Liputan6.com, Jakarta - Setelah sekian lama terkunci, bintang NBA Kevin Durant akhirnya bisa kembali mengakses akun bitcoin di Coinbase. Kabar ini muncul tak lama setelah Durant bersama agen sekaligus partner bisnisnya, Rich Kleiman, menyinggung persoalan tersebut di depan publik.
Pebasket NBA Kevin Durant akhirnya bisa bernapas lega. Setelah bertahun-tahun kehilangan akses akunnya di Coinbase, kini Durant kembali bisa masuk dan mengendalikan aset bitcoinnya.
Kabar baik tersebut disampaikan langsung oleh CEO Coinbase, Brian Armstrong, melalui unggahan di media sosial pada Jumat lalu. “Masalah sudah selesai. Pemulihan akun berhasil,” tulis Armstrong menanggapi unggahan soal akun Durant yang terkunci, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (26/9/2025).
Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah Durant dan agen sekaligus partner bisnisnya, Rich Kleiman, berseloroh mengenai masalah tersebut pada ajang CNBC’s Game Plan Conference di Los Angeles.
“Itu memang proses yang belum bisa kami pecahkan,”"ujar Kleiman pada Selasa, menyinggung prosedur pemulihan akun Coinbase.
"Tapi, harga bitcoin terus naik,jadi sebenarnya malah menguntungkan bagi kami.”
Beli Bitcoin pada 2016
Durant diketahui membeli bitcoin melalui Coinbase pada 2016, tak setelah ia sering mendengar tentang aset digital tersebut dalam obrolan makan malam bersama rekan-rekannya di Golden State Warriors.
Berdasarkan data CoinGecko, pada 2016 harga bitcoin masih berada di kisaran USD 360 hingga USD 1.000. Kini, nilainya sudah menembus angka USD 116.000.
Meski demikian, Coinbase maupun Boardroom, situs olahraga dan hiburan yang turut dipromosikan Durant, tidak mengungkap berapa besar jumlah kepemilikan bitcoin sang pemain.
Pembenahan Sistem CS
Kasus ini turut memicu sorotan lebih luas terhadap sistem customer service Coinbase. Banyak pengguna lain membagikan pengalaman serupa di media sosial, mulai dari kesulitan mengakses akun hingga minimnya bantuan teknis dari pihak perusahaan.
Keluhan yang terus mengalir semakin memperkuat desakan agar Coinbase membenahi sistem customer servicenya. Pada Mei lalu, perusahaan bahkan mengakui ada sejumlah staf customer service di luar negeri yang disuap peretas untuk membocorkan data pribadi pengguna. Sementara pada 2021, banyak pelanggan mengkritik customer service via telepon yang dinilai tidak membantu.
Fokus Coinbase
Menanggapi kritikan tersebut, Armstrong menegaskan, fokus utama Coinbase saat ini adalah meningkatkan kualitas customer service.
"Kami berupaya memperbaiki layanan di dua sisi, dengan memperbaiki fitur supaya minim kendala bagi pengguna, serta menghadirkan customer service yang lebih cepat dan berkualitas saat keadaan darurat,” ungkapnya dalam unggahan di X pada Jumat.
Coinbase belum memberi tanggapan lebih lanjut mengenai langkah konkret yang akan ditempuh saat dihubungi CNBC. Awal pekan ini, perusahaan hanya menyebut telah menyediakan hotline 24 jam serta pusat bantuan online untuk membantu pengguna menyelesaikan kendala umum secara mandiri.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.