Liputan6.com, Jakarta Banjir masih menjadi ancaman rutin bagi masyarakat di berbagai daerah, terutama saat musim hujan tiba. Dampaknya bukan hanya melumpuhkan aktivitas harian, tetapi juga memicu berbagai masalah kesehatan serta kerugian materil yang besar. Seperti yang terjadi belakangan ini di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan sejumlah wilayah lainnya, ratusan rumah, sekolah, hingga pusat perbelanjaan terendam banjir, memaksa banyak aktivitas berhenti total.
Persoalan banjir di kawasan perkotaan tidak hanya disebabkan curah hujan yang tinggi. Sistem drainase yang sudah tua, minimnya ruang terbuka hijau, serta kurangnya area resapan air turut memperparah kondisi tersebut. Untuk keluar dari siklus “banjir musiman” ini, ada beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan:
1. Pengecekan dan Perawatan Berkala
Banjir kerap terjadi karena saluran tersumbat sampah atau sedimentasi yang tidak terdeteksi. Pemerintah daerah dapat mengadopsi teknologi pemantauan seperti Flood Control System berbasis sensor ketinggian air. Sistem digital ini membantu deteksi dini, memungkinkan langkah cepat dalam inspeksi, pembersihan berkala, hingga mitigasi banjir.
Dengan mengintegrasikan data sensor, cuaca, dan sistem pompa otomatis, kinerja drainase akan lebih terjaga, terutama saat hujan lebat.
2. Revitalisasi Sistem Drainase Kota
Saluran drainase yang sudah berusia puluhan tahun kerap kehilangan fungsinya karena tertutup sedimentasi atau material usang. Peremajaan sistem menjadi penting, termasuk penggunaan material pipa yang lebih tangguh dan tahan lama.
Salah satu solusi yang telah banyak diterapkan pada proyek-proyek infrastruktur perkotaan adalah Pipa Vinilon KRAH. Pipa ini terbuat dari bahan high-density polyethylene (HDPE) unggulan yang dikenal sangat kuat, lentur, dan mampu bertahan hingga 100 tahun. Struktur spiral pada bagian luar membuatnya tahan terhadap tekanan eksternal dan pergerakan tanah, sementara dinding gandanya menjadikannya kokoh tetapi tetap ringan. Pipa Vinilon KRAH sangat ideal untuk saluran air hujan, drainase, maupun aplikasi Multi Utility Tunnel (MUT) di area perkotaan.
3. Bangun Sistem Utilitas Bawah Tanah Terintegrasi (Multi Utility Tunnel)
Kota-kota besar di dunia mulai mengadopsi MUT—terowongan bawah tanah yang mengintegrasikan kabel listrik, pipa air, serat optik, hingga drainase. Sistem ini memudahkan pemeliharaan dan menyediakan jalur khusus bagi saluran air hujan sehingga tidak bercampur dengan limbah atau utilitas lain.
Untuk mendukung MUT, Pipa Vinilon KRAH menjadi pilihan karena kemampuannya menahan tekanan eksternal, korosi, dan abrasi, membuatnya cocok untuk penggunaan jangka panjang di lingkungan perkotaan.
4. Tambah Area Resapan
Ruang hijau yang berfungsi sebagai area resapan kini semakin langka. Solusi seperti taman resapan, sumur biopori, hingga paving block berpori dapat menjadi cara ramah lingkungan untuk membantu air kembali ke tanah. Bahkan, penerapannya di lingkungan perumahan atau area gedung sudah cukup memberi dampak positif.
5. Gunakan Material Infrastruktur yang Sesuai
Kesalahan memilih material infrastruktur sering menjadi penyebab kerusakan drainase. Penting memastikan pipa dan sambungan yang digunakan dirancang untuk menghadapi tekanan tinggi dan pergerakan tanah. Pipa HDPE Vinilon yang telah berstandar SNI menawarkan daya tahan terhadap cuaca ekstrem, lentur, serta tahan terhadap pergerakan tanah. Dengan perawatan minimal, pipa ini mampu mendukung sistem drainase kota dalam jangka panjang.