Strategy Kembali Lolos dari Gugatan Terkait Praktik Akuntansi

5 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Gugatan hukum terbaru yang menuding adanya praktik akuntansi bermasalah di perusahaan penyimpan Bitcoin raksasa, Strategy, resmi dicabut. Hal ini terungkap dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu, 11 September 2025.

Dilansir dari Yahoo Finance pada Kamis, (11/9/2025), ugatan tersebut awalnya dilayangkan pada Juni lalu oleh dua pemegang saham, Abhey Parmar dan Zhenqiu Chen.

Mereka menuduh adanya pelanggaran kewajiban fidusia, pengayaan tidak sah, penyalahgunaan wewenang, hingga salah kelola besar-besaran di tubuh perusahaan.

Pencabutan gugatan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah gugatan lain dengan tuduhan serupa juga dibatalkan. Gugatan sebelumnya, yang diajukan pada Mei, menuding Strategy menyesatkan investor terkait dampak aturan akuntansi baru terhadap profitabilitas perusahaan.

Sejumlah firma hukum dan pemegang saham memang sempat melayangkan gugatan sepanjang tahun ini. Mereka menuduh perusahaan melakukan penipuan sekuritas melalui pernyataan menyesatkan mengenai investasi Bitcoin.

Para ahli menilai praktik pengajuan gugatan serupa terhadap satu perusahaan bukan hal aneh, lantaran firma hukum kerap bersaing untuk ditunjuk sebagai penasihat utama dalam kasus konsolidasi.

Strategy, Perusahaan Pemilik Bitcoin Terbesar di Dunia

Strategy, dulu dikenal sebagai MicroStrategy, saat ini merupakan korporasi dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia. Perusahaan ini memegang 638.460 Bitcoin dengan nilai setara USD 72,5 miliar atau Rp Atau Rp 1.194 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.471) berdasarkan harga terkini. Awalnya, Strategy dikenal sebagai penyedia perangkat lunak analisis data.

Namun, sejak 2020 perusahaan bertransformasi menjadi “Bitcoin treasury firm,” dengan menawarkan eksposur aset kripto melalui sahamnya di Nasdaq (MSTR).

Michael Saylor, salah satu pendiri perusahaan, mulai melirik Bitcoin pada 2020. Ia menyebut aset digital tersebut sebagai cara terbaik menyimpan nilai dan melindungi kekayaan pemegang saham.

Sejak itu, harga saham Strategy melesat. Dari USD 14 per lembar pada Agustus 2020, saat pertama kali perusahaan membeli Bitcoin, hingga kini sahamnya diperdagangkan di level USD 362, melonjak 2.160%.

Strategy sebelumnya juga pernah berurusan dengan regulator. Pada 2000, Saylor yang kala itu menjabat CEO, bersama co-founder sekaligus COO Sanjeev Bansal, serta mantan CFO Mark Lynch, menyelesaikan kasus dengan SEC. Ketiganya dituduh melebih-lebihkan pendapatan dan laba perusahaan.

Meski tidak mengakui atau menyangkal tuduhan, mereka sepakat membayar pengembalian keuntungan sebesar USD 10 juta atau Rp 164,7 miliar  dan denda USD 1 juta atau Rp 16,4 miliar.

Strategy Kembali Beli Bitcoin, Segini Nilainya

Sebelumnya, Strategy membeli bitcoin USD 357 juta atau Rp 5,80 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.268). Dana pembelian bitcoin (BTC) berasal dari saham biasa.

Demikia disampaikan Strategy dalam keterangan resmi seperti dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (26/8/2025).

Perusahaan yang berbasis Tysons Corner, Virginia ini menerbitkan saham Strategy senilai USD 310 juta atau Rp 5,04 triliun untuk mendanai pembelian terbarunya.

Langlah ini menandai kembalinya kondisi normal setelah perusahaan pembeli bitcoin itu melakukan serangkaian penyesuaian pada strategi perusahaan.

Strategy memberi sinyal seminggu yang lalu kalau akan memodifikasi kebijakan penerbitan saham yang baru diadopsi yang membatasi kemampuannya untuk menerbitkan saham biasa ketika sahamnya diperdagangkan pada valuasi tertentu.

Meski kerangka kerja itu dimaksudkan untuk menunjukkan “disiplin”, Strategy memberi ruang gerak bagi dirinya sendiri. Strategy mengatakan, kerangka kerja itu akan dikesampingkan ketika dianggap menguntungkan.

Saham Strategy turun hampir 2,7% menjadi USD 348 pada Senin. Saham Strategy menurun signifikan dari level tertinggi di USD 457 bulan lalu, tetapi sahamnya masih naik 20% year to date. Sementara itu, harga bitcoin susut 1,6% menjadi USD 112.580 dalam 24 jam terakhir.

Pembelian Bitcoin

Ketika saham Strategy diperdagangkan dengan premi dibandingkan kepemilikan Bitcoin-nya, perusahaan dapat meningkatkan jumlah Bitcoin yang dimilikinya per lembar saham dengan menerbitkan saham biasa. Tahun ini, Strategy telah memperkenalkan beberapa jenis saham preferen sebagai sumber pendanaan baru.

Pembelian Bitcoin terbaru Strategy, misalnya, sebagian didanai oleh penawaran SRTK, STRF, dan STRD. Strategy baru-baru ini mengumpulkan sekitar USD 47 juta atau Rp 764,62 miliar dengan menjual saham preferen, yang memiliki berbagai kewajiban dan pembayaran dividen.

CEO dan CIO Damped Spring Advisors, Andy Constan, termasuk di antara mereka yang membandingkan Strategy dengan Skema Ponzi, dengan alasan perusahaan harus menerbitkan saham biasa untuk mendanai dividen yang wajib dibayarkan secara rutin kepada pemegang saham preferennya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |