Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gaya hidup serba cepat, banyak orang kerap makan dengan terburu-buru demi mengejar waktu. Namun tahukah Anda, kebiasaan makan cepat bisa berdampak serius pada kesehatan tubuh?
Sejumlah studi menunjukkan bahwa makan tanpa memperhatikan kecepatan dan cara mengunyah dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga penyakit kronis.
Oleh karena itu, ketahui dampak yang mungkin terjadi jika Anda makan terlalu cepat, seperti dilansir dari Bright Side, Jumat (4/7/2025).
1. Meningkatnya Risiko Kegemukan
Makan terlalu cepat dapat menyebabkan makan berlebihan dan penambahan berat badan. Bahkan setelah makan, orang yang makan cepat mungkin masih merasa lapar karena tubuh tidak mendapatkan cukup waktu untuk memberi sinyal kenyang.
Kebiasaan ini dapat mengganggu pengendalian nafsu makan dan mengurangi peningkatan alami metabolisme yang terjadi setelah makan.
Dalam artikel opini di The New York Times, Murthy menekankan bahwa . Ia menegaskan bahwa meskipun hanya label peringatan tidak akan membuat media sosial sepenuhnya aman bagi remaja, langkah ini merupakan bagian dari upaya yang dibutuhkan.
2. Memicu Diabetes Tipe 2
Makan terlalu cepat tidak secara langsung menyebabkan diabetes tipe 2, tetapi dapat meningkatkan risikonya. Hal ini terkait dengan resistensi insulin — ketika tubuh kesulitan menggunakan insulin dengan benar — yang dapat menyebabkan diabetes seiring waktu.
Meskipun obesitas berperan besar dalam hal ini, makan cepat dapat meningkatkan risiko bahkan pada orang dengan berat badan yang sehat.
Makan terlalu cepat dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik yang lebih tinggi — sekelompok masalah kesehatan yang meningkatkan kemungkinan diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Orang yang makan cepat lebih mungkin mengalami tanda-tanda seperti lingkar pinggang yang lebih besar dan kadar kolesterol HDL (baik) yang lebih rendah, yang keduanya merupakan peringatan dini untuk masalah jantung.
4. Peradangan Lambung (Gastritis Erosif)
Makan terlalu cepat dikaitkan dengan gastritis erosif — suatu kondisi di mana peradangan secara bertahap merusak lapisan lambung, yang menyebabkan luka dangkal atau bahkan tukak yang dalam.
Dalam sebuah penelitian besar yang melibatkan 10.893 orang yang menjalani endoskopi GI bagian atas (prosedur yang menggunakan kamera kecil untuk memeriksa lambung), dokter menemukan bahwa mereka yang diidentifikasi sebagai individu yang makan cepat lebih mungkin menunjukkan tanda-tanda kondisi ini.
Satu kemungkinan penjelasannya adalah bahwa individu yang makan cepat cenderung makan berlebihan, yang menyebabkan makanan bertahan di lambung lebih lama.
Akibatnya, lapisan lambung terpapar asam lambung untuk waktu yang lama, meningkatkan risiko kerusakan.
5. Risiko Tersedak
Makan terlalu cepat juga bisa berbahaya secara fisik. Tanpa mengunyah dengan benar, potongan makanan besar bisa masuk ke tenggorokan dan menyebabkan tersedak. Ini tidak hanya terjadi pada anak-anak—orang dewasa pun rentan jika tidak berhati-hati.
6. Penyakit Jantung
Obesitas merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan bahkan meningkatkan risiko kematian. Dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan sehat, orang dengan obesitas menghadapi tekanan yang lebih besar pada jantung.
Obesitas secara langsung berkontribusi terhadap faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, diabetes tipe 2, dislipidemia, dan gangguan tidur, yang semakin membebani jantung.
7. Perut Kembung
Makan terlalu cepat dapat menyebabkan perut kembung karena menyebabkan menelan lebih banyak udara, yang meningkatkan jumlah udara yang terperangkap di saluran pencernaan, sehingga menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan.
Selain itu, jenis makanan yang sering dikonsumsi dengan cepat—seperti makanan cepat saji seperti burger, nugget, kentang goreng, dan minuman manis—dapat memiliki efek negatif lainnya pada kesehatan.