Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan kripto Gemini menargetkan valuasi hingga USD 2,2 miliar atau Rp 36,09 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.406) dalam penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Rabu (3/9/2025), perusahaan kripto Gemini yang didukung oleh miliarder kembar Cameron dan Tyler Winklevoss berencana menjual 16,67 juta lembar saham Gemini dengan harga masing-masing USD 17-USD 19. Seiring harga dengan memakai kisaran tertinggi, Perseroan akan meraup dana hingga USD 317 juta atau Rp 5,2 triliun.
IPO terbaru, termasuk IPO bank digital Chime Financial dan sebuah perusahaan teknologi luar angkasa menarik permintaan investor yang kuat pada hari pertama perdagangan.
Adapun Perseroan telah menunjuk Goldman Sachs dan Citigroup menjadi penjamin emisi utama dalam IPO.
Ikuti Perusahaan Kripto Lain untuk IPO
Sebelumnya, perusahaan kripto lain akan memasuki pasar saham. Setelah bullish, bursa kripto Gemini Space Station Inc yang berbasis di New York dan didirikan oleh miliarder Cameron dan Tyler Winklevoss akan mencatatkan saham perdana di Nasdaq.
Masih Rugi
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Minggu, 17 Agustus 2025, Gemini akan tercatat di Nasdaq Global Select Market dengan simbol GEMI didirikan pada 2014. Perseroan beroperasi sebagai bursa dan kustodian yang menawarkan sejumlah produk dan layanan, termasuk stablecoin yang didukung dolar AS dan kartu kredit yang menawarkan hadiah dalam kripto.
Dari dokumen perusahaan yang diajukan pada Jumat,1 5 Agustus 2025 memberikan gambaran keuangannya. Gemini mencatat rugi yang makin melebar. Rugi Perseroan tercatat USD 158,5 juta dan pendapatan USD 142,2 juta pada 2024.
Rugi bersih Gemini dalam enam bulan pertama 2025 telah melampaui angka tersebut. Gemini mencatta rugi bersih USD 282,5 juta dan pendapatan USD 67M9 juta hingga 30 Juni 2025.
Gemini merupakan perusahaan kripto terbaru yang beralih ke pasar publik seiring pelonggaran regulasi dan penerimaan mata uang digital dan aset kripto lainnya oleh pemerintahan Trump.
Perusahaan Kripto Lainnya
Sebelum Gemini, pada Juni, Circle Internet Group meraup dana USD 1,2 miliar atau setara Rp 19,44 triliun lewat IPO.
Perusahaan ini, salah satu penerbit USDC terbesar di dunia, stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS, mencatat debut yang gemilang dengan perdagangan saham 168% di atas harga IPO sebesar USD 31 yang ditetapkan pada hari sebelumnya.
Pada Senin, meskipun pendapatannya lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, Circle melaporkan kerugian kuartalan akibat biaya sekali pakai yang terkait dengan penawaran umum bulan Juni tersebut.
Awal bulan ini, bursa kripto Bullish, yang juga memiliki outlet media CoinDesk, mengumpulkan USD 1,1 miliar dalam IPO-nya. Bullish, yang dipimpin oleh mantan presiden NYSE Tom Farley, melihat sahamnya naik lebih dari dua kali lipat dari harga IPO USD 37 hingga mencapai puncaknya di USD 118.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Gumi Beli XRP
Sebelumnya, sejumlah perusahaan besar Jepang terus menambah kepemilikan aset kripto di neracanya. Terbaru, perusahaan pengembang game mobile, Gumi, akan menggelontorkan 2,5 miliar yen atau sekitar Rp 301,49 miliar (asumsi yen terhadap rupiah di kisaran 111,664) untuk membeli token XRP.
SBI adalah mitra jangka panjang penerbit XRP, Ripple, dan pendukung altcoin tersebut. Namun, Gumi juga terbukti sangat tertarik pada Bitcoin. Demikian mengutip dari Yahoo Finance, Selasa (2/9/2025) dari Crypto News.
Langkah ini telah disetujui oleh dewan direksi Gumi, yang tercatat di Bursa Efek Tokyo (TYO: 3903), sebagaimana dikutip dari siaran resmi perusahaan dan laporan media Jepang CoinPost.
Gumi menegaskan, pembelian XRP ini bukan sekadar spekulasi, melainkan bagian dari inti strategi untuk memperluas kehadiran perusahaan di sektor keuangan. Perusahaan berharap dapat terlibat lebih aktif dalam ekosistem XRP, yang kini memiliki peran penting dalam transfer lintas negara dan jaringan likuiditas.
“Kami melihat XRP memiliki arti strategis sebagai aset pertumbuhan jangka menengah hingga panjang, sejalan dengan fokus operasional SBI dalam pengembangan remittance lintas negara dan likuiditas,” kata Gumi.