Green Campus Digital, Universitas Terbuka Buktikan Kuliah Online Bisa Jadi Pilihan Masa Depan

3 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Universitas Terbuka (UT) telah terbukti bukan hanya menjadi pionir pendidikan jarak jauh yang berkualitas, namun juga memberi kontribusi nyata terhadap agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini dibuktikan setelah UT mendapat penghargaan Katadata Green Initiatives Awards (KGIA) 2025, pada Rabu (10/9) di Jakarta.

Penghargaan tersebut diberikan kepada dunia usaha dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, serta mendorong inovasi dan penerapan praktik bisnis yang bertanggung jawab sekaligus mendukung Indonesia menuju ekonomi hijau dan inklusif.

Berkaitan dengan penghargaan itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UT Dewi Artati Padmo Putri menyampaikan apresiasi kepada universitas yang berdiri sejak 1984 itu. Pada momen tersebut, Dewi hadir mewakili Rektor Universitas Terbuka Ali Muktiyanto.

"Kami dari Universitas Terbuka sangat bangga mendapatkan penghargaan sebagai Green Campus Digital karena kami betul-betul menerapkan digital learning ecosystem dalam segala aspek," ujar Dewi.

Green Impact yang Dilakukan UT

UT dinilai memiliki pengaruh yang besar terhadap keberlanjutan dan generasi masa depan. Hal itu dikarenakan setiap program atau inisiatif keberlanjutan yang dilakukan  dapat meningkatkan akses pendidikan inklusif, mengurangi jejak karbon pendidikan, dan mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam kurikulum.

Fakta tersebut dapat dipastikan melalui inisiatif Green Impact UT yang merupakan bagian dari transformasi kampus hijau berbasis digital. Jika dilihat dari sisi lingkungan, UT menerapkan konservasi in-situ melalui manajemen limpasan air hujan hingga 50% volume harian dengan eco drainage, lubang biopori, serta pembangunan danau buatan yang menjaga keseimbangan ekosistem flora dan fauna kampus.

Kemudian, UT juga melakukan konservasi ex-situ yang diwujudkan melalui kampus digital, dengan meminimalkan penggunaan kertas, mengurangi emisi karbon, dan memperluas jangkauan pembelajaran daring hingga pelosok negeri, termasuk wilayah 3T.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Inovasi dan Lingkungan

UT mengintegrasikan pembangunan nasional dan keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan konsep green campus yang mengimplementasikan sejumlah inisiatif hijau. Dalam upaya mengokohkan konsep tersebut, UT menggelar Galeri PTJJ UT & UIGM National Meeting 2025 yang dilangsungkan di Universitas Terbuka Convention Center, pada 23-25 September 2025.

Mengangkat tema Changing the Perspective of Higher Education Towards Innovation and Sustainable Campus, UT menghadirkan kegiatan yang menjadi ruang kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan tokoh nasional, akademisi, praktisi, mitra industri, media, serta pemerintah. Menurut Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Rasio Ridho Sani, perguruan tinggi punya peran strategis dalam mengubah pola pikir generasi muda agar lebih berkelanjutan.

"Tanpa kolaborasi lintas sektor, upaya pelestarian lingkungan akan berjalan lambat," ujar Ridho.

Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria sebagai keynote speaker dalam acara tersebut menekankan mengenai inovasi terbuka. Menurutnya, transformasi digital harus menjadi bagian dari solusi keberlanjutan. "Kampus perlu hadir sebagai pusat inovasi yang tak hanya mencetak lulusan unggul, tetapi juga melahirkan terobosan nyata bagi masyarakat," ujar Nezar.

Oleh karena itu, dalam upaya menyatukan langkah untuk inovasi dan lingkungan pada rangkaian penutup kegiatan, UT berkomitmen mengambil bagian dalam pembangunan berkelanjutan dengan melakukan aksi kolektif dan gerakan penuh makna, yaitu Green Breath Activity: Hirup Napas Hijau, Tanam Masa Depan.

UT Lakukan Penanaman Pohon Secara Simbolis

Sebagai wujud aksi nyata, UT melakukan penanaman tiga jenis pohon simbolis (Tabebuya, Cengkeh, dan Kamboja Bali) sebagai pengingat bahwa setiap langkah kecil, dapat memberi dampak besar bagi masa depan. Rektor Universitas Terbuka, Ali Muktiyanto menegaskan, bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon, melainkan tindakan nyata.

"Apa yang ditanam ini, akan menjadi pengingat bahwa setiap langkah kecil yang dilakukan, akan memberi dampak besar bagi masa depan," ujar Ali.

Wakil Ketua UI GreenMetric Abellia Anggi Wardani menjelaskan alasan di balik tiga jenis pohon yang ditanam. Tabebuya dipilih sebagai simbol harapan dan keindahan kolaborasi, dengan bunga mekar serentak melambangkan semangat persatuan dalam menghadirkan perubahan positif.

Cengkeh melambangkan ketahanan, keberlanjutan, dan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Sementara Kamboja Bali dengan bunga identiknya menjadi simbol kesadaran spiritual dan harmoni, antara manusia dengan alam.

Melalui Green Breath Activity, UT berharap dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia agar tak hanya fokus pada inovasi akademik, namun juga berkontribusi nyata terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |