Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral El Salvador meningkatkan cadangan emas untuk pertama kali dalam lebih dari tiga dekade.
Mengutip Kitco, Senin (8/9/2025),El Salvador mengumumkan hal itu pada Kamis pekan lalu. Bank sentral El Salvador membeli 13.999 troy ounce senilai USD 50 juta atau Rp 819,83 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.396) .
Bank sentral El Salvador mengatakan pembelian itu merupakan bagian dari strategi jangka menengah dan panjang untuk diversifikasi dan memperkuat cadangan internasional.
Dengan akuisisi ini, kepemilikan emas El Salvador meningkat dari 44.106 troy ounce menjadi 58.105 troy ounce dengan nilai USD 207,4 juta atau Rp 3,40 triliun. Aksi belie mas itu pertama sejak 1990.
“Emas adalah aset bernilai strategis universal, membantu mendukung kesehatan keuangan jangka panjang El Salvador, melindungi perekonomian dari perubahan struktural di pasar internasional, dan memastikan stabilitas serta kepercayaan yang lebih besar bagi penduduk dan investor,” kata bank sentral.
“Perlu dicatat implementasi strategi ini dimungkinkan berkat penguatan aset bank sentral dalam beberapa tahun terakhir, yang menjamin kesehatan sistem keuangan Salvador, dalam konteks peningkatan stabilitas makroekonomi di negara tersebut sebagai hasil dari berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Nayib Bukele.”
Diversifikasi Cadangan Devisa
Langkah ini menandai kembalinya El Salvador ke emas setelah 30 tahun absen. Namun, negara ini telah aktif dalam mendiversifikasi cadangan devisanya, terutama dengan membeli Bitcoin sejak 2021, tahun yang sama ketika mata uang digital tersebut diakui sebagai alat pembayaran yang sah.
El Salvador tetap menjadi satu-satunya negara yang secara publik mengungkapkan Bitcoin sebagai bagian dari aset cadangan devisanya. Bank sentral saat ini memegang 6.287 Bitcoin, senilai sekitar USD 698 juta atau Rp 11,44 triliun.
Meskipun mata uang kripto ini berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, nilai kepemilikan El Salvador telah meningkat sekitar USD 400 juta atau Rp 6,56 triliun.
Kata Analis
Analis mengatakan kembalinya, El Salvador ke emas menyoroti pentingnya permintaan bank sentral yang berkelanjutan.
Dalam wawancara dengan Kitco News, Direktur Pelaksana di Metals Focus, Philip Newman mencatat, meskipun permintaan mungkin melambat karena emas diperdagangkan di atas USD 3.500 per ounce, ia tidak memperkirakan permintaan tersebut akan hilang.
Tanpa merujuk bank sentral tertentu, Newman menambahkan, alasan untuk melakukan diversifikasi ke emas tetap kuat.
Aksi Beli Emas
Pembelian ini juga terjadi ketika pasar mencapai tonggak penting. Pekan lalu, Mitra dan Ahli Strategi Makro di Crescat Capital, Tavi Costa mengatakan, untuk pertama kalinya sejak 1996, kepemilikan emas bank sentral global telah melampaui obligasi pemerintah AS.
"Bank-bank sentral masih dalam tahap awal mengakumulasi emas dan membangun kembali cadangan resmi mereka," kata Costa.
"Tidak ada alasan mengapa emas tidak dapat mewakili 80% dari cadangan resmi. Apa artinya ini bagi harga emas? Seiring bank-bank sentral terus membeli emas, saya perkirakan harga akan berlipat ganda dari harga saat ini."