Startup Kripto Zerohash Kantongi Dana Segar Rp 1,73 Triliun, Gaet Investor Terkemuka

2 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Startup infrastruktur kripto Zerohash berhasil mendapatkan investasi sebesar USD 104 juta atau sekitar Rp 1,73 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.665).

Dikutip dari CNBC, Rabu (24/92025), pendanaan terbaru ini cukup menarik perhatian karena didukung oleh sejumlah perusahaan finansial terkemuka, dari SoFi hingga Morgan Stanley

Pendanaan Seri D ini dipimpin oleh Interactive Brokers, perusahaan automated trading berskala global. Dalam wawancara dengan CNBC, pendiri dan CEO Zerohash  Edward Woodford menuturkan, beberapa investor yang ikut serta dalam pendanaan ini juga tercatat sebagai klien perusahaan.

"Kami ingin menggandeng nama-nama terbesar dan paling terpercaya di dunia. Harapannya, mereka bisa menjadi jembatan untuk memperkenalkan teknologi baru ini," kata Woodford.

Zerohash menambahkan, dana kelolaan milik Apollo juga ikut ambil bagian dalam putaran investasi ini. Zerohash merupakan bagian dari gelombang startup kripto yang berkembang berkat iklim regulasi yang lebih mendukung di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Sejak Trump resmi menjabat tahun ini, sikap pemerintah Amerika Serikat terhadap kripto berubah cukup drastis. Pada periode sebelumnya, di bawah pengawasan Gary Gensler selaku Ketua SEC (otoritas pasar modal AS), pemerintah cenderung memandang kripto penuh dengan skeptisme. Kini, pemerintah justru lebih terbuka dan mendukung perkembangan teknologi ini.

Perubahan Sikap Pemerintah AS

Perubahan sikap pemerintah ini mendorong minat perusahaan finansial terkemuka seperti Morgan Stanley dan Bank of America untuk terlibat dalam dunia kripto.

Bahkan, CEO SoFi Anthony Noto sempat menyampaikan kepada CNBC pada April lalu bahwa ia siap menghadirkan kembali layanan trading kripto setelah adanya perubahan regulasi.

Didirikan pada tahun 2017, Zerohash fokus menyediakan layanan berbasis blockchain untuk bank dan perusahaan fintech. Ada tiga bidang utama yang mereka tawarkan, yakni trading kripto, stablecoin, dan tokenisasi. 

Woodford menambahkan, sebagian dari dana investasi akan digunakan untuk memperluas penerapan di ketiga lini bisnis tersebut, dengan menggandeng berbagai klien yang turut menanamkan modal.

Bukan Investor Biasa

Saat ini, Interactive Brokers telah bekerja sama dengan Zerohash dalam layanan trading dan kustodian kripto. Rencananya dua perusahaan ini akan menambah kolaborasi dengan meluncurkan produk stablecoin. 

Meski Woodford tidak menyebut secara jelas apakah Morgan Stanley dan SoFi sudah menjadi klien, ia memberi sinyal bahwa akan ada pengumuman resmi dalam waktu dekat. Namun, perwakilan kedua perusahaan tersebut memilih untuk tidak memberikan komentar.

"Investor yang terlibat kali ini bukanlah investor biasa,” jelas Woodford. “Bisa dipastikan akan ada beberapa pengumuman baru dari mereka dalam waktu dekat.”

Beberapa jam setelah berita ini muncul, CNBC melaporkan, Morgan Stanley melalui sebuah memo internal menyatakan sedang dalam tahap akhir untuk meluncurkan layanan trading kripto melalui divisi E-Trade, dengan dukungan dari Zerohash.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tether Perluas Kehadiran Kripto di AS

Sebelumnya, Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia sedang bersiap untuk memperluas kehadirannya di Amerika Serikat (AS). Hal ini setelah penandatanganan undang-undang (UU) kripto oleh Presiden AS Donald Trump.

CEO Tether (USDT) Paolo Ardoino menuturkan kepada Bloomberg, pihaknya sedang bersiap memperluas bisnisnya di AS menyusul pengesahan undang-undang stablecoin AS baru-baru ini. Perseroan bertujuan menyediakan produk stablecoin teregulasi yang dirancang khusus untuk pemakaian institusional, termasuk pembayaran, penyelesaian antarbank dan infrastruktur perdagangan.

"Kami sedang dalam proses membangun strategi domestik AS,” kata Ardoino," seperti dikutip dari Crypto News, Kamis (24/7/2025).

Ia menambahkan, strategi ini akan fokus pada pasar institusional AS, menyediakan stablecoin yang efisien untuk pembayaran, tetapi juga untuk penyelesaian dan perdagangan antarbank.

Perusahaan lebih memilih beroperasi secara privat karena membangun kemitraan yang teregulasi. Token utamanya USDT merupakan aset digital yang paling banyak diperdagangkan, berdasarkan volume secara global, dengan sirkulasi sebesar USD 163 miliar per Juli 2025.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |