Serangan Israel di Doha Guncang Pasar Kripto, Bitcoin Terancam Anjlok

6 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Risiko geopolitik kembali membayangi pasar aset kripto. Serangan udara Israel di Doha, Qatar, pada Senin, 9 September 2025 diperkirakan meningkatkan ketidakpastian dan menekan harga Bitcoin, XRP, serta aset berisiko lainnya dalam sesi perdagangan berikutnya.

Israel Serang Delegasi Hamas di Doha

Israel melancarkan serangan udara ke kawasan West Bay Lagoon, Doha, yang diketahui menjadi tempat tinggal sejumlah anggota biro politik Hamas. Asap tebal terlihat membumbung usai ledakan mengguncang wilayah tersebut, padahal saat itu tengah berlangsung perundingan gencatan senjata.

Kementerian Dalam Negeri Qatar membenarkan serangan itu menewaskan salah satu anggotanya, Deputi Kopral, Bader Saad Mohammed Al-Humaidi Al-Dosari, dari pasukan keamanan dalam negeri, serta melukai beberapa lainnya. Qatar menyebut aksi Israel tersebut sebagai “pelanggaran kedaulatan yang nyata.”

Hamas mengonfirmasi lima anggotanya tewas, tetapi menegaskan upaya Israel untuk membunuh kepala negosiator Khalil Al-Hayya gagal.

"Kami menegaskan kegagalan musuh dalam membunuh para saudara di delegasi perundingan,” ujar Hamas dalam pernyataan, seraya menuding Israel dan Amerika Serikat berada di balik serangan itu.

Respons Donald Trump

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela operasi militer tersebut. "Hari-hari ketika para pemimpin teroris menikmati kekebalan di mana pun telah berakhir. Saya tidak akan memberi kekebalan bagi para pembunuh rakyat kami,” tegas Netanyahu.

Ia juga mengklaim serangan itu dapat “membuka jalan menuju akhir perang di Gaza” bila Hamas menerima kerangka gencatan senjata yang didukung AS.

Sementara itu, Gedung Putih langsung menjaga jarak dari operasi tersebut. Presiden AS Donald Trump menegaskan serangan itu sepenuhnya keputusan Netanyahu.

"Ini adalah keputusan Perdana Menteri Netanyahu, bukan saya. Ketika pemerintahan saya mengetahui serangan itu dan memberi tahu pihak Qatar, sudah terlambat untuk menghentikannya," tulis Trump di Truth Social.

Dampak Geopolitik ke Pasar Kripto

Peristiwa geopolitik besar kerap memicu aksi "flight-to-safety" atau peralihan investor ke aset aman, sehingga menekan aset berisiko seperti kripto.

Fenomena serupa terjadi pada Februari 2022, ketika Rusia menginvasi Ukraina. Saat itu, Bitcoin anjlok hampir 8 persen dalam sehari hingga menyentuh level sekitar USD 34.000.

Ketegangan di Timur Tengah juga kerap memicu guncangan. Pada April 2024, ketika Iran meluncurkan serangan drone ke Israel, pasar kripto mencatat penurunan tajam: Bitcoin turun 7 persen, Ethereum 9 persen, dan Solana bahkan merosot 16 persen hanya dalam hitungan jam.

Pada Juni 2025, ketika Israel menyerang fasilitas nuklir Iran, harga Bitcoin anjlok dari sekitar USD 111.000 ke bawah USD 98.000. Peristiwa itu menghapus miliaran dolar dari nilai pasar dan memicu likuidasi lebih dari USD 1 miliar posisi leverage di bursa, sebelum harga akhirnya kembali stabil.

Kondisi Pasar Saat Ini

Hingga berita ini diturunkan, kapitalisasi pasar kripto global berada di kisaran USD 4 triliun dengan dominasi Bitcoin mendekati 56 persen. Sejumlah aset utama tercatat relatif stabil secara intraday.

Bitcoin (BTC): USD 112.655 (+0,7%)Ethereum (ETH): USD 4.304 (+0,1%)XRP: USD 2,95 (+0,6%) 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |