Bukan Sekadar Buku, The Matchmaker Tawarkan Peta Jalan Industri Menuju 2045

2 months ago 35

Liputan6.com, Jakarta Sebagian dari Anda tentu sudah tak asing dengan Brodo, merek sepatu lokal yang lekat dengan gaya urban anak muda Indonesia. Sejak didirikan oleh Yukka Harlanda dan Putera Dwi Kurnia pada 2010, Brodo dikenal sebagai pionir gerakan produk lokal berkualitas yang menunjang gaya hidup anak muda. Namun, di balik citranya sebagai brand lifestyle, Brodo diam-diam telah melangkah lebih jauh, masuk ke dunia industri hulu minyak dan gas (migas).

Brodo menjadi penyedia perlengkapan kerja khusus yang dirancang untuk menghadapi kerasnya lingkungan kerja migas dari paparan bahan kimia, minyak, air, hingga suhu ekstrem. Produk lokal asal Bandung ini memproduksi sepatu dengan sol antiselip, pelindung jari berbahan baja, dan material tahan api, lengkap dengan opsi kustomisasi warna dan logo perusahaan untuk memperkuat identitas korporasi.

Transformasi Brodo ini tak lepas dari peran Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas), sebuah wadah pembinaan yang digagas SKK Migas, Kementerian ESDM, dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Melalui forum ini, Brodo dan sejumlah perusahaan lokal lainnya seperti PT Luas Birus Utama, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI), PT Teknologi Rekayasa Katup, PT Citra Tubindo, dan PT Petrakonsulindo Utama diberi ruang untuk tumbuh dan berkontribusi dalam rantai pasok nasional di sektor migas. Hal ini menunjukkan bahwa produk lokal bukan hanya bisa bersaing, tapi juga mendukung industri strategis negara.

Indonesia tengah berada di tengah jalan menuju Impian besar,  menjadi negara maju pada tahun 2045. Pemerintah telah menetapkan Visi Indonesia Emas 2045, dengan target ambisius, pendapatan per kapita setara negara maju sebesar 30.300 dolar AS, kemiskinan ditekan hingga 0,5% - 0,8% total penduduk. 

Namun ada pertanyaan besar menuju kesana, bagaimana cara mencapainya? Bagaimana Indonesia memastikan bahwa segala potensi dan sumber daya alam maupun manusia tidak sekadar menjadi kekuatan laten yang terpendam?

Salah satu jawaban visioner atas tantangan ini justru datang dari sektor yang selama ini dianggap eksklusif dan tertutup yakni industri migas. 

Dalam buku terbarunya yang kini telah tersedia di rak  Gramedia bertajuk “The Matchmaker: Mengubah Wajah Industri, Mendobrak Jebakan Kelas Menengah",  Vice President Lingkungan Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Erwin Suryadi menawarkan pendekatan yang realistis, segar dan sangat relevan bukan hanya di sektor migas, tetapi bisa diaplikasikan di seluruh ekosistem industri di tanah air.

“Business Matchmaking” dan Orkestrasi Industri

Dalam buku The Matchmaker, Erwin mengangkat kembali konsep business matchmaking atau "biro jodoh industri", sebuah pendekatan membangun ekosistem industri yang kompak, terukur, dan berkelanjutan. Gagasan ini bukan hal baru, namun yang membedakannya adalah praktik nyata yang telah dilakukan Erwin sebagai Ketua Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) beberapa tahun silam.

Ia  bukan sekadar melempar wacana namun mengimplementasikan skema pembinaan industri lokal melalui orkestrasi yang sistematis, mulai dari pelatihan, pemantauan, akses ke pasar, hingga dukungan pembiayaan.

Dari Forkapnas inilah muncul kisah sukses Brodo dan Perusahaan lainnya berawal. Mereka bukan hanya bertahan sebagai Perusahaan lokal, tapi bertransformasi menjadi pemain yang percaya diri di panggung global. Dalam banyak hal, mereka adalah buah dari pendekatan “matchmaking industry” yang visioner dan terstruktur.

Selain Brodo, ada PT Teknologi Rekayasa Katup (TRK) di sektor manufaktur dan peralatan industri hulu migas, yang selama ini nyaris hampir seluruhnya dikuasai oleh manufaktur asing, seperti pada komponen katup, termasuk bola katup (ball valve). TRK berhasil menjadi produsen katup/valve untuk memenuhi kebutuhan industri hulu migas dalam negeri dengan kapabilitas, fasilitas, dan kapasitas memproduksi ball valve kualitas terbaik yang dibutuhkan perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari, Tbk (ELPI) berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan menjual kapal produksi galangan Gresik ke Malaysia. Keberhasilan ini memperkuat posisi ELPI di kawasan Asia Tenggara sekaligus menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi standar global dan menyediakan kebutuhan industri maritim regional.

Dari Sektor Migas ke Visi Indonesia Emas 2045

Selama ini, pendekatan pembangunan industri di Indonesia kerap berhenti di tahap membangun rantai pasok. Namun, The Matchmaker mengajak kita untuk melangkah lebih jauh, membangun ekosistem industri yang menyeluruh. Bukan hanya antara pemasok dan produsen, tetapi juga dengan pemerintah, lembaga pendanaan, akademisi, hingga masyarakat sekitar.

Bayangkan sebuah pohon industri yang tumbuh, dari akar yang kuat di hulu, batang utama di sektor manufaktur, hingga ranting dan daun berupa UMKM dan startup penunjang. Ketika orkestrasi itu dilakukan dengan baik, hasilnya adalah multiplier effect ekonomi yang menjangkau hingga lapisan terbawah.

The Matchmaker menempatkan dirinya sebagai jembatan antara praktik industri dan visi besar Indonesia. Dengan daya saing SDM yang diharapkan meningkat (Indeks SDM 0,73), emisi gas rumah kaca yang ditekan menuju net zero emission, dan inklusi ekonomi yang ditingkatkan, Indonesia membutuhkan pendekatan-pendekatan nyata,  bukan hanya blueprint dan wacana. 

Business matchmaking adalah salah satu jawabannya. Jika setiap kementerian dan lembaga menerapkan konsep ini secara konsisten dan lintas sektor, kita akan memiliki ekosistem industri yang hidup, adaptif, dan siap bersaing di tingkat global. Dengan begitu, ancaman “middle income trap” yang membayangi negara berkembang seperti Indonesia bisa dielakkan.

Dan jangan lupa, membangun ekosistem bukan hanya soal industri besar. Skema ini membuka jalan bagi keterlibatan UMKM, pelaku industri kreatif, penyedia jasa logistik, bahkan sektor pendidikan. Ketika semua aktor itu dikoneksikan secara strategis, maka pembangunan bukan hanya inklusif, tapi juga berkelanjutan.

Buku yang Layak Dibaca dan Didiskusikan

Buku The Matchmaker yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (PBK)  terdiri dari 236 halaman bukan hanya menyajikan gagasan, tapi juga praktik nyata dan kisah keberhasilan lokal. Ditulis dengan gaya yang lugas dan membumi, buku ini memberi peta jalan bagi siapa pun yang ingin mendorong transformasi industri. 

Di tengah derasnya literatur strategi dan pembangunan ekonomi yang kerap terkesan akademik dan jauh dari praktik, buku ini menyajikan reportase langsung ke lapangan dan menuliskan testimoni Perusahaan-perusahaan lokal yang telah naik kelas.

Tak berlebihan jika dikatakan buku ini layak menjadi bacaan wajib bagi para pengambil kebijakan, pelaku industri, akademisi, hingga mahasiswa yang peduli terhadap masa depan bangsa. Kita membutuhkan lebih dari sekadar visi untuk menuju Indonesia Emas 2045. Kita membutuhkan cara kerja baru yang menjawab tantangan zaman, mengakui realitas pasar, dan memberdayakan potensi lokal. 

The Matchmaker telah membuktikan bahwa orkestrasi industri yang tepat mampu mengangkat perusahaan lokal menjadi aktor global. Maka saatnya pendekatan itu direplikasi, disesuaikan, dan diterapkan lebih luas agar mimpi Indonesia menjadi negara maju tidak tinggal mimpi, tapi menjadi kenyataan yang dibangun bersama. 

Penulis:

Elvy Yusanti

Mantan jurnalis, tim editor Buku The Match Maker

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |