Bos Coinbase Asset Prediksi Bitcoin Bisa Meledak Seperti Gelembung Laut Selatan

1 week ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin diperkirakan berpotensi mengalami lonjakan besar, menurut Kepala Investasi sekaligus CEO Coinbase Asset Management (NASDAQ: COIN) Eric Peters.

Dalam podcast Bankless pada 25 Agustus, Peters menyebut ada peluang sekitar 25% bagi pasar kripto, khususnya Bitcoin, untuk mengalami "pergerakan ala gelembung Laut Selatan” ketika ditanya seberapa tinggi nilai aset digital itu bisa naik.

Istilah gelembung Laut Selatan merujuk pada krisis finansial besar pada abad ke-18 yang melibatkan South Sea Company, sebuah perusahaan saham gabungan Inggris. Perusahaan itu memonopoli pasokan budak ke perkebunan Spanyol di Amerika dan menjanjikan keuntungan besar. Namun, setelah perdagangan gagal, valuasinya digembungkan secara curang demi mempertahankan ilusi keberhasilan.

Kenaikan saham South Sea Company sempat memicu spekulasi besar-besaran hingga melonjak lebih dari 680% hanya dalam setahun, sebelum akhirnya anjlok lebih dari 80% saat gelembung pecah pada 1720.

Peters menilai Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan berpotensi mengalami reli besar karena hambatan bagi lembaga keuangan untuk masuk semakin berkurang, sementara arus investasi pasif meningkat di tengah pasokan yang terbatas.

"Segala sesuatu yang pernah diinvestasikan manusia, jika harganya naik, Anda akan menciptakan lebih banyak lagi," kata dia.

Prediksi Bitcoin Lainnya

"Anda tidak menciptakan lebih banyak Bitcoin. Maksud saya, Anda menciptakan sedikit, tetapi tidak ada respons pasokan yang besar. Tingkat penciptaan penambangan tidak naik karena harganya naik dua kali lipat, tiga kali lipat, atau empat kali lipat. Kenaikannya tidak terjadi begitu saja. Anda hanya perlu membuat orang-orang yang saat ini memilikinya menjualnya dengan harga lebih tinggi. Jadi, Anda mungkin akan melihat semacam pergerakan besar."

Selain peluang kenaikan harga serupa gelembung South Sea, Peters juga memperkirakan ada kemungkinan 25% Bitcoin akan bergerak liar di kisaran USD 50.000 (sekitar Rp 821,5 juta, kurs estimasi Rp16.400/USD), USD 75.000 (sekitar Rp 1,23 miliar), hingga USD 250.000 (sekitar Rp 4,10 miliar) dalam lima tahun mendatang. Ia bahkan menambahkan, ada kemungkinan 25% lagi Bitcoin justru diperdagangkan lebih rendah pada periode yang sama.

"Saya tidak tahu," kata dia.

"Mungkin itu pemerintahan yang bermusuhan. Ada beberapa hal yang benar-benar salah dan saya tidak bisa memprediksinya sekarang."

Optimistis terhadap Bitcoin

Kendati demikian, Peters tetap optimistis Bitcoin akan berkembang menjadi “penyimpanan nilai yang dominan” yang berpotensi menyalip emas.

Saat membahas Ethereum, Peters menyebut ETH sebagai "lebih dari sekadar perdagangan". Menurutnya, semakin tinggi valuasi ETH justru bisa memperumit transaksi di jaringannya, yang pada akhirnya mendorong inovasi skalabilitas untuk mengurangi dampak efek jaringan terhadap harga.

“Bisa jadi lebih rentan terhadap pasang surut,” katanya.

Pandangan Peters disampaikan di tengah kebangkitan pasar kripto setahun terakhir, yang didorong oleh meningkatnya minat institusional berkat narasi emas digital dan tokenisasi di Wall Street.

Dukungan kuat dari pemerintahan Trump terhadap industri kripto juga memperkuat tren tersebut. Peters menambahkan, kenaikan terbaru masih memiliki ruang pertumbuhan karena lembaga-lembaga besar belum benar-benar masuk dengan skala signifikan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Gumi Tertarik XRP

Sebelumnya, perusahaan kripto lain akan memasuki pasar saham. Setelah bullish, bursa kripto Gemini Space Station Inc yang berbasis di New York dan didirikan oleh miliarder Cameron dan Tyler Winklevoss akan mencatatkan saham perdana di Nasdaq.

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Minggu (17/8/2025), Gemini akan tercatat di Nasdaq Global Select Market dengan simbol GEMI didirikan pada 2014. Perseroan beroperasi sebagai bursa dan kustodian yang menawarkan sejumlah produk dan layanan, termasuk stablecoin yang didukung dolar AS dan kartu kredit yang menawarkan hadiah dalam kripto.

Dari dokumen perusahaan yang diajukan pada Jumat,1 5 Agustus 2025 memberikan gambaran keuangannya. Gemini mencatat rugi yang makin melebar. Rugi Perseroan tercatat USD 158,5 juta dan pendapatan USD 142,2 juta pada 2024.

Rugi bersih Gemini dalam enam bulan pertama 2025 telah melampaui angka tersebut. Gemini mencatta rugi bersih USD 282,5 juta dan pendapatan USD 67M9 juta hingga 30 Juni 2025.

Gemini merupakan perusahaan kripto terbaru yang beralih ke pasar publik seiring pelonggaran regulasi dan penerimaan mata uang digital dan aset kripto lainnya oleh pemerintahan Trump.

Perusahaan Kripto Lainnya

Sebelum Gemini, pada Juni, Circle Internet Group meraup dana USD 1,2 miliar atau setara Rp 19,44 triliun lewat IPO.

Perusahaan ini, salah satu penerbit USDC terbesar di dunia, stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS, mencatat debut yang gemilang dengan perdagangan saham 168% di atas harga IPO sebesar USD 31 yang ditetapkan pada hari sebelumnya.

Pada Senin, meskipun pendapatannya lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, Circle melaporkan kerugian kuartalan akibat biaya sekali pakai yang terkait dengan penawaran umum bulan Juni tersebut.

Awal bulan ini, bursa kripto Bullish, yang juga memiliki outlet media CoinDesk, mengumpulkan USD 1,1 miliar dalam IPO-nya. Bullish, yang dipimpin oleh mantan presiden NYSE Tom Farley, melihat sahamnya naik lebih dari dua kali lipat dari harga IPO USD 37 hingga mencapai puncaknya di USD 118.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |