Liputan6.com, Jakarta Di tengah berbagai tantangan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, mulai dari ketegangan geopolitik hingga transformasi ekonomi yang cepat, kebutuhan akan jurnalisme berbasis data dan fakta semakin mendesak.
Untuk menjawab kebutuhan ini, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menggelar East Asia Media Caucus (EAMC) di kantor pusatnya di Jakarta. Acara ini adalah evolusi dari forum tahunan ERIA Editors’ Roundtable, sekaligus bukti komitmen ERIA dalam mempererat kolaborasi antara jurnalis, pembuat kebijakan, dan peneliti di kawasan.
EAMC dirancang sebagai wadah dialog strategis antara media dan para pakar terkemuka untuk membahas isu-isu krusial, seperti perkembangan geopolitik, transformasi ekonomi, dan tantangan tata kelola pemerintahan. Melalui forum ini, media diharapkan dapat lebih mendalami isu-isu kompleks dan menyampaikan informasi yang jelas serta akurat kepada masyarakat.
Chief Operating Officer ERIA Toru Furuichi mengungkapkan bahwa Asia Timur dan ASEAN kini memainkan peran utama dalam dunia global. Terlebih, dengan ketidakpastian ekonomi, kenaikan tarif, kebijakan perdagangan yang tidak konsisten.
"Untuk itu, kita berkumpul di sini. Ini lebih dari sekadar pertemuan. Ini wadah bagi jurnalis, pakar, dan pemikir di seluruh kawasan kita untuk berbagi wawasan dan ide," ungkap dia kepada media pada Jumat (9/5) di Jakarta.
Upaya berkelanjutan mendukung ASEAN dan mitranya
Toru menjelaskan bahwa Media Caucus merupakan bagian dari upaya berkelanjutan ERIA untuk mendukung ASEAN dan mitranya dengan menyoroti isu-isu regional utama, mulai dari transformasi digital dan kecerdasan buatan, hingga ekonomi hijau dan dekarbonisasi.
"Melalui Media Caucus ini, kami berharap Anda akan memperoleh pengetahuan baru, mengajukan pertanyaan yang berani, dan membangun hubungan yang kuat di seluruh wilayah."
Salah satu isu utama yang diangkat adalah respons ASEAN terhadap krisis di Myanmar, yang menjadi perhatian dunia karena dampaknya terhadap stabilitas kawasan, prospek ekonomi, dan diplomasi. Dalam situasi geopolitik yang rumit, EAMC bertujuan memberikan wawasan mendalam kepada media agar dapat menghasilkan laporan yang lebih seimbang dan berwawasan luas.
“Kami percaya bahwa media memiliki peran strategis dalam membentuk narasi publik yang sehat. EAMC mencerminkan komitmen kami untuk mendukung jurnalisme yang akurat dan membangun di tengah dinamika kawasan,” ujar Senior Communications Advisor ERIA Kavi Chongkittavorn.
Menghadirkan Media Welcome Day
Selain diskusi strategis, forum ini juga menghadirkan ERIA Media Welcome Day, sebuah sesi yang memperkenalkan visi dan riset utama ERIA kepada jurnalis. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 10 media nasional dan internasional, memperkuat hubungan antara media dan perwakilan dari negara-negara anggota East Asia Summit (EAS).
Acara ini juga menjadi momen untuk memperkenalkan pusat-pusat kerja ERIA yang mencerminkan prioritas kebijakan kawasan. Di antaranya adalah ERIA School of Government untuk pengembangan kepemimpinan, Asia Zero Emission Center (AZEC) yang berfokus pada energi bersih, serta Regional Knowledge Centre for Marine Plastic Debris (RKC-MPD) yang bertujuan mengurangi polusi laut.