7 Cara Islami Menentukan Warna Busana Pesta yang Anggun dan Syar’i

2 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta Memilih busana pesta yang tepat adalah sebuah seni, terutama bagi muslimah yang ingin memadukan keanggunan dengan prinsip syariat Islam. Tidak hanya model dan bahan, pemilihan warna busana pesta juga memegang peranan krusial dalam menciptakan tampilan yang sopan, elegan, dan sesuai tuntunan agama. Artikel ini akan mengulas tujuh cara Islami yang bisa menjadi panduan Anda dalam menentukan warna busana pesta.

Panduan ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap muslimah dapat tampil percaya diri dan memancarkan pesona tanpa menarik perhatian yang berlebihan atau melanggar batasan syariat. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, Anda bisa menemukan keseimbangan sempurna antara gaya pribadi dan nilai-nilai Islami. Tujuannya adalah membantu muslimah memilih warna yang tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga mencerminkan kepribadian yang tawadhu dan mulia.

Berikut 7 cara Islami menentukan warna busana pesta yang anggun dan syar’i? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (8/10), simak ulasan informasinya berikut ini. 

1. Mengutamakan Warna yang Tidak Mencolok dan Menarik Perhatian Berlebihan

Dalam ajaran Islam, salah satu kaidah utama berbusana bagi wanita adalah menjaga kehormatan dan menghindari segala sesuatu yang dapat menarik perhatian lawan jenis secara tidak semestinya. Oleh karena itu, pemilihan warna busana pesta yang tidak mencolok sangat dianjurkan. Warna-warna yang terlalu terang atau neon, meskipun terlihat modern, cenderung menarik pandangan dan dapat mengurangi kesan kesederhanaan yang diajarkan dalam Islam.

Seebagaimana diketahui, pakaian yang syar'i adalah pakaian yang tidak menarik perhatian, tidak transparan, tidak ketat, dan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian orang kafir. Prinsip ini menegaskan pentingnya busana yang tidak menjadi pusat perhatian.

Sebagai alternatif, warna-warna pastel, earth tone (warna tanah), atau warna gelap yang elegan seperti marun, navy, hijau botol, atau abu-abu tua dapat menjadi pilihan yang tepat. Warna-warna ini memancarkan keanggunan tanpa harus menjadi pusat perhatian yang berlebihan. Dengan demikian, fokus utama tetap pada kepribadian dan akhlak pemakainya, bukan semata-mata pada busana yang dikenakan.

2. Memilih Warna yang Menutupi Aurat dengan Sempurna

Selain model dan bahan, warna busana juga memiliki peran vital dalam menutupi aurat secara sempurna. Warna yang terlalu terang atau bahan busana yang tipis dengan warna cerah berpotensi membuat lekuk tubuh atau bagian aurat terlihat samar-samar, meskipun secara fisik telah tertutup. Hal ini dapat mengurangi kesempurnaan hijab dan kesopanan yang ingin dicapai.

Pakaian yang syar'i harus menutupi seluruh aurat wanita, kecuali wajah dan telapak tangan, dan tidak boleh transparan atau ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh. Hal ini menekankan pentingnya busana yang tidak menerawang.

Untuk busana pesta, pastikan warna yang dipilih tidak membuat bahan terlihat transparan atau menerawang, terutama di bawah pencahayaan yang terang. Warna-warna gelap atau warna solid yang tidak terlalu terang lebih aman dalam hal ini. Jika Anda memilih warna terang, pastikan bahan busana cukup tebal atau dilapisi furing (lapisan dalam) yang memadai sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh atau warna kulit di baliknya. Ini adalah langkah penting dalam menjaga kesempurnaan hijab dan kesopanan berbusana.

3. Menghindari Warna yang Menyerupai Pakaian Laki-Laki atau Pakaian Khas Non-Muslim

Islam mengajarkan umatnya untuk tidak menyerupai lawan jenis (tasyabbuh bil rijal) dan tidak menyerupai kaum non-Muslim dalam hal-hal yang menjadi ciri khas mereka. Meskipun warna secara umum tidak memiliki batasan khusus, namun jika ada warna atau kombinasi warna yang secara spesifik menjadi identitas suatu kelompok atau gender tertentu, sebaiknya dihindari.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki." (hadits riwayat Bukhari no. 5885, Shahih Bukhari, Imam Bukhari, Abad ke-9 Masehi). Hadis ini menjadi dasar penting dalam etika berbusana.

Dalam konteks warna, hal ini lebih berkaitan dengan gaya dan kombinasi warna yang mungkin secara historis atau budaya sangat identik dengan pakaian pria atau pakaian keagamaan tertentu yang bukan Islam. Misalnya, jika ada warna seragam militer pria yang sangat khas, sebaiknya dihindari untuk busana pesta wanita. Poin ini lebih menekankan pada kehati-hatian agar tidak ada kesan peniruan yang disengaja terhadap identitas yang bertentangan dengan ajaran Islam, meskipun sebagian besar warna adalah netral gender.

4. Memilih Warna yang Memberikan Kesan Anggun dan Bersahaja

Keanggunan dalam Islam tidak diukur dari kemewahan atau kemegahan yang berlebihan, melainkan dari kesederhanaan yang memancarkan kemuliaan. Warna busana pesta yang anggun dan bersahaja akan mencerminkan kepribadian muslimah yang tawadhu (rendah hati) dan berakhlak mulia. Keindahan dalam Islam adalah keindahan yang tidak mengundang fitnah atau kesombongan.

Seperti yang disebutkan dalam hadits, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." (hadits riwayat Muslim no. 91, Shahih Muslim, Imam Muslim, Abad ke-9 Masehi). Ini menunjukkan bahwa mencari keindahan diperbolehkan, asalkan sesuai dengan batasan syariat.

Warna-warna seperti krem, cokelat muda, abu-abu, biru dongker, hijau zaitun, atau bahkan hitam yang dipadukan dengan aksen sederhana dapat memberikan kesan anggun dan bersahaja. Hindari kombinasi warna yang terlalu ramai atau kontras yang mencolok. Fokus pada harmoni warna yang menenangkan dan elegan. Sentuhan brokat atau payet yang tidak berlebihan pada warna dasar yang kalem dapat menambah kesan mewah tanpa menghilangkan kesahajaan, menjadikannya pilihan yang ideal untuk busana pesta.

5. Mempertimbangkan Kesesuaian Warna dengan Acara dan Lingkungan

Meskipun prinsip syar'i tetap menjadi prioritas utama, pemilihan warna busana juga dapat disesuaikan dengan jenis acara pesta dan lingkungan di mana pesta tersebut diadakan. Penyesuaian ini menunjukkan adab dan rasa hormat terhadap tuan rumah serta tamu lainnya, sekaligus memastikan kenyamanan pemakai.

Seorang muslimah hendaknya memperhatikan adab-adab dalam berpakaian, termasuk kesesuaian pakaian dengan tempat dan waktu. Ini menekankan pentingnya konteks dalam berbusana. Untuk pesta formal di malam hari, warna-warna gelap seperti hitam, navy, marun, atau emerald green seringkali lebih cocok dan memberikan kesan elegan. 

Sementara itu, untuk pesta siang hari atau acara yang lebih santai, warna-warna pastel atau earth tone bisa menjadi pilihan yang lebih segar. Namun, tetap ingat prinsip tidak mencolok. Penyesuaian ini bukan berarti mengorbankan prinsip syar'i, melainkan mengaplikasikannya dengan bijak dalam konteks yang berbeda, seperti memilih warna yang sedikit lebih gelap untuk menghindari efek transparan di bawah pencahayaan terang.

6. Menggunakan Warna yang Disukai Rasulullah SAW

Beberapa riwayat menyebutkan warna-warna yang disukai atau sering dikenakan oleh Rasulullah SAW, seperti putih dan hijau. Meskipun preferensi ini lebih sering dikaitkan dengan pakaian sehari-hari atau pakaian pria, tidak ada larangan bagi wanita untuk mengenakannya selama tetap memenuhi kriteria syar'i lainnya. Warna putih melambangkan kesucian dan kebersihan, sementara warna hijau sering dikaitkan dengan surga dalam Al-Qur'an.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai pakaian berwarna putih." (hadits riwayat Tirmidzi no. 2810, Sunan Tirmidzi, Imam Tirmidzi, Abad ke-9 Masehi). Dalam riwayat lain juga disebutkan, "Pakaian terbaik kalian adalah yang berwarna putih, maka pakailah ia dan kafanilah mayit kalian dengannya." (hadits riwayat Abu Dawud no. 3878, Sunan Abu Dawud, Imam Abu Dawud, Abad ke-9 Masehi).

Menggunakan warna-warna ini untuk busana pesta bisa menjadi pilihan yang baik, asalkan bahan yang digunakan tidak transparan dan modelnya tetap syar'i. Misalnya, gaun pesta putih dengan lapisan tebal atau aksen hijau yang elegan bisa menjadi pilihan. Namun, penting untuk diingat bahwa preferensi warna ini tidak mengikat secara hukum dan tidak boleh mengesampingkan prinsip-prinsip syar'i lainnya seperti tidak mencolok atau menutupi aurat dengan sempurna.

7. Memilih Warna yang Memberikan Kenyamanan dan Kepercayaan Diri

Meskipun aspek syar'i adalah yang utama, kenyamanan dan kepercayaan diri pemakai juga penting dalam berbusana. Busana yang nyaman dan membuat pemakainya merasa percaya diri akan memancarkan aura positif, selama kepercayaan diri tersebut tidak berujung pada kesombongan atau riya (pamer). Hal ini membantu muslimah berinteraksi dengan lebih baik di acara pesta.

Sebuah fatwa menyebutkan, pakaian yang baik adalah yang membuat pemakainya merasa nyaman dan tidak menimbulkan kesulitan dalam beraktivitas, selama tidak melanggar syariat. Ini menunjukkan bahwa kenyamanan juga merupakan bagian dari pertimbangan.

Pilihlah warna yang Anda rasa cocok dengan warna kulit Anda dan membuat Anda merasa baik saat mengenakannya, tanpa harus menarik perhatian berlebihan. Kepercayaan diri yang muncul dari kenyamanan dan kesesuaian busana dengan syariat akan lebih terpancar daripada kepercayaan diri yang berasal dari busana yang mencolok. Ini adalah keseimbangan antara memenuhi tuntutan agama dan kebutuhan psikologis pribadi, memastikan Anda tampil anggun dan syar'i secara holistik.

People Also Ask

1. Mengapa penting memilih warna busana pesta yang tidak mencolok dalam Islam?

Jawaban: Penting untuk menjaga kehormatan wanita dan menghindari menarik perhatian yang tidak semestinya, sejalan dengan prinsip syar'i yang diajarkan dalam Islam.

2. Bagaimana warna busana dapat membantu menutupi aurat dengan sempurna?

Jawaban: Warna gelap atau solid yang tidak terlalu terang dapat mencegah bahan terlihat transparan atau menerawang, terutama di bawah pencahayaan terang, sehingga aurat tertutup sempurna.

3. Warna apa saja yang direkomendasikan untuk busana pesta Islami yang anggun?

Jawaban: Warna-warna pastel, earth tone, atau warna gelap elegan seperti marun, navy, hijau botol, abu-abu tua, krem, dan cokelat muda sangat direkomendasikan.

4. Apakah ada warna yang disukai Rasulullah SAW yang bisa diterapkan pada busana pesta?

Jawaban: Ya, warna putih dan hijau disebutkan sebagai warna yang disukai Rasulullah SAW. Warna ini bisa digunakan asalkan bahan tidak transparan dan modelnya tetap syar'i.

5. Bagaimana cara menyeimbangkan kenyamanan dan prinsip syar'i dalam memilih warna busana pesta?

Jawaban: Pilihlah warna yang membuat Anda nyaman dan percaya diri tanpa menarik perhatian berlebihan, sesuai dengan warna kulit, dan tidak melanggar batasan syariat Islam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |