Mantan CEO Binance Changpeng Zhao Optimistis Bitcoin jadi Mata Uang Cadangan Global

2 weeks ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Mantan CEO Binance Changpeng ‘CZ’ Zhao yakin bitcoin akan menjadi mata uang cadangan global. Hal ini di tengah meningkatnya jumlah perusahaan dan negara yang mengadopsi treasury bitcoin (BTC).

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Senin (1/9/2025), pada 29 Agustus 2025, Changpeng Zhao menuturkan, bitcoin sedang dalam perjalanan untuk menjadi mata uang cadangan global.

Mantan CEO Binance ini melihat semakin banyak entitas, terutama dari sektor keuangan tradisional yang menambahkan bitcoin ke dalam neracanya dibandingkan sebelumnya.

"Jadi saya pikir kita telah melihat evolusi ini, dan sangat menyenangkan melihatnya sekarang, dengan industri keuangan lama dan tradisional serta negara-negara yang mengadopsi Bitcoin. Ditambah lagi, mata uang kripto lainnya saat ini,” kata CZ.

"Jadi saya yakin kita telah mencapai kemajuan yang sangat pesat,” ia menambahkan.

Changpeng Zhao telah lama menjadi pendukung BTC. Ketika aset tersebut mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 14 Juli, menembus ambang batas USD 122.000 atau Rp 2.004 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.431). Ia mengingatkan para pedagang itu hanyalah awal bagi BTC untuk mencapai level tertinggi lebih lanjut.

Pengguna Awal Bitcoin

“Butuh tiga tahun untuk mencapai ATH USD 1.000 lagi pada Januari 2017. Kami sangat antusias. Sekarang, itu hanya sebagian kecil, kurang dari 1% [dari nilai Bitcoin saat ini],” kata Zhao dalam postingannya pada Juli.

CZ, yang merupakan salah satu pengguna awal BTC pada 2014, membandingkan antusiasme seputar reli Juli dengan momen ketika BTC mencapai USD 1.000 pada 2017. Pernyataannya kemudian terbukti sebulan kemudian ketika aset tersebut mencapai ATH terbarunya di USD 124.128.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Strategy Kembali Beli Bitcoin, Segini Nilainya

Strategy membeli bitcoin USD 357 juta atau Rp 5,80 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.268). Dana pembelian bitcoin (BTC) berasal dari saham biasa.

Demikia disampaikan Strategy dalam keterangan resmi seperti dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (26/8/2025).

Perusahaan yang berbasis Tysons Corner, Virginia ini menerbitkan saham Strategy senilai USD 310 juta atau Rp 5,04 triliun untuk mendanai pembelian terbarunya.

Langlah ini menandai kembalinya kondisi normal setelah perusahaan pembeli bitcoin itu melakukan serangkaian penyesuaian pada strategi perusahaan.

Strategy memberi sinyal seminggu yang lalu kalau akan memodifikasi kebijakan penerbitan saham yang baru diadopsi yang membatasi kemampuannya untuk menerbitkan saham biasa ketika sahamnya diperdagangkan pada valuasi tertentu.

Meski kerangka kerja itu dimaksudkan untuk menunjukkan “disiplin”, Strategy memberi ruang gerak bagi dirinya sendiri. Strategy mengatakan, kerangka kerja itu akan dikesampingkan ketika dianggap menguntungkan.

Saham Strategy turun hampir 2,7% menjadi USD 348 pada Senin. Saham Strategy menurun signifikan dari level tertinggi di USD 457 bulan lalu, tetapi sahamnya masih naik 20% year to date. Sementara itu, harga bitcoin susut 1,6% menjadi USD 112.580 dalam 24 jam terakhir.

Pembelian Bitcoin

Ketika saham Strategy diperdagangkan dengan premi dibandingkan kepemilikan Bitcoin-nya, perusahaan dapat meningkatkan jumlah Bitcoin yang dimilikinya per lembar saham dengan menerbitkan saham biasa. Tahun ini, Strategy telah memperkenalkan beberapa jenis saham preferen sebagai sumber pendanaan baru.

Pembelian Bitcoin terbaru Strategy, misalnya, sebagian didanai oleh penawaran SRTK, STRF, dan STRD. Strategy baru-baru ini mengumpulkan sekitar USD 47 juta atau Rp 764,62 miliar dengan menjual saham preferen, yang memiliki berbagai kewajiban dan pembayaran dividen.

CEO dan CIO Damped Spring Advisors, Andy Constan, termasuk di antara mereka yang membandingkan Strategy dengan Skema Ponzi, dengan alasan perusahaan harus menerbitkan saham biasa untuk mendanai dividen yang wajib dibayarkan secara rutin kepada pemegang saham preferennya.

Strategy Raup Rp 41,3 Triliun Lewat IPO, Langsung Borong 21.021 Bitcoin

Sebelumnya, perusahaan Strategy, yang dikenal sebagai salah satu pemilik Bitcoin terbesar di dunia, berhasil mengumpulkan dana sekitar USD 2,52 miliar atau sekitar Rp 41,3 triliun (estimasi kurs Rp 16.379 per USD) lewat penawaran saham perdana (IPO).

Dana tersebut langsung digunakan untuk membeli 21.021 Bitcoin, dengan total nilai pembelian sekitar USD 2,46 miliar sekitar Rp 40,2 triliun). Harga rata-rata pembelian per Bitcoin mencapai USD 117.256 atau sekitar Rp 1,92 miliar per koin.

Dikutip dari coinmarketcap, Rabu (30/7/2025), saham preferen yang diterbitkan diberi nama STRC, dihargai USD 90 per lembar (sekitar Rp1,47 juta) dan akan mulai diperdagangkan di Nasdaq Global Select Market pada 30 Juli 2025.

Strategy menjual lebih dari 28 juta lembar saham dan menjadi IPO terbesar di AS pada 2025, serta penawaran saham preferen terbesar sejak 2009.

Setelah dipotong biaya dan komisi, Strategy mengantongi dana bersih sekitar USD 2,47 miliar atau kurang lebih Rp 40,4 triliun), yang seluruhnya digunakan untuk membeli Bitcoin.

Total kepemilikan Bitcoin Strategy kini mencapai 628.791 BTC, dengan nilai akumulasi sekitar USD 46,8 miliar atau sekitar Rp 766 triliun.

Harga rata-rata pembelian keseluruhan BTC adalah USD 73.227 atau sekitar Rp 1,2 miliar per koin.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |