Pasar Kripto Masih Lesu, Apa yang Akan Dorong Pemulihan?

7 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Amerika Serikat (AS) dan kripto tengah mengalami penurunan signifikan, dengan total nilai pasar saham AS menyusut sebesar USD 4 triliun hanya dalam satu hari perdagangan pada 10 Maret. 

Indeks utama Wall Street, S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones masing-masing anjlok lebih dari 2%, dengan sektor teknologi menjadi yang paling terpukul.

Pasar kripto juga tidak luput dari tekanan. Bitcoin sempat merosot sekitar 5%, sementara Ethereum turun lebih dari 10%, memperburuk tekanan likuidasi di tengah tingginya volatilitas pasar. Laporan inflasi AS yang akan dirilis pada 12 Maret dan potensi shutdown pemerintah semakin memperkeruh suasana pasar.

Investor Cari Aset yang Lebih Stabil

Menurut Fahmi Almuttaqin, analis dari Reku, gejolak ini mencerminkan upaya penyesuaian portofolio besar-besaran oleh para investor dan manajer aset. Ia menyoroti risiko stagflasi di mana pertumbuhan ekonomi melambat tetapi inflasi tetap tinggi serta kemungkinan resesi di tengah kebijakan pengetatan anggaran dan kebijakan impor dari pemerintahan Trump.

“Investor tampaknya mulai mengalokasikan dananya ke aset yang lebih defensif. Tekanan di pasar saham AS ini mungkin masih akan bertahan dalam beberapa waktu ke depan,” jelas Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (12/3/2025).

Bitcoin Sebagai Peluang di Tengah Ketidakpastian?

Di tengah koreksi Bitcoin yang sempat turun di bawah USD 80.000, beberapa investor institusi melihat ini sebagai peluang akumulasi, terutama jika Bitcoin dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

“Namun, altcoin, khususnya yang terkait dengan proyek AI dan teknologi, mungkin lebih rentan terhadap koreksi yang lebih dalam karena valuasi yang sudah terlalu optimis dan korelasinya dengan saham teknologi AS seperti Nvidia,” tambah Fahmi.

Promosi 1

Apa yang Bisa Mendorong Pasar Pulih?

Pasar memperkirakan inflasi CPI AS akan naik sekitar 0,23%, lebih rendah dibandingkan kenaikan 0,5% pada Januari. Meski begitu, inflasi tahunan AS masih berada di angka 3%, jauh dari target The Fed sebesar 2%. Jika The Fed kembali menahan suku bunga dalam pertemuan 19 Maret mendatang, pasar kripto bisa tetap berada dalam kondisi minim katalis positif.

Fahmi juga menyebut bahwa kebijakan administrasi Trump untuk melegalkan cadangan strategis Bitcoin di AS dapat meningkatkan legitimasi BTC di mata investor institusional dan negara-negara lain yang mulai mempertimbangkan langkah serupa.

“Investor yang lebih mengutamakan fundamental bisa memilih untuk berinvestasi di crypto blue chip seperti Bitcoin dan Ethereum. Sedangkan bagi trader yang ingin mengambil keuntungan dari pergerakan pasar, mereka bisa memanfaatkan fitur Futures untuk melakukan Long atau Short dengan leverage hingga 25 kali,” jelasnya.

Di tengah ketidakpastian ini, investor terus mencermati perkembangan laporan inflasi dan kebijakan fiskal AS sebagai faktor utama yang akan menentukan arah pasar ke depan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Investor Kripto Tengah di Level Ketakutan Ekstrem

Sebelumnya, pasar kripto sedang mengalami goncangan besar di Maret 2025. Menurut Crypto Fear and Greed Index (CFGI) terbaru dari alternative.me, sentimen investor turun drastis dari skor 34 pada 7 Maret menjadi 20 saat ini, yang menunjukkan kondisi "ketakutan ekstrem" di pasar.

Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (11/3/2025), Bitcoin yang merupakan aset kripto terbesar, mengalami penurunan tajam hingga di bawah Simple Moving Average (SMA) 200 hari di level USD 83.362.

Pada Senin, harga Bitcoin (BTC) sempat menyentuh titik terendah intraday di USD 78.377 per koin. Kapitalisasi pasar Bitcoin kini berada di angka USD 1,55 triliun, mencakup sekitar 60,2% dari total kapitalisasi pasar kripto global yang bernilai USD 2,61 triliun.

CFGI menunjukkan sentimen pasar kripto secara keseluruhan semakin memburuk. Tiga hari lalu, indeks ini berada di level 34, yang menandakan "ketakutan."

Namun, kini skor tersebut telah turun menjadi 20, masuk dalam kategori "ketakutan ekstrem." Ini merupakan titik terendah dalam lebih dari 12 bulan, meskipun sebelumnya sempat lebih rendah pada 27 Februari 2025 dengan skor hanya 10 dari 100.

Apa Arti Indeks Ketakutan Ini?

Crypto Fear and Greed Index digunakan untuk mengukur emosi investor di pasar kripto berdasarkan beberapa faktor, termasuk volatilitas, volume perdagangan, dan tren media sosial. Menurut alternative.me, indeks ini bekerja berdasarkan dua prinsip utama:

Ketakutan ekstrem dapat menandakan bahwa investor terlalu khawatir, yang bisa menjadi peluang untuk membeli aset dengan harga murah.

Keserakahan berlebihan biasanya terjadi saat pasar sedang naik pesat, yang sering kali diikuti oleh koreksi harga.

Menurut beberapa analis, kondisi saat ini mencerminkan volatilitas pasar daripada perubahan mendasar yang signifikan. Meskipun harga Bitcoin turun drastis, beberapa investor justru melihat ini sebagai peluang untuk membeli dengan harga lebih rendah.

Namun, di tengah meningkatnya kekhawatiran, investor disarankan untuk tetap tenang dan tidak bereaksi secara emosional terhadap pergerakan pasar yang tajam. Pasar kripto selalu bergerak dengan pola naik-turun yang ekstrem. Investor harus memiliki strategi yang matang dan tidak mudah terpengaruh oleh sentimen jangka pendek.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |