5 Tips Keuangan yang Tidak Bisa Lagi Diikuti di Tengah Ekonomi Saat Ini

8 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Seperti yang kita semua tahu kalau kondisi ekonomi saat ini sangat berbeda dengan orang tua atau kakek nenek kita. Di mana perekonomian telah bergeser. Hal ini akhirnya menyebabkan biaya hidup semakin meroket, sehingga nasihat keuangan di masa lalu jadi tidak berlaku.

Melansir dari VegOut, Senin (30/6/2025), tanpa bermaksud menyalahkan generasi sebelumnya, ini tentang menyadari bahwa apa yang berhasil di zaman mereka mungkin tidak sesuai dengan situasi saat ini—dan menjadi cukup pintar untuk beradaptasi. Termasuk beberapa tips keuangan yang sekarang mungkin tidak bisa kita adaptasi lagi.

Mari kita uraikan lima keyakinan tentang uang yang mungkin berhasil saat itu, tetapi tidak lagi masuk akal sekarang. Apa sajakah?

1. Membeli rumah merupakan investasi jangka panjang

Dulu, memiliki properti adalah tanda kesuksesan yang utama. Bagi para boomer, membeli rumah di usia 20-an atau awal 30-an tidak hanya dapat dicapai—tetapi juga diharapkan. Dan dengan harga yang terus meningkat saat itu, membeli rumah masuk akal sebagai investasi.

Tetapi jika kita percepat ke masa kini, harga rumah rata-rata telah melampaui pertumbuhan upah secara dramatis. Di banyak kota, uang muka saja bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk ditabung—bahkan dengan dua penghasilan. 

Salah satu aklternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan menyewa rumah. Bahkan, menyewa rumah bisa menjadi pilihan yang lebih fleksibel secara finansial—terutama jika Anda ingin pindah kota, berinvestasi dalam bisnis, atau menghindari terikat hipotek 30 tahun dengan bunga 7%.

Seperti yang dikatakan oleh perencana keuangan Ramit Sethi, "Anda tidak perlu membeli rumah untuk menjadi sukses secara finansial. Itu nasihat yang sudah ketinggalan zaman."

Cashless memang praktis, tapi menolak uang tunai bisa berujung sanksi! Di Indonesia, pembayaran digital terus berkembang, namun uang tunai tetap sah sebagai alat pembayaran. Pastikan bisnismu tetap inklusif dan patuh aturan. Yuk, bijak dalam bertrans...

2. Hindari utang dalam bentuk apapun

Utang dulunya sederhana. Anda punya hipotek. Mungkin pinjaman mobil. Anda melunasinya secepat mungkin. Akhirnya selesai. Namun kini kita berada dalam lanskap keuangan yang lebih kompleks.

Ya—utang kartu kredit berbunga tinggi itu buruk. Dan ya—skema beli sekarang, bayar nanti dapat memburuk jika Anda tidak berhati-hati. Akan tetapi, sebenarnya tidak semua utang itu jahat.

Bahkan kartu kredit—jika digunakan secara bertanggung jawab—dapat memperoleh imbalan, memperpanjang garansi, dan memberikan perlindungan dari penipuan. Kartu kredit juga dapat membantu membangun skor kredit yang solid, yang memengaruhi kemampuan Anda untuk menyewa, meminjam, dan terkadang bahkan mendapatkan pekerjaan.

Seperti yang dikatakan pakar keuangan Suze Orman, "Ada perbedaan antara utang baik dan utang buruk. Kuncinya adalah memahami mana yang mana."

Ini bukan tentang menghindari utang sepenuhnya. Ini tentang menggunakannya seperti alat—bukan sebagai penopang.

3 Menabung di bank saja sudah cukup

Generasi baby boomer dapat menabung di rekening bank biasa dan memperoleh bunga 5%. Itu merupakan hasil yang lumayan, terutama saat inflasi lebih rendah. Saat ini? Sebagian besar rekening tabungan menawarkan bunga 0,01% hingga 1%. Dan inflasi menggerogoti daya beli Anda.

Jadi, jika uang Anda hanya ditabung, nilainya perlahan-lahan akan turun. Itu tidak berarti jangan menabung. Dana darurat sangat penting. Namun, selain itu, Anda memerlukan uang yang bekerja untuk Anda. Dalam artian, Anda juga harus berinvestasi.

4. Cukup bekerja keras dan uang akan datang

Ya, kerja keras adalah hal yang baik. Namun, saat ini sudah tidak berlaku.

Generasi baby boomer tumbuh dewasa di pasar kerja yang menghargai jam kerja panjang dan loyalitas. Upah umumnya mengikuti produktivitas. Gelar sarjana membuka peluang. Saat ini? Orang dapat bekerja di banyak pekerjaan dan tetap tidak mampu membayar sewa. 

Kita hidup di dunia di mana siapa yang Anda kenal, apa yang Anda ketahui, dan seberapa cepat Anda beradaptasi sama pentingnya—jika tidak lebih—daripada usaha semata.

Ini bukan tentang bekerja lebih keras. Ini tentang bekerja lebih cerdas. Walaupun berarti Anda harus mengorbankan banyak waktu luang.

5. Bertahan di satu pekerjaan supaya bisa naik jabatan

Generasi baby boomer sering kali membangun karier mereka di satu perusahaan. Loyalitas dihargai. Kenaikan gaji tetap. Promosi terjadi sesuai jadwal. Dan pada akhirnya, sering kali ada pensiun.

Namun, tempat kerja modern tidak lagi seperti itu. Kini, perusahaan lebih gesit—dan lebih tidak stabil. Merger, PHK, dan reorganisasi adalah hal yang umum. Bahkan karyawan yang loyal dapat kehilangan pekerjaan hanya karena satu pengumuman restrukturisasi.

Jika Anda ingin meningkatkan penghasilan Anda hari ini, bertahan terlalu lama dalam satu peran justru dapat merugikan Anda. Studi menunjukkan bahwa pindah kerja setiap beberapa tahun dapat menyebabkan kenaikan gaji sebesar 10% hingga 20%—dibandingkan kenaikan 1% hingga 3% yang mungkin Anda dapatkan dengan tetap bertahan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |