Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi penyedia jaringan global, Cloudflare akan memperkenalkan NET Dollar, stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS. Hal ini untuk memungkinkan transaksi instan dan aman di internet berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Raksasa teknologi AS itu mengumumkan pada Kamis, 25 September 2025.
Mengutip Yahoo Finance, Jumat, (26/9/2025), stablecoin ini akan mendukung model bisnis baru untuk internet yang menghargai orisinalitas, kreativitas, dan inovasi di era AI.
Cloudflare adalah perusahaan teknologi yang membantu kliennya mengamankan situs web dan jaringan, mendaftarkan domain, dan mengakses jaringan area luas, di antara layanan lainnya. Kini, raksasa teknologi ini beralih ke keuangan dan berencana meluncurkan stablecoin untuk pembayaran yang cepat, aman, dan global.
Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang berusaha menjaga nilainya tetap stabil, tidak seperti kripto yang biasanya fluktuatif seperti Bitcoin dan Ethereum, dengan dipatok terhadap mata uang fiat seperti USD atau komoditas seperti emas.
Stablecoin untuk Internet berbasis AI
Perusahaan menyatakan NET Dollar akan memodernisasi ekosistem pembayaran untuk internet masa depan yang digerakkan oleh agen AI:
- Pembayaran yang mudah, cepat, aman, dan transparan dalam skala global, lintas mata uang, geografi, dan zona waktu.
- Pembayaran instan dan otomatis, seperti membayar tiket pesawat termurah.
- Imbalan pembayaran untuk kreator, pengembang, dan lainnya.
"Model bisnis internet berikutnya akan didukung oleh bayar per penggunaan, pembayaran fraksional, dan transaksi mikro, alat yang mengalihkan insentif ke konten orisinal dan kreatif yang benar-benar menambah nilai,” ujar salah satu pendiri dan CEO Cloudflare, Matthew Prince.
"Dengan memanfaatkan jaringan global kami, kami akan membantu memodernisasi jalur keuangan yang dibutuhkan untuk memindahkan uang secepat internet, membantu menciptakan internet yang lebih terbuka dan bernilai bagi semua orang,” ia menambahkan.
Chainalysis: Kawasan Asia Pasifik Pimpin Adopsi Kripto di Dunia
Sebelumnya, berdasarkan riset blockchain Chainalysis, Asia Pasifik menjadi kawasan dengan pertumbuhan adopsi kripto tercepat.
Mengutip Yahoo Finance, Kamis (25/9/2025), dalam indeks adopsi global 2025 tahunannya, Chainalysis menyatakan, India, Pakistan dan Vietnam memimpin aktivitas kripto global. Volume transaksi di kawasan Asia Pasifik (APAC) tumbuh dari USD 1,4 triliun atau Rp 23.448 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.748) menjadi USD 2,36 triliun atau Rp 39.506 triliun.
Laporan itu menyebutkan telah mengambil data dari 12 bulan terakhir yang berakhir pada Juni 2025.
"Pada 2025, APAC memperkuat statusnya sebagai pusat global aktivitas kripto akar rumput, dipimpin oleh India, Pakistan dan Vietnam yang populasinya mendorong adopsi yang meluas di seluruh layanan terpusat dan terdesentralisasi,” kata laporan itu.
Aktivitas di Amerika Utara
Chainalysis menambahkan, Amerika Latin berada tepat di belakang kawasan APAC, dengan volume transaksi melonjak 63% dalam kurun waktu satu tahun.
Amerika Utara dan Eropa masing-masing menerima lebih dari USD 2,2 triliun atau Rp 36.848 triliun dan USD 2,6 triliun atau R[ 43.534 triliun, kata laporan itu, tetapi tidak ada kawasan yang mengalami lonjakan aktivitas setajam APAC dan Amerika Latin.
Laporan itu lebih lanjut mengatakan kejelasan regulasi di Amerika Serikat (AS) menyebabkan pertumbuhan 49% di Amerika Utara.
Tahun lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS akhirnya menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin dan Ethereum, yang memberikan investor kesempatan untuk membeli mata uang kripto melalui instrumen investasi teregulasi yang diperdagangkan di bursa saham.