiknya dikeruk hingga benar-benar bersih untuk meminimalkan cita rasa pahit khas pare. Proses ini menjadi fondasi penting sebelum melanjutkan ke langkah-langkah berikutnya.
Setelah pare dibelah dua memanjang, gunakan sendok atau alat pengeruk untuk menghilangkan biji dan semua lapisan putih yang menempel pada daging pare. Semakin bersih bagian ini dikeruk, semakin minim pula rasa pahit yang tersisa. Proses pengerukan ini tidak akan memengaruhi tekstur renyah pare karena hanya melibatkan pembuangan bagian internal yang lunak. Setelah dikeruk, pare dapat diiris tipis sesuai selera untuk memaksimalkan pengurangan pahit dan memudahkan proses selanjutnya.
2. Meremas dengan Garam
Meremas pare dengan garam adalah metode yang sangat populer dan terbukti efektif untuk mengurangi rasa pahit. Garam bekerja melalui proses osmosis, yaitu menarik keluar cairan dan senyawa pahit dari dalam pare.
Setelah pare dipotong setebal 1-2 cm, cukup taburkan garam secukupnya dan biarkan selama sekitar 30 menit. Garam akan menarik keluar sebagian rasa pahit, membuat pare lebih enak saat dimasak. Metode ini seringkali menjadi pilihan utama karena kemudahannya.
Setelah pare diiris tipis dan bagian tengahnya dibuang, taburi irisan pare dengan garam secukupnya, misalnya sekitar 1 sendok makan untuk satu buah pare ukuran sedang. Remas-remas pare dengan tangan selama beberapa menit hingga pare terlihat layu dan mengeluarkan air. Proses ini membantu mengeluarkan getah dan senyawa pahit.
Setelah diremas, diamkan selama 15-30 menit, lalu bilas pare di bawah air mengalir hingga bersih untuk menghilangkan sisa garam dan rasa asin berlebih. Pastikan untuk memeras pare setelah dibilas untuk mengeluarkan sisa air. Metode ini, jika dilakukan dengan benar, akan mengurangi pahit tanpa membuat pare terlalu lembek, asalkan tidak diremas terlalu kuat atau terlalu lama.
3. Merebus Singkat (Blanching)
Merebus pare sebentar atau blansir adalah cara efektif lain untuk mengurangi kepahitan sambil tetap menjaga tekstur renyahnya. Teknik ini melibatkan perebusan pare dalam air mendidih dalam waktu singkat.
Setelah direndam atau diremas, merebus pare terlebih dahulu adalah langkah selanjutnya. Tidak perlu merebus terlalu lama, cukup masukkan pare ke dalam air mendidih dan rebus selama sekitar 2 menit, sebelum kemudian langsung ditiriskan dan bilas dengan air bersih. Proses ini membantu melarutkan sebagian senyawa pahit tanpa merusak struktur pare.
Didihkan air dalam panci. Setelah mendidih, masukkan irisan pare yang sudah dibersihkan. Anda bisa menambahkan sedikit garam, gula, atau bahkan beberapa lembar daun jambu biji ke dalam air rebusan, karena daun jambu biji dipercaya dapat menetralkan rasa pahit pare. Rebus pare hanya selama 2-5 menit. Penting untuk tidak merebus terlalu lama agar pare tidak menjadi lembek dan kehilangan teksturnya.
Setelah direbus, segera angkat pare dan masukkan ke dalam air es untuk menghentikan proses pemasakan (blanching). Teknik ini tidak hanya mengurangi pahit, tetapi juga membantu mempertahankan warna hijau cerah dan tekstur renyah pare.
4. Merendam dengan Air Gula atau Asam Jawa/Cuka
Selain garam, bahan lain seperti gula, asam jawa, atau cuka juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa pahit pare melalui perendaman. Metode ini menawarkan alternatif bagi mereka yang ingin mencoba cara berbeda dalam mengolah pare.
Merendam irisan pare dengan air gula disarankan, diperas sesekali, dan kemudian dibilas air bersih sebelum dimasak. Gula tidak secara langsung menghilangkan senyawa pahit, tetapi dapat menyeimbangkan rasa pahit sehingga tidak terlalu dominan. Ini adalah trik yang sering digunakan untuk menciptakan harmoni rasa.
Di sisi lain, asam dipercaya dapat membantu menetralkan senyawa pahit. Air perasan asam jawa dapat dijadikan solusi untuk mengurangi rasa pahit, cukup dengan merendam pare di dalamnya sekitar 30 menit. Merendam pare dalam air asam jawa selama 15-20 menit direkomendasikan, karena kombinasi asam dan garam dapat menetralkan rasa pahit lebih efektif. Setelah perendaman, bilas pare hingga bersih dengan air mengalir. Metode ini cenderung membuat tekstur pare sedikit lebih layu, namun tetap efektif mengurangi pahit.
5. Memasak dengan Bumbu Kuat atau Kombinasi Bahan Lain
Setelah melalui proses persiapan untuk mengurangi pahit, cara memasak akhir juga berperan penting dalam menyeimbangkan rasa dan mempertahankan tekstur. Menggunakan bumbu yang kuat atau mengombinasikan pare dengan bahan lain dapat menyamarkan sisa pahit yang mungkin masih ada.
Pare yang sudah melalui proses perebusan atau diremas-remas akan lebih enak jika dimasak dengan bahan makanan yang rasa asinnya kuat, seperti kecap asin, ikan, atau kacang kalengan yang direndam dalam air garam. Kombinasi ini menciptakan profil rasa yang lebih kompleks dan menarik.
Saat menumis pare, gunakan bumbu-bumbu dengan rasa yang kuat seperti bawang putih, bawang merah, cabai, terasi, atau saus tiram. Bumbu-bumbu ini akan mendominasi rasa, sehingga pahit pare tidak terlalu terasa. Selain itu, padukan pare dengan bahan makanan lain yang memiliki rasa gurih atau sedikit manis, seperti ikan teri, udang, tempe, telur, atau ebi. Bahan-bahan ini akan menciptakan harmoni rasa yang lebih kompleks, menyeimbangkan kepahitan pare.
Untuk menjaga tekstur renyah, masak pare dengan metode tumis (stir-fry) dalam wajan panas dengan api sedang. Hindari menambahkan terlalu banyak air agar pare tidak menjadi lembek. Tumis pare hingga matang namun tetap renyah. Tumisan tanpa tambahan air membantu tekstur pare tetap renyah dan warnanya tetap hijau menarik.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
1. Mengapa pare terasa pahit?
Jawaban: Pare terasa pahit karena mengandung senyawa momordicin, terutama di bagian biji dan selaput putih di tengahnya.
2. Bagaimana cara mengurangi pahit pare tanpa merusak teksturnya?
Jawaban: Beberapa cara meliputi mengeruk bagian tengah, meremas dengan garam, merebus singkat (blanching), atau merendam dengan air gula/asam jawa.
3. Apakah meremas pare dengan garam akan membuat pare lembek?
Jawaban: Tidak, jika dilakukan dengan benar (tidak terlalu kuat atau terlalu lama) dan dibilas bersih, pare tidak akan menjadi lembek. Garam membantu mengeluarkan cairan pahit.
4. Bisakah gula membantu menghilangkan pahit pare?
Jawaban: Gula tidak menghilangkan senyawa pahit secara langsung, tetapi dapat menyeimbangkan rasa pahit sehingga tidak terlalu dominan saat dimasak.
5. Apa teknik memasak akhir yang bisa membantu menyamarkan pahit pare?
Jawaban: Memasak dengan bumbu kuat seperti bawang putih, cabai, atau terasi, serta mengombinasikan dengan bahan lain seperti ikan teri atau tempe, dapat menyamarkan sisa pahit.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5264140/original/093784400_1750839152-kain_brokat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292218/original/061445900_1753247216-buah_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426363/original/034852400_1764303033-Tanam_Pakcoy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2815500/original/083957300_1558773257-torch-ginger-177012_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4042754/original/094706200_1654358757-Screenshot_1983.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354635/original/026392700_1758260090-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426288/original/053913600_1764300357-WhatsApp_Image_2025-11-28_at_09.23.42.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424592/original/068292300_1764148283-unnamed.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5391141/original/054525400_1761298749-lubang_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425842/original/038203600_1764239359-lokasi_yang_disukai_ular_membuat_sarang_di_kebun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5413705/original/074337200_1763189513-outfit_minimalis_untuk_santai_dan_ke_kantor_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423186/original/028826800_1764055667-Gemini_Generated_Image_shvc4wshvc4wshvc.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415177/original/071139800_1763362992-Gemini_Generated_Image_w9ld1tw9ld1tw9ld.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4687952/original/069680900_1702652722-daun_kelor.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2895086/original/038669600_1566980649-shutterstock_289900769.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5420457/original/010863800_1763784764-gamis_teal_8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414142/original/065369200_1763265968-Hidangan_karedok_leunca.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423329/original/053706300_1764059361-king_kobra_dan_king_koros_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379366/original/064024100_1760342880-Gemini_Generated_Image_k09528k09528k095.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4931672/original/017034300_1724931457-Ilustrasi_pupuk_kompos.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309223/original/057654200_1754618968-Gemini_Generated_Image_ach8p1ach8p1ach8.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3619229/original/092418000_1635745733-roblox_2.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4876282/original/004384100_1719462261-fotor-ai-2024062711133.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306633/original/043752800_1754443926-WhatsApp_Image_2025-08-06_at_08.24.05_e539a66a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4411108/original/015184300_1682914955-kanchanara-fsSGgTBoX9Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5133410/original/3400_1739534894-DALL__E_2025-02-14_19.06.08_-_A_digital_illustration_of_stablecoins__featuring_Tether__USDT___USD_Coin__USDC___and_DAI._The_coins_are_displayed_in_a_futuristic_financial_setting_wi.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287819/original/008534400_1752835565-unnamed__42_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5302300/original/036955800_1754019580-117ffdeb-da07-4da0-84f0-9c4f4eb5c9a8.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4740422/original/078699100_1707701814-fotor-ai-2024021283356.jpg)