Bitcoin di Ujung Tanduk, Akankah Anjlok ke USD 75.000?

2 weeks ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) baru-baru ini merosot di bawah $108.000, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Banyak yang bertanya-tanya, mungkinkah harganya akan jatuh lebih dalam lagi hingga USD 75.000?

Jawabannya bergantung pada beberapa faktor, baik dari sisi ekonomi global maupun pergerakan pasar kripto itu sendiri.

Mengutip coinmarketcap, Senin (1/9/2025), penyebab utama pelemahan harga Bitcoin adalah data ekonomi terbaru. Inflasi inti di AS naik menjadi 2,9% pada bulan Juli, tertinggi sejak Februari.

Kenaikan ini mengurangi harapan bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), akan segera menurunkan suku bunga secara agresif.

Meskipun pasar masih memprediksi adanya penurunan suku bunga, sentimen para investor menjadi lebih hati-hati. Akibatnya, mereka cenderung menghindari aset berisiko seperti kripto.

Selain itu, penurunan harga juga dipercepat oleh aksi jual besar-besaran dari investor raksasa atau "whale" dan likuidasi posisi pinjaman (leverage).

Gabungan antara sentimen yang lemah, likuiditas yang menipis, dan hambatan ekonomi makro ini membuat harga Bitcoin semakin tertekan.

Analisis Teknikal: Menandakan Tekanan Jual

Secara teknis, harga Bitcoin diperdagangkan di bawah level USD 108.000, mendekati titik Bollinger Band bawah di sekitar USD 106.300. Hal ini menunjukkan bahwa pasar berada dalam kondisi jenuh jual (oversold).

Namun, fakta bahwa harga terus berada di area bawah mengindikasikan bahwa para penjual masih memegang kendali.

  • Dukungan (Support): Level dukungan terdekat adalah USD 106.300, dengan level psikologis penting di USD 100.000. Jika level ini ditembus, harga bisa jatuh ke USD 95.000 atau bahkan USD 90.000.
  • Hambatan (Resistance): Level hambatan terdekat adalah USD 113.970 (rata-rata pergerakan 20 hari). Agar harga bisa kembali naik, Bitcoin harus melewati level ini.

Mungkinkah Jatuh ke USD 75.000?

Penurunan harga Bitcoin hingga USD 75.000 akan berarti koreksi sebesar 30% dari level saat ini. Agar hal ini terjadi, dua kondisi harus terpenuhi:

  • Guncangan Ekonomi Besar: Ada kejutan dari data ekonomi, seperti inflasi yang lebih tinggi atau keputusan The Fed yang tidak terduga, yang memicu kepanikan di pasar.
  • Penembusan Level Kunci: Harga Bitcoin harus menembus level dukungan $100.000, yang bisa memicu likuidasi besar-besaran dan krisis likuiditas.

Meskipun risikonya nyata, kemungkinan penurunan drastis ke USD 75.000 dalam waktu dekat masih dianggap rendah.

Penurunan ke USD 90.000USD 95.000 dianggap lebih realistis. Penurunan ke USD 75.000 kemungkinan hanya akan terjadi jika kondisi ekonomi global memburuk dalam jangka panjang atau ada masalah besar di pasar kripto.

Apa yang Harus Diperhatikan Investor?

Pergerakan harga Bitcoin dalam waktu dekat akan sangat bergantung pada dua peristiwa penting:

  • Data Ketenagakerjaan AS (NFP): Data yang kuat bisa membebani Bitcoin, sementara data yang lemah bisa memberikan sedikit kelegaan.
  • Pertemuan The Fed (FOMC): Jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga, harga Bitcoin bisa pulih. Namun, jika ada kejutan kebijakan yang hawkish (ketat), penurunan harga bisa semakin cepat.

Untuk saat ini, para investor disarankan untuk bersiap menghadapi volatilitas tinggi di sekitar level USD 100.000. Menjaga level ini sangat penting, karena jika gagal, koreksi yang lebih dalam akan terbuka.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |