Intip Harga Bitcoin Hari Ini Minggu 21 September 2025, Tembus Rp 1,92 Miliar

1 day ago 3

Liputan6.com, Jakarta Pasar aset kripto pada Minggu (21/9/2025) mencatatkan pergerakan yang bervariasi. Beberapa koin utama mengalami kenaikan tipis.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Minggu (21/9/2025) kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Bitcoin (BTC) masih memimpin dengan kapitalisasi pasar. Harga Bitcoin kini berada di kisaran Rp 1,92 miliar per koin, naik tipis 0,09% dalam 24 jam terakhir.

Ethereum (ETH) menempati posisi kedua. ETH diperdagangkan di harga Rp 74,6 juta, menguat 0,31%. Kedua aset ini tetap menjadi acuan utama bagi pasar kripto global.

Di posisi ketiga, ada XRP dengan harga yang tercatat Rp 49.790, sedikit melemah 0,12%. Dua stablecoin terbesar, Tether (USDT) dan USD Coin (USDC), masing-masing diperdagangkan stabil di Rp 16.653 dan Rp 16.645. Keduanya menunjukkan pergerakan nyaris tanpa perubahan.

Selanjutnya, Binance Coin (BNB) menjadi bintang pasar dengan lonjakan harga hingga 8,77%. Kini BNB berada di level Rp 17,9 juta.

Solana (SOL) juga mencatatkan performa positif dengan kenaikan 1,09% menjadi Rp 4,01 juta, menegaskan posisinya sebagai salah satu blockchain alternatif yang terus diperhitungkan.

Harga kripto Dogecoin (DOGE), koin yang populer karena komunitasnya, mengalami kenaikan 1,35% dengan harga Rp 4.473. Tron (TRX) ikut menguat 0,38% ke Rp 5.753. Sementara itu, Cardano (ADA) naik tipis 0,09% ke level Rp 14.926.

Pendiri Solana: Teknologi Kuantum Bisa Hancurkan Bitcoin di 2030

Sebelumnya, Pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran besar di dunia kripto. Ia memprediksi ada peluang 50/50 bahwa komputasi kuantum akan mampu menghancurkan kriptografi Bitcoin pada tahun 2030.

Prediksi berani ini memicu pertanyaan penting: seberapa kuat keamanan Bitcoin di era teknologi yang terus berkembang pesat?

Dikutip dari coinmarketcap, Minggu (21/9/2025), komputasi kuantum, meskipun masih dalam tahap awal, berkembang dengan kecepatan luar biasa. Tidak seperti komputer biasa, mesin kuantum menggunakan qubit untuk melakukan kalkulasi kompleks dengan kecepatan yang tak tertandingi.

Kecepatan ini menjadi ancaman serius bagi kriptografi kunci publik, yaitu lapisan keamanan dasar yang melindungi Bitcoin dan mayoritas mata uang kripto lainnya.

Bitcoin sendiri bekerja dengan sistem kriptografi kunci publik, di mana setiap transaksi diamankan menggunakan pasangan kunci privat dan publik. Kunci privat digunakan pemilik untuk menandatangani transaksi, sementara kunci publik dipakai jaringan untuk memverifikasi keasliannya.

Teknologi kuantum berpotensi membongkar mekanisme ini karena kemampuannya memecahkan algoritma kriptografi jauh lebih cepat dibanding komputer klasik.

Jika mesin kuantum cukup kuat tersedia, peretas bisa menebak kunci privat dari kunci publik dalam waktu singkat, membuka risiko serius terhadap keamanan Bitcoin.

Mengapa Bitcoin Rentan terhadap Serangan Kuantum?

Sistem keamanan Bitcoin saat ini mengandalkan kriptografi kurva eliptik (ECC), yang sangat aman dari serangan komputer konvensional.

Namun, komputer kuantum dapat menggunakan Algoritma Shor untuk memecahkan ECC. Jika ini terjadi, peretas bisa mengungkap kunci privat dari kunci publik, memungkinkan mereka untuk mengakses dompet digital, bahkan memalsukan transaksi.

Yakovenko percaya bahwa ada kemungkinan besar hal ini akan terjadi dalam lima tahun ke depan. Jika prediksinya akurat, Bitcoin dan blockchain lain yang menggunakan sistem kriptografi serupa bisa menjadi sangat tidak aman kecuali ada tindakan pencegahan yang segera diambil.

Akankah Dunia Kripto Siap Menghadapi Masa Depan Kuantum?

Pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran besar di dunia kripto. Ia memprediksi ada peluang 50/50 bahwa komputasi kuantum akan mampu menghancurkan kriptografi Bitcoin pada tahun 2030.

Prediksi berani ini memicu pertanyaan penting: seberapa kuat keamanan Bitcoin di era teknologi yang terus berkembang pesat?

Dikutip dari coinmarketcap, Minggu (21/9/2025), komputasi kuantum, meskipun masih dalam tahap awal, berkembang dengan kecepatan luar biasa. Tidak seperti komputer biasa, mesin kuantum menggunakan qubit untuk melakukan kalkulasi kompleks dengan kecepatan yang tak tertandingi.

Kecepatan ini menjadi ancaman serius bagi kriptografi kunci publik, yaitu lapisan keamanan dasar yang melindungi Bitcoin dan mayoritas mata uang kripto lainnya.

Bitcoin sendiri bekerja dengan sistem kriptografi kunci publik, di mana setiap transaksi diamankan menggunakan pasangan kunci privat dan publik. Kunci privat digunakan pemilik untuk menandatangani transaksi, sementara kunci publik dipakai jaringan untuk memverifikasi keasliannya.

Teknologi kuantum berpotensi membongkar mekanisme ini karena kemampuannya memecahkan algoritma kriptografi jauh lebih cepat dibanding komputer klasik.

Jika mesin kuantum cukup kuat tersedia, peretas bisa menebak kunci privat dari kunci publik dalam waktu singkat, membuka risiko serius terhadap keamanan Bitcoin.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |